Tanggal 18 Januari kemarin, Jakarta Founder Institute (JKFI) mengadakan program open session yang diadakan di Binus. Acara ini adalah bagian dari program JKFI, yang merupakan pre-seed incubator program yang dijalankan selama 4 bulan, para peserta akan mengikuti program kusus ini dengan kurikulum yang dibutuhkan dalam membangun dan membangun startup, latihan, proses umpan balik serta tentunya jaringan dan bimbingan dari para mentor yang berpengalaman baik lokal dan international.
JKFI sendiri saat masih berjalan dan sekarang ada 8 startup serta 13 founder yang bertahan, antara lain Stilomo, iFetcha, Patungan, Mitra Micro, Fokado, Socentix, Eductory, dan Aibilities (dulu bernama andTechnology pemenang SparxUp Awards 2011).
Seperti yang dikatakan oleh Novistiar Rustandi, Director dari Jakarta Founder Institute via email bahwa acara Graduation Day atau demo day akan diadakan pada tanggal 9 Februari 2012 sedangkan untuk kelas berikutnya akan dimulai tanggal 24 Mei 2012 dimana pendaftaran akan dibuka bulan Februari ini.
Acara open session yang dihadiri oleh para siswa JKFI dan peserta umum ini menghadirkan 4 pembicara, Weihan Liu dulu di Nokia Venture, kini mengembangkan startup di bidang game, Andy Jobs – Chief Marketing Office Nexian, Eric Meyer dari Esia serta telekonferensi via Skype dengan Gabe Zicherman – Gamification.co (pada akhir acara Izak Jenie dari Nexian ikut bergabung dalam sesi tanya jawab). Saya berkesempatan untuk melihat dan mendengarkan presentasi dari para pembicara namun sayangnya tidak sempat mengikuti telekonferensi karena harus mengejar travel kembali ke Bandung. 🙂
Open session kemarin mengambil tema Marketing dan Sales, meski presentasi yang diberikan menjelaskan secara cukup lengkap tentang langkah-langkah sales dan marketing, saya sendiri berbendapat bahwa bagi startup hal inti yang bisa diambil dari acara kemarin adalah tentang fokus, riset, analisis dan eksekusi.
Program marketing sejatinya memang disusun secara lengkap, pemasaran bukan hanya penjualan, penentuan harga dan promosi, pemasaran adalah kesatuan lengkap dari itu semua, dan salah satu bagian terpenting dari kegiatan pemasaran adalah tentang mengukur hasil kinerja.
Weihan Liu, salah satu pembicara di acara kemarin menjelaskan bahwa salah satu bagian penting dari pemasaran yang dibutuhkan startup adalah metrics. Weihan mencontohkan salah satu metode dari Dave McClure, AARRR!!! Dalam metode ini setidaknya ada 5 hal yang harus diperhatikan bagi startup yang ada hubungannya dengan konsumen mereka. Acquisition, Activation, Retention, Referral, Revenue.
Dari 5 tahap tersebut, haruslah diperhatikan ukuran dari masing-masing tahap, misalnya untuk pada tahap akuisisi pengguna, bagaimana perlaku mereka harus diukur, berapa lama mereka bertahan di situs, dari mana mereka datang lalu selanjutnya apakah mereka melakukan registrasi, apakah mereka senang berkunjung ke situs, dan lain-lain.
Pengukuran juga tergantung dari bisnis yang dijalankan startup serta tahap dari pertumbuhan startup itu sendiri, namun pengukuran harus tetap dilakukan setiap saat.
Selain itu Weihan juga menjelasan bahwa selain unsur matematika, perhitungan, pengukuran atau angka, ada pula faktor non-matematis, yaitu menemukan value dan passion dari perusahaan. Contoh yang diberikan adalah, pidato alm. Steve Jobs tentang bagaimana value dan passion dari perusahaan Apple.
Presentasi menarik hadir dari Andy Jobs, apapun tentang Nexian sepertinya selalu menarik, apalagi soal branding dan pemasaran. Dimulai dengan presentasi tentang jargon dari branding, yang harus punya ciri khusus, harus bercerita dan harus menghantarkan pesan dari produk atau brand, Andy juga menggunakan contoh kasus Nexian, terutama Nexian She yang dilengkapi kristal Swarovski dengan bintang iklan Maudy K.
Beliau menjelaskan tentang bagaimana pemilihan bintang iklan, program offline, iklan di below the line maupun above the line, semua diselaraskan atas satu pesan yang bertuju pada branding yang sama.
Hal bisa dipelajari adalah fokus, bahwa pesan harusnya sangat tepat sasaran, startup tentu harus bersaing dengan berbagai perusahaan yang sudah ada sebelumnya, apalagi kalau layanannya mirip atau bermain di segmen yang sama, maka penyampaian pesan yang tepat, sederhana namun mudah dimengerti menjadi sangat penting, jadi pengguna/konsumen bisa secara jelas melihat merek dan atau keterkaitannya dengan layanan yang ditawarkan oleh startup begitu juga sebaliknya, layanan dan merek dari startup.
Beberapa presentasi menarik lain (saya sertakan dalam foto di bawah artikel) adalah tentang menjadi follower. Nexian pada awalnya menjadi ‘pengikut’ dan pendatang baru dibandingkan dengan berbagai merek yang telah dulu lama hadir, namun dengan pergerakannya yang masif serta lincah, kini Nexian menjadi salah satu pemain utama di industri mobile tanah air.
Kelincahan adalah salah satu kelebihan yang dimiliki startup, hal ini harus dimanfaatkan secara maksimal dan jeli. Selain itu, menemukan partner yang tepat juga bisa membantuk membawa brand melesat, tidak hanya ketika pergerakan awal startup namun tentunya termasuk setelah berkembang. Kelincahan dikombinasikan dengan membuat sesuatu di atas rata-rata akan meningkatkan posisi startup dalam tingkat persaingan yang ada.
Presentasi terakhir hadir dari Eric Meyer dari Esia. Esia juga menjadi salah satu brand yang melejit di industri mobile tanah air. Eric menjelaskan tentang positioning, salah satu elemen dari pemasaran yang juga penting, bukan hanya bagi perusahaan mapan, terutama juga bagi startup.
Sebagai perusahaan baru, tentu menentukan dimana posisi startup dalam benak dan kehidupan konsumen menjadi hal utama, apalagi tingkat persaingan yang sudah tinggi, banyaknya pilihan bagi konsumen, banyaknya media yang bisa menjadi sarana mencari informasi konsumen serta konsumen sendiri yang semakin cerdas.
Para founder atau pemilik merek harus membuat statement awal tentang merek mereka, siapa target konsumennya, apa yang ditawarkan serta alasan apa yang dimiliki konsumen untuk menggunakan layanan yang ditawarkan.
Riset juga menjadi penting dalam positioning, untuk layanan yang berfokus pada konsumen, ada banyak data yang bisa digali dan didapatkan dari konsumen baik tentang apa yang dibutuhkan konsumen maupun keterikatannya dengan merek, analisis SWOT juga bisa diterapkan untuk mendapatkan informasi sebagai bahan eksekusi.
Seperti yang ada dalam presentasinya, Eric Meyer mengatakan bahwa dengan melakukan riset konsumen maka dapat membantu untuk menemukan segmen pasar dan ceruk, mengerti kebutuhan konsumen, temukan tren baru, dll (lihat gambar).
Pertanyaan mungkin muncul, bagaimana melakukan riset, bukankah itu mahal, apakah startup bisa membiayainya? Saya pernah menuliskan tentang tema riset di DailySocial, itu mungkin bisa membantu, Anda bisa membacanya di sini dan di sini. Namun pada dasarnya dengan kemajuan internet riset sepertinya kini lebih memungkinkan untuk dilakukan dan biayanya bisa ditekan.
Dalam kehidupan startup, pivot atau melakukan perubahan arahan menjadi hal yang cukup lumrah, Eric juga mengemukakan beberapa poin kapan repositioning brand bisa dilakukan: Untuk meningkatkan level kompetitif, memperpanjang daur hidup produk, menyegarkan image merek, serta untuk memasuki segmen pasar baru.
Positioning juga harus selalu dicek, apakah masih relevan, up-to-date dengan tren konsumen serta perilaku mereka atau sudah harus di-repositioning.
Hal menarik dari presentasi kemarin adalah tentang eksekusi, Andy Jobs dalam presentasinya menyebutkan bahwa ritel, eksekusi di market adalah penting, dan bagi produk yang acuan akhirnya adalah penjualan, lakunya barang adalah yang utama. Ide tentang merek haruslah terkoneksi dengan pasar lokal yang diterjemahkan pada kampanye dan aktivitas lokal.
Bagi startup ini berarti memfokuskan diri pada layanan yang memang dibutuhkan konsumen, memecahkan masalah konsumen, sesuai dengan market yang ada. Dan seperti yang disebutkan di awal tulisan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan startup antar lain adalah fokus, riset, analisis dan tentunya (bisa jadi yang terpenting) adalah eksekusi.
Disclosure: DailySocial adalah media partner program Jakarta Founder Institute.
nice