Startup insurtech EzyPolis hadir mencoba menawarkan kemudahan dalam proses klaim dan mendapatkan produk asuransi. Kepada DailySocial, CEO EzyPolis Ahmad Hasibuan mengungkapkan bahwa unique selling point layanannya ada pada bentuk bisnis yang ditawarkan, baik untuk B2B, B2B2C, dan B2C.
Berdiri sejak tahun 2018, EzyPolis telah menjangkau beberapa varian produk produk seperti Property Insurance, Liability Insurance, dan segera hadir asuransi kesehatan. Tersedia juga produk asuransi lainnya seperti Travel Insurance, Pet Insurance, dan akan hadir juga produk lainnya seperti Motor Vehicle dan RSA (Road Side Assistance) Insurance. Hingga saat ini Ezypolis mengklaim telah menerbitkan sekitar 750 ribu polis.
Untuk memperkuat kehadirannya, sejak 2020 EzyPolis telah menjalin kolaborasi dengan Citilink. Melalui kerja sama ini, mereka hadir untuk memberikan produk asuransi proteksi perjalanan produk baru Citilink yaitu “Royal Green”, untuk kenyamanan dan keamanan ekstra terutama di tengah masa pandemi.
“Target EzyPolis melalui kolaborasi dengan Citilink salah satunya menambah value pada keamanan, peace of mind serta mengurangi risiko ketidakpastian pada penumpang dalam pengalaman terbang domestik,” kata Ahmad.
Sebelumnya EzyPolis telah bekerja sama dengan beberapa mitra asuransi, salah satunya adalah PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) untuk produk proteksi Royal Green ini.
Pandemi dan pertumbuhan bisnis
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh lembaga riset Inventure bertajuk “Insurance Industry Outlook 2021″, sebanyak 78,7 persen dari 629 responden menganggap ancaman pandemi membuat generasi milenial semakin sadar akan kepemilikan asuransi jiwa dan kesehatan.
Hal ini menunjukkan indikator yang positif terhadap pertumbuhan asuransi untuk menciptakan “peace of mind” di berbagai lini. Pandemi merupakan salah satu katalis dalam percepatan digital transformasi dan kondisi seperti saat ini menyadarkan manusia akan banyaknya ketidakpastian serta risiko yang mungkin timbul.
Pandemi yang telah banyak menghambat pertumbuhan startup dilihat oleh EzyPolis sebagai sebuah tantangan. Dalam hal ini pandemi justru mampu meningkatkan kesadaran masyarakat umum terhadap pentingnya asuransi. Ditunjang oleh salah satu lini produk EzyPolis yaitu kargo, selama pandemi ini justru meningkat pesat karena layanan kebutuhan pengiriman barang menjadi sangat krusial.
“Digitalisasi serta automasi pada pembelian asuransi, serta literasi digital yang terus berkembang, akan memudahkan pengolahan data nasabah yang terpusat serta menciptakan Single Customer View yang tentunya akan memberikan benefit dan nilai lebih bagi nasabah EzyPolis,” tutup Ahmad.
Kompetisi pasar
Berdasarkan data yang dikutip DSInnovate dalam laporan “Insurtech Ecosystem in Indonesia Report 2021”, total gross written premiums (GWP) industri asuransi telah mencapai $20,8 miliar pada tahun 2020, bertumbuh dengan CAGR 3,9% dari 2016.
Pemain insurtech di Indonesia sendiri sudah mulai banyak, masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda. Terbaru ada Fuse yang baru membukukan pendanaan seri B, dengan mendigitalkan layanan keagenan asuransi mereka mengklaim berhasil membukukan GWP melebihi $50 juta atau setara Rp720 miliar pada 2020.
Sementara itu dengan metrik yang berbeda, PasarPolis menyebut, per Agustus 2020 mereka telah menerbitkan 70 juta polis baru setiap bulan. Adapun total polis yang berhasil dirilis pada tahun 2019 mencapai 650 juta polis di negara mereka beroperasi, yakni Indonesia, Thailand, dan Vietnam.