Facebook dilaporkan sedang menguji sebuah fitur baru yang memungkinkan pengguna menarik kembali pesan terkirim via Messenger. Apabila fitur ini benar-benar terealisasi, tentu akan membuat Messenger makin menarik di mata penggunanya.
Fitur ini sendiri bakal datang bukan karena Facebook sudah menjanjikannya – setidaknya itu kesan yang sekarang ini muncul – melainkan lebih dikarenakan menurut laporan Techcrunch Facebook kedapatan menghapus pesan yang dikirimkan oleh Mark Zuckerberg, sang founder. Meski sudah mengonfirmasi bahwa fitur tersebut juga akan tersedia bagi publik, namun hingga kini belum ada penjelasan teknis bagaimana cara kerjanya.
Dalam komentarnya kepada Theverge Facebook mengatakan, “Kami sudah mendiskusikan fitur ini beberapa kali. Kami akan memperluas ketersediaan fitur hapus pesan tersebut. Masih butuh waktu, dan sampai fitur tersebut dirilis, kami tidak akan lagi menghapus pesan para eksekutif. Maaf kami tidak melakukan ini lebih dini.”
Aplikasi Facebook Messenger sendiri sebenarnya sudah punya fitur yang hampir punya fungsi serupa. Namun, fitur Secret Conversation tidak bisa diterapkan hanya untuk pesan tertentu atau dipergunakan sesuka hati, karena pengguna harus mengaktifkan fitur Secret Conversation terlebih dahulu untuk bisa mempergunakannya.
Kehadiran fitur hapus pesan terkirim di Messenger sebenarnya bukan sesuatu yang mengherankan, kendati momentumnya kurang terasa “mengganjal”. Pasalnya, Facebook sudah menerapkan fitur seperti itu di aplikasi WhatsApp, portofolionya yang lain. Bahkan sudah sejak tahun lalu.
Facebook sendiri dalam beberapa pekan terakhir berada dalam sorotan menyusul skandal kebocoran data yang dilakukan oleh oknum tertentu. Akibatnya, Facebook harus menghadapi kritikan dari berbagai pihak mulai dari otoritas pemerintah hingga pemegang saham yang panik dan memilih menjual sahamnya secara masif yang berimbas pada anjloknya nilai saham. Dikutip dari BusinessInsider, saham Facebook mengalami penurunan sebesar 16% sejak skandal Cambridge Analytica.
Sumber berita Techcrunch dan gambar header Pixabay.