Jargon tentang “mati surinya” musik Indonesia hingga kini masih sering terdengar, dan yang sering menjadi kambing hitam adalah isu pembajakan karya. Namun lesunya pasar musik tersebut tak serta merta membuat para pelaku di dalamnya berpangku tangan. Di tengah kencangnya laju perkembangan teknologi, Euforia Music Ecosystem hadir sebagai bentuk kerja sama antara Cloud Kilat dan Endank Soekamti. Insiatif tersebut memiliki visi merevolusi ekosistem musik Indonesia melalui pendekatan digital.
“Cita-citanya [Euforia] adalah merevolusi industri musik Indonesia. Revolusi itu bisa dibangun bila bersama-sama [komunitas-komunitas musik yang bergabung dalam satu ekosistem]. Yang mendasari ini adalah keinginan akan sebuah perubahan di industri musik Tanah Air,” ujar Erix Soekamti dari grup band Endank Soekamti.
Dalam Video Blog miliknya, Erix juga menggambarkan dengan singkat bahwa nantinya Euforia ini diharapkan akan menjadi wadah berkumpulnya pelaku industri musik Indonesia, mulai dari musisi, record label, media, event organizer, hingga investor.
Cara kerjanya secara sederhana Euforia akan menjadi infrastruktur dalam merevolusi industri musik dengan tujuan mengangkat mental “Merdeka Dalam Berkarya, Mandiri Dalam Bekerja”. Nantinya komunitas musik dapat memanfaatkan Euforia untuk mendukung kegiatan online maupun offline. Seperti promosi, distribusi album, hingga komunikasi dengan label rekaman.
“Produk utamanya adalah si artisnya sendiri, bagaimana mereka bisa berkembang [dengan memberdayakan Euforia]. […] Ini adalah langkah kecil buat kami untuk revolusi industri [musik],” ungkap General Manager Infinys System Indonesia Dondy Bappedyanto.
Erix menambahkan bahwa kerja sama yang terjalin merupakan kemitraan yang saling melengkapi. Infinys System Indonesia berperan sebagai penyedia infrastruktur [CloudKilat] dan lengkap dengan pengalamannya di bidang teknologi, sedangkan Endank Soekamti akan membawa pengalamannya di industri musik dan mengoptimalkan jaringan komunitas yang dimiliki.
Gaung mati surinya industri musik Indonesia merupakan salah satu bentuk dari kegelisahan para pelaku industri musik sejak beberapa tahun silam. Maraknya pembajakan dan laju pertumbuhan teknologi digital yang belum mampu dioptimasi industri pun semakin memperparah lesunya industri musik Tanah Air.
Belum lagi kondisi “Jakarta-Centric” yang juga berimbas pada industri musik Tanah Air. Sentralisasi tersebut membuat musisi daerah sering kali tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk dapat terbang tinggi lewat karya yang dihasilkannya.
Euforia direncanakan resmi meluncur pada 16 Januari 2016 ini. Di awal peluncurannya, menurut Erix, fokus utamanya ialah untuk memperkenalkan platform Euforia itu sendiri dengan menyuarakan moto “Do It Together”.