Kami mempelajari bahwa operator dari Uni Emirat Arab, Etisalat, berencana untuk menjual seluruh sahamnya di XL Axiata (EXCL). Seperti dikutip dari Reuters, Etisalat yang memiliki 13.29% saham XL akan menjual sahamnya tahun ini untuk memperoleh dana segar $600-$700 juta. Ketidakcocokannya dengan Axiata Group sebagai pengendali utama disinyalir sebagai alasan penjualan ini. Jika ini benar-benar terjadi, maka ini adalah kali kedua Etisalat melakukan hal serupa di regional Asia setelah menjual seluruh saham di joint venture-nya di India.
Berdasarkan sumber yang tidak mau disebutkan namanya, pihak Etisalat merasa tidak diperlakukan sebagaimana mestinya oleh manajemen baru Axiata Group yang berasal dari Malaysia ini. Selama beberapa tahun terakhir nampaknya belum ditemukan cara terbaik untuk bekerja sama antara keduanya. Etisalat membeli saham tersebut di tahun 2007 senilai $440 juta. Ini artinya dalam lima tahun investasi di XL, Etisalat bakal meraup untung sekitar 40-60%.
Saya cukup setuju pendapat analis yang dikutip oleh Reuters, bahwa pasar Indonesia sudah mulai memasuki masa jenuh dan pertumbuhannya makin menurun seiring dengan semakin besarnya penetrasi telepon seluler di negara ini. Diprediksikan tahun 2012 ini pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia tidak akan sampai dua digit (di bawah 10%). Ini bisa jadi termasuk faktor pendukung Etisalat untuk keluar dari pasar Indonesia dan berinvestasi di negara lain.
Disebutkan bahwa Etisalat sudah menunjuk JP Morgan dan Morgan Stanley untuk mengurusi penjualan ini, meskipun baik JP Morgan maupun Morgan Stanley masih menolak berkomentar. XL Axiata sendiri saat ini memiliki kapitalisasi pasar senilai $4.3 miliar dan mencatatkan laba bersih sepanjang 2011 senilai Rp 2.8 Triliun. Di tahun 2012 ini XL akan fokus untuk penambahan pelanggan layanan data yang memang terus meningkat beberapa tahun terakhir.