Ketika Samsung meluncurkan seri smartphone lipat terbaru mereka (Galaxy Z Fold3 dan Z Flip3), salah satu visi yang dipercaya sedang diemban pabrikan asal Korea Selatan oleh banyak penikmat gadget adalah, Samsung sedang ingin mempopulerkan smartphone lipat ke banyak konsumen.
Beberapa tanda yang mendukung pendapat ini adalah, tidak ada perangkat generasi terbaru Seri Note di tahun ini serta harga jual paling dasar yang lebih mudah dari seri Fold Samsung sebelumnya. Selain dua hal ini, spesifikasi serta fitur baru yang disematkan di Z Fold3 dan Z Flip3 juga memberikan kesan bahwa dua perangkat ini adalah bukan hanya perangkat lipat terbaik yang ingin Samsung hadirkan, tetapi juga seri perangkat paling tinggi di jajaran perangkat smartphone Samsung, di atas Seri S dan seri Note.
Salah satu ‘bahan jualan’ dari seri Galaxy Z Fold3 adalah tentang bagaimana perangkat ini jadi perangkat superior untuk kegiatan yang menyangkut multitasking. Baik produktivitas atau bisa juga untuk hiburan/leisure. Kalau biasanya ketika seri S rilis Samsung banyak mengadakan kegiatan untuk mengenalkan kemampuan fotografi perangkat, untuk seri Fold tentu saja kegiatan akan merujuk pada penggunaan perangkat untuk produktivitas. Karena fitur multitasking akan banyak digunakan di aktivitas ini.
Dari sisi spesifikasi, Galaxy Z Fold3 bisa dibilang membawa berbagai fitur mumpuni misalnya: Prosesor yaitu Snapdragon 888 Ram 18GB dan peyimpanan internal 256GB atau 512Gb. Layar luar AMOLED 2268 x 832 piksel dan refresh rate 120Hz, layar dalam AMOLED 7,6 inci dengan resolusi 2208 x 1768 pixel dan refresh rate 120 Hz. Kamera tersembunyi untuk di layar dalam. Dukungan atas S Pen Pro dan S Pen. Anti air IPX8. 10MP selfie camera, 4MP under display camera, triple rear camera 12MP ultra wide, 12MP wide angle dan 12MP telephoto.
Dari fiturnya ini saja, di atas kertas, perangkat tentunya bisa diharapkan mampu melibas berbagai aktivitas power user, seperti produktivitas. Multitasking, processing activity, berpindah aplikasi secara cepat dan juga dukungan fasilitas tambahan, seperti stylus misalnya.
Lalu seperti apa proses multitasking yang bisa dianggap mewakili sebagian fitur di Z Fold3? Untuk hal ini, Samsung mengadakan acara workshop “Unfold the New Trend of Productivity” untuk memberikan gambaran pada awak media yang diundang seperti apa aktivitas nyata kekinian yang berhubungan dengan multitasking dan produktivitas dengan perangkat Z Fold3 5G.
Di acara ini dihadirkan 3 pembicara, dari Samsung yaitu Taufiq Furqan, Product Marketing Manager Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia. Lalu dua lagi adalah Putera Dwi Karunia – founder Brodo dan Dinda Puspitasari – ilustrator.
Untuk Putera (Uta) sendiri, perangkat Z Fold3 membantu dalam menjalankan usahanya serta mengatur banyak hal di mana saja dengan lebih efisien. Semacam laptop tapi dalam bentuk yang lebih kecil.
Ia mengatakan bahwa perangkat ini bisa menjadi 3 perangkat sekaligus.
“Pertama, pas masih tertutup, dia bisa dipakai sebagai smartphone biasa untuk penggunaan yang singkat seperti chatting dan browsing. Kedua, saat terbuka, ia otomatis jadi seperti tablet karena layar utamanya yang memang lapang. Ini enak banget untuk buka dokumen, presentasi, sampai spreadsheet bahkan dalam waktu yang lama, experiencenya nggak bisa saya dapetin di smartphone biasa. Ketiga, Samsung Galaxy Z Fold3 5G ini juga membuat multi-tasking semakin mudah dengan fitur multi-windownya. Pokoknya versatile banget dan sangat memudahkan saya untuk beralih dari satu urusan bisnis ke keperluan lainnya sesuai kebutuhan”.
Beberapa hal yang menjadikan Z Fold3 unggul sebagai perangkat adalah:
Multi windows yang digunakan Uta untuk memerika presentasi sambil mencatat poin penting di tengah panggilan video dengan tim Brodo. Multitasking seperti mengunggah file ke layanan cloud sambil membaca email dan melihat konten media sosial Brodo. Atau fitur 120Hz untuk kenyaman menjelajah konten seperti berita, riset pasar atau laporan internal.
Selain itu fitur App Pairs juga memantu Uta dalam mengakses kombinasi dari berbagai aplikasi favorit secara cepat. Misalnya mengkombinasikan Power Point dengan Samsung Notes dan Calculator. Atau kombinasi antara Youtube, Samsung Notes dan Document.
Lalu ada pula fitur Drag and Split yang membantu dalam mengakses link dari rekan kerja melalui layanan pesan tanpa perlu mengecilkan jendela aplikasi pesan.
Sedangkan kegiatan produktivitas lain yang juga ingin ditonjolkan adalah yang berhubungan dengan artwork atau kegiatan seni dan desain. Salah satunya tentu saja karena Z Fold3 adalah perangkat seri Fold pertama yang mendukung S Pen.
Narasumber untuk menceritakan pengalaman menggunakan Z Fold3 adalah Dinda Puspitasari yang merupakan fashion ilustrator.
Skema penggunaan yang dilakukan Dinda antara lain adalah menggunakan perangkat ini untuk mengumpulkan inspirasi lewat fitur multi windows. Bisa melakukan beberapa kegiatan secara langsung seperti menjelajah Pinterest, menonton Youtube dan mencatat atau membuat sketsa kasar.
Fitur-fitur yang menurut Dinda menarik di perangkat ini antara lain berfungsi sebagai Workstation, membuat draft pertama dari karyanya dengan S Pen lalu membagikannya via fitur Shared Notebooks ke tim.
Fitur lainnya adalah kemudahan men-convert artwork yang dibuat ke bentuk PSD dengan resolusi tinggi. Lalau kombinasi antara S Pen dan layar utama yang responsif memudahkan dan memberikan kenyamanan ketika sketching, layaknya menggambar menggunakan pensil dan kertas.
Fitur Flex Mode juga menjadi andalan Dinda karena bisa mengatur sudut lipatan dari Galaxy Z Fold3 5G, berguna untuk mengikuti konferensi video dengan nyaman dan bisa bebas mengambil alat gambar atau referensi karya untuk menunjang penjelasannya.
—
Sebagai pengguna Note 10 Plus, saya cukup mengerti seperti apa power user itu dan seperti apa keseruan yang terjadi ketika ada perangkat yang memang bisa mendukung kegiatan sebagai power user. Untuk urusan produktivitas memang diperlukan perangkat yang mendukung. Bukan berarti perangkat non stylus tidak bisa digunakan sebagai produktivitas tetapi ada beberapa kelebihan yang bisa dihadirkan oleh perangkat smartphone dengan dukungan stylus.
Dan, tentunya memang mindset itu yang saya tangkap dari kehadiran Samsung Galaxy Z Fold3 5G. Sempat mencoba experience walau hanya sebentar, perangkat ini memang cocok kalau dijadikan sebagai perangkat pengganti tablet atau laptop. Terutama adalah dukungan S Pen yang baru pertama kali hadir di seri Fold.
Terasa berat memang Z Fold3 tetapi tidak seberat yang saya kira, masih cukup oke dan nyaman untuk digunakan rutin. Kombinasi windows split-nya memang menarik. Berhubungan saat acara sedang berlangsung turnamen international Dota2, maka saya mencoba memposisikan sebagai pelatih tim esports. Yang mencoba menonton pertandingan sambil mencatat atau menganalisis via Samsung Notes dan S Pen. Fungsinya memang bisa berguna untuk para power user.
Di sisi desain, kesan pertama perangkat ini memang sudah cukup premium. Unit berwarna Phantom Silver yang saya coba tidak hanya memberikan kesan mewah tetapi juga tangguh.
Menarik tentunya melihat strategi Samsung dengan tidak merilis Note terbaru tahun ini dan malah menambahkan S Pen di seri Z Fold. Dorongan untuk menambah pengguna Fold memang bisa jadi salah satu sarana Samsung menjadi pemimpin di segmen ini. Tidak banyak pabrikan lain yang membuat perangkat lipat yang sudah beberapa seri seperti Samsung.
Dan kampanye akan penggunaan perangkat untuk kegiatan produktivitas dan multitasking adalah cara paling masuk akal untuk mengenalkan Galaxy Z Fold3 5G.