Sistem tender elektronik karya startup Makassar Eproc baru saja diluncurkan. Layanan ini akan menjalankan fungsinya untuk membantu perusahaan (terutama UKM) dalam menyediakan layanan e-procurement atau mengadakan tender, termasuk membantu masyarakat menemukan sebuah tender proyek. Eproc didesain untuk mempertemukan antara penyedia dan pekerja tender, di semua lini industri.
Tepat di hari perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-70 lalu, Eproc resmi diluncurkan setelah 11 bulan dikembangkan. Di tahap awal, tim Eproc sedang memperkaya konten dengan mengumpulkan data tender LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) yang ada di Indonesia untuk dimasukkan ke dalam situs.
Terkait potensi layanan ini, yang ditargetkan untuk pasar UKM, Co-Founder Eproc Pyand Saputra mengatakan:
“Ke depan semua transaksi akan dituntut untuk lebih transparan dan terpusat. Setelah e-commerce berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia dalam hal jualan online, ke depan saya ingin menarik perhatian masyarakat dengan menawarkan aplikasi yang dapat mendampingi mereka untuk melakukan tender dengan mudah yang nyaman.”
Proses monetisasi layanan berbasis premium dan layanan iklan ke depannya akan dipertimbangkan, namun saat ini tim belum fokus ke hal tersebut, Pyand mengaku saat ini masih memfokuskan diri pada pertumbuhan pengguna. Harapannya Eproc akan lebih mudah menemukan proses bisnis yang pas setelah memiliki banyak pengguna.
Eproc mendapatkan pendanaan awal dari Docotel Teknologi yang merupakan bagian Indonusa. Indonusa adalah investor pertama yang mengucurkan dana ke Tokopedia tahun 2009 silam.
Pyand menceritakan pendanaan ini didapat karena dirinya cukup aktif di berbagai acara teknologi di Makassar sehingga dipertemukan dengan CEO Docotel Teknologi Nico Amon dan berdiskusi banyak terkait potensi bisnis yang dapat dikembangkan dari Makassar. Pertemuan dengan Nico ini juga menjadi salah satu cikal-bakal berdirinya Eproc.
Pyand dan timnya yakin solusinya ini akan berkembang, terlebih beberapa tim inti memang memiliki latar belakang khusus di dunia pertenderan.
“Kami ingin membawa Eproc sebagai sistem tender elektronik terkemuka di Asia untuk mengharumkan nama Indonesia. Kami yakin dengan populasi Indonesia semua produk bisa digunakan masyarakat banyak, asalkan kita bisa fokus dan memberikan apa yang masyarakat butuhkan, bukan yang mereka mau,” pungkas Pyand memaparkan visinya.