Dark
Light

Euforia Music Ecosystem Resmi Meluncur

1 min read
January 18, 2016

Euforia Music Ecosystem (Euforia) yang sempat kami bahas beberapa waktu silam, per tanggal 16 Januari 2016 kemarin telah resmi mengudara. Layanan yang hadir atas kerja sama band Endank Soekamti dan Infinys System Indonesia ini memiliki visi untuk merevolusi industri musik Indonesia dengan pendekatan digital. Di awal kehadirannya, Euforia ingin mengajak sebanyak mungkin pelaku-pelaku industri musik Indonesia untuk bergabung dan melakukan gerakan perubahan.

“Tidak ada perayaan, tidak ada launching, tidak ada hal-hal resmi atau formal untuk memulai pergerakan ini [revolusi musik Indonesia lewat Euforia], karena pergerakan ini akan kita mulai melalui apa yang kita punya, apa yang kita bisa,” ujar Erix Soekamti dari grup band Endank Soekamti  dalam video hariannya.

Sederhananya, Euforia berupaya untuk menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan oleh para pelaku-pelaku industri musik dalam ekosistem industri musik Indonesia. Mulai dari fungsi produksi, distribusi, promosi, ruang apresiasi, komunitas, dan support. Elemen-elemen tersebut lah yang coba ditonjolkan oleh Euforia melalui pendekatan digital, baik secara online maupun offline.

Saat ini tersedia lima kotak kategori yang dapat dipilih oleh para pelaku industri musik yang ingin bergabung dalam platform Euforia. Lima kategori tersebut adalah Music untuk para musisi, Store untuk pihak yang ingin berkontribusi melalui penjualan karya musisi, Promotion untuk pihak media, Sponsor, dan Video/Photography untuk para video dan fotografi enthusiast.

Nantinya, pihak yang menyatakan ingin bergabung pun akan diberikan misi yang berbeda sesuai dengan peran masing-masing. Misi tersebut baru akan diberikan setelah pihak-pihak yang bersangkutan mengisi identitas pribadi.

“Di sini intinya, sebuah band harus bergerak untuk mempromosikan apa yang dia buat dan mengelola komunitas yang ada. […] Dalam sebulan ini kami akan mendata semua volunteer atau para penggerak yang ikut dalam menggerakan movement yang kita [pelaku industri musik] bangun bersama ini di Euforia Music Ecosystem. Dari situ akan kami mapping semuanya, lalu website ini akan berevolusi menjadi Euforia yang benar-benar menjadi sebuah infrastruktur yang bisa dipakai bersama,” ujar Erix.

Erix juga menyadari adanya peluang layanan Euforia dapat ditiru dengan mudah oleh pihak lain, apalagi yang memiliki modal besar. Pun demikian, Erix tetap optimis ada nilai yang tidak bisa sembarangan ditiru oleh mereka, yakni menggerakan kesadaran secara besar-besaran untuk membuat sebuah perubahan di industri musik Indonesia.

Erix mengatakan, “Ini adalah ekosistem musik kita [pelaku industri musik]. Mari kita mulai revolusi musik Indonesia dengan apa yang kita bisa, dengan apa yang kita punya.”

“Bayangkan bila ini terjadi. Kita [pelaku industri musik Indonesia] akan punya banyak aset, rekanan untuk promosi, toko-toko untuk distribusi, kreator, dan komunitas. Kita akan sangat powerful. Kita akan sangat sangat seksi. Kita bisa bergerak mandiri. Mandiri dalam bekerja, merdeka dalam berkarya,” tandasnya.

Proyek Helion dari INSITEK kembangkan balon pembawa konektivitas / Shutterstock
Previous Story

Mengenal INSITEK, Startup Lokal Pengembang Proyek Helion

Next Story

Microsoft Berencana Boyong Aplikasi Word Flow ke iOS?

Latest from Blog

Don't Miss

CloudKilat Rilis Kilat Iron, Teknologi Container Berbentuk PaaS

Penyedia layanan komputasi awan lokal CloudKilat yang berada di bawah

DScussion #43: Endank Soekamti dan Euforia.id

DScussion kali ini mewawancarai Erix dari grup musik Endank Soekamti.