Dark
Light

Event Review: FOWAB #4, All About Freelance

5 mins read
December 13, 2010

Fowab #4 telah selesai dilaksanakan hari Sabtu kemarin di kafe S28, jalan Sulanjana Bandung. Acara rutin yang telah empat kali dilaksanakan ini berhasil mengumpulkan sekitar 80 lebih peserta untuk mengikuti beberapa sesi acara, dari jam 15.00 sampai dengan sekitar pukul 19.00.

Tema Fowab #4 adalah ‘All About Freelance’, dengan tema ini memang agak berbeda dengan beberapa tema yang telah dijalankan Fowab sebelumnya, Fowab #4 juga bekerja sama dengan RuangFreelance, sebuah blog yang memberikan berbagai info tentang dunia freelance.

Seperti biasa, acara FOWAB dimulai dengan sesi 10 by 10, sebuah sesi presentasi dari berbagai peserta yang mengirimkan slide mereka untuk kemudian mempresentasikan ide atau informasi dalam 10 slide dengan waktu 10 menit, ada 3 peserta yang menampilkan silde mereka, antara lain Syarif dengan tema presentasi freelancer dengan affiliate marketing dan strategi SEO.

Syarif dalam presentasinya memberikan beberapa poin untuk strateginya dalam menjalankan affiliate marketing yaitu riset, siapkan konten, membuat web, daftar affiliate dan pasang produk serta lakukan promosi. Peserta yang kedua adalah Roni yang menjelaskan pengalamannya sebagai web freelancer.

Roni menyarankan bagi para pengembang untuk fokus pada satu bidang saja dan carilah bidang yang masih sedikit pesaingnya, serta carilah topik yang sedang hangat dibicarakan untuk membuka peluang baru.

Dan presentasi terakhir dari 10 by 10 adalah Yohan dari ThinkRooms dan Rserve.me yang memberikan presentasi tentang Live With Your Skill. Yohan sharing pengalaman dia menjadi seorang freelance yang dimulainya sejak SMA, tahap atau fase dari freelancer yang bisa dijadikan contoh adalah Pekerja – Freelance – Manajer Proyek – Pemilik Bisnis – Investor.

Setelah sesi 10 by 10 selesai, presentasi dilanjutkan oleh mas Citra dari majalah Versus, yang menjelaskan tentang dunia kreatif serta posisi majalah Versus di dunia kreatif yang memberikan wadah untuk berbagai karya mulai dari fotografi, fashion, desain serta teknologi. Salah satu yang mungkin cukup dinanti adalah rilis situs remis mereka (saat ini masih beta) majalahversus.com serta versi PDF majalah mereka yang diistilahkan VDF.

Setelah jeda istirahat, sesi utama dimulai dengan menghadirkan 3 orang pembicara, yaitu Anggi Krisna, Harry J Husni Serta Bayu L Goenantyo. Ketiga pembicara ini merupakan para freelancer yang sudah cukup senior, dalam arti telah cukup lama berkecimpung di dunia freelance.

Anggi Krisna (Ruangfreelance.com dan iCreativelabs) memberikan slide presentasi yang sepertinya hampir sama dengan yang ia tampilkan di FOWAB #1, presentasi yang cukup provokatif yaitu mengajak para pekerja untuk berhenti dari pekerjaan yang selama ini mereka geluti dan memasuki dunia  freelance.

Beberapa poin penting yang disampaikan Anggi antara lain tentang beberapa cara memulai dunia freelance yaitu dengan bantuan internet, Google, email serta sarana media sosial. Satu hal penting yang harus dipersiapkan dari freelancer adalah tabungan (yang didapatkan selama bekerja). Anggi juga mengisahkan beberapa orang atau kisah sukses para freelancer dan banyaknya lahan baru yang muncul, salah satunya dengan perkembangan internet, yang merupakan peluang baru bagi para freelancer. Twitter dan sosial media lain juga kini menjadi alat yang sangat membantu dalam mengembangkan ‘karir’ di dunia freelance.

Presentasi berikutnya yaitu dari Harry J Husni (Digitalgrafis.com) yang membagi pengalaman dia tentang dunia freelance offline. Bahan presentasi yang dihadirkan cukup padat dan menarik, beberapa topik seputar perbedaan antara online freelance dengan offline freelance bisa menjadi informasi tambahan yang relevan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain, dunia offline freelancing masih membutuhkan ‘penampilan’, klien di dunia offline freelance lebih menuntut dan sangat subjektif, termasuk dari hal pakaian serta peralatan yang dipakai.

Para freelance bisa mulai memperhatikan beberapa hal ini untuk membangun tingkat kepercayaan klien, meski hal yang paling penting tentu saja keahlian. Namun pada kenyataannya klien offline masih membutuhkan kerapihan pakaian, alat presentasi yang cukup lengkap, kemampuan berbahasa yang sopan dan baik serta berbagai detail lain yang mungkin tidak terlalu dibutuhkan di dunia online freelance.

Mas Harry juga membagi beberapa saran untuk para freelancer, seperti selektif memilih klien, antisipasi pengetahuan klien yang mungkin terbatas, terutama tentang istilah teknologi, penjadwalan yang baik serta perhitungan biaya yang matang, sampai dengan peran networking sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan cakupan klien.

Presentasi ketiga dari sesi pertama acara utama yaitu dari Bayu L Goenantyo (Creativectors.com), meski tanpa slide presentasi, namun mas Bayu cukup ringkas menceritakan pengalamannya dengan dunia online freelance. Beberapa hal penting yang ia sampaikan adalah, bahwa freelance harus punya pengalaman sebagai modal awal, kemudian harus punya kemampuan manajemen waktu lalu mampu mengelola keuangan serta punya interaksi dengan freelancer lain untuk selalu update dengan perkembangan terbaru, baik di dunia freelance atau yang bersangkutan dengan proyek yang sedang dan akan dikerjakan.

Setelah presentasi selesai, kemudian sesi tanya jawab, beberapa pertanyaan muncul seputar bagaimana caranya mensiasati pemasukan, mas Harry menjelaskan bahwa freelancer bisa melakukan siasat untuk mendapatkan pemasukan (terutama di saat ‘paceklik’) bila dibutuhkan untuk memberikan order dengan tarif ‘bawah’ yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan penyelesaian. Sedangkan mas Bayu berpendapat bahwa, freelancer bisa mensiasati hal seperti ini dengan portofolio yang mereka punya, ada proyek yang tidak berbayar yang bisa dikerjakan, asalkan klien atau proyek itu bernilai dalam jangka panjang.

Setelah jeda isirahat, sesi utama kedua dimulai dengan Ollie (Kutukutubuku.com) yang melakukan presentasi yang berhubungan dengan freelance writer. Beberapa poin penting yang disampaikan Ollie adalah bagaimana ia mejalankan dunia freelance writer, yaitu memiliki passion (sebagai sumber utama tulisan), membuat outline dari bahan tulisan (bisa dengan menggunakan Mind Map), untuk memudahkan dalam proses penyusunan tulisan secara lengkap, kemudian penulis harus punya target serta jadwal yang akan menjadi pegangan dalam menjalankan proyek.

Inspirasi juga menjadi hal penting, karena bisa menjadi semacam nutrisi untuk memberikan bahan tulisan, serta bagian yang terakhir adalah networking. Satu hal yang cukup menarik yang disampaikan oleh Ollie adalah ketika ia tidak bisa lagi mengerjakan beberapa pekerjaan tulisan, maka ia bisa meng-outsource-kan pekerjaan menulisnya, ini berhubungan juga dengan fase dari freelance writer yang terdiri dari Portofolio – OutSource – Branding – Entrepreneur. Freelance bisa mejadi titik awal bagi mereka yang tertarik untuk menjadi pengusaha.

Dan sesi presentasi terakhir dilakukan oleh Chandra Marsono yang menampilkan slide yang erat kaitannya dengan persoalan perencanaan keuangan. Bagi saya, presentasi terakhir ini adalah yang paling menarik, kerena freelance sering kali diidentikkan dengan ketidakpastian, terutama tentang masalah pemasukan (gaji) maka perencanaan keuangan adalah hal mutlak yang harus dimiliki.

Persiapan tentang dana pensiun dan asuransi juga perlu diperhitungkan oleh para freelance, salah satu caranya yaitu dengan mengubah mindset dari freelance individual menjadi freelance sebagai wadah usaha, dimana ada sistem penggajian serta pos-pos biaya yang lengkap. Pengelolaan pemasukan harus diatur dan dikelola, mana pos pengeluaran, mana pos gaji serta mana dana yang bisa digunakan sebagai investasi.

Setelah sesi diskusi utama kedua berakhir, Yohan dan Reza mempresentasikan dan memperkenalkan tentang HackersapceBDG, untuk yang ingin membaca beberapa artikel tentang HackerspaceBDG ini di DailySocial, Anda bisa melihat di tautan ini dan ini.

Acara kemudian ditutup dengan pengumuman lowongan kerja, yang dilakukan tanpa sesi khusus karena keterbatasan waktu, beberapa startup mengumukan juga kebutuhan mereka akan developer lewat Twitter dengan tagar Fowab#4. Acara akhirnya ditutup dan selesai, sesi foto pun menjadi penutup gelaran FOWAB #4.

Seperti yang telah disebutkan diatas, acara Fowab kali ini memang lebih menekankan pada sisi freelance serta seluk beluk dalam menjalaninya, dan tidak terlalu menyinggung area tema startup secara detail, meski beberapa freelancer yang menjadi pembicara juga kini memiliki startup masing-masing, baik itu berbentuk studio atau startup berbasis web, dan beberapa dari mereka juga memiliki proyek yang berhubungan dengan dunia startup.

Para peserta yang hadir juga tampak berbeda dari Fowab sebelumnya, saya sempat melihat daftar hadir, beberapa peserta berlatarbelakang penulis, manajer media sosial, mahasiswa, para freelancer sendiri serta tentu saja para pengembang web hadir di acara ini, meski demikian, segmen peserta baru yang hampir selalu bertambah pada setiap acara FOWAB, termasuk FOWAB #4 ini bisa menambah cakupan yang lebih luas lagi dari komunatas web yang berdomisili di Bandung.

Sukses terus buat FOWAB dan kita tunggu tema serta acara mereka selanjutnya tahun depan. Acara kemarin juga sempat disediakan fasilitas radio streaming, yang menurut panitia, rencananya rekaman akan disediakan di situs Fowab.org. Untuk Anda yang penasaran melihat slide presentasi para pembicara, Anda bisa dilihat di tautan ini.

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

2 Comments

  1. paragraf terakhir, ……rencananya rekaman akan disediakan di situs Fowab.org (hyperlinknya mistype, pas di klik larinya ke fowan.org)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Gathering Gamedevid 2010 di Bandung

Next Story

Lapar.com sajikan diskon harian khusus pecinta kuliner Jakarta dan Bandung

Latest from Blog

Don't Miss

Review Vivo V40 Lite 4G, Paling Murah Tetap Premium

Review Vivo V40 Lite 4G, Paling Murah Tetap Premium

Smartphone Vivo V40 Series terbaru yang masuk Indonesia ada tiga
Setup-Ngonten-Sennheiser-MKE-400-Mobile-Kit-9

Review Sennheiser MKE 400 Mobile Kit, Mikrofon Shotgun Sultan Tahan Lama

Saat ini, pilihan alat untuk membuat konten termasuk mikrofon sangat