Masih ingat dengan perusahaan bernama Enervolution (ENVO)? Pada artikel akhir tahun lalu, saya sempat menuliskan tentang Enervolution atau ENVO disebutkan bahwa perusahaan ini berfokus pada pengembangan aplikasi untuk iOS. Envo bisa jadi lebih dikenal sebelumnya oleh produk pertama mereka Evolitera yang merupakan layanan buku digital dan pernah juga beberapa kali dibahas di DailySocial. Kali ini saya berbincang santai via email dengan Eduardus Christmas, Founder, CEO, & Chief Innovation Officer dari PT. Enervolution (ENVO) tentang beberapa produk aplikasi iOS dari Envo yang salah satu diantaranya jadi top paid app untuk App Store Indonesia.
Envo saat ini berkonsentrasi dalam pengembangan aplikasi, Eduardus menjelaskan bahwa rilis aplikasi yang dikembangkan dikhususkan untuk iOS dan rilis aplikasi pertama mereka pada bulan April 2012 kemarin. Saat ini ada 6 aplikasi yang telah bisa di beli di App Store.
Aplikasi tersebut antara lain Aprilio Kingdom (label dari Kevin Aprilio), Farah Quinn (Chef), Ananda Sukarlan (Pianis), Gugun Blues Shelter (band blues), Sukarno (kerja sama dengan Yayasan Bung Karno), dan Prof. Jimly, mantan Ketua MK.
Aplikasi ini dibuat dengan konsep kerja sama, tim ENVO yang memiliki ide dan inisiatif lalu memilih orang-orang yang inspiring untuk diajak kerja sama dan dijadikan aplikasi. Pemilihan tokoh juga sesuai dengan branding ENVO – Innovating & Inspiring. Tokoh yang dipilih adalah mereka yang punya prestasi dan kelebihan masing-masing, tidak hanya musisi tetapi ada chef – Farah Quinn dan Sukarno (negarawan) aplikasi yang terakhir sempat bertengger di Top 25 Apps App Store Indonesia selama beberapa minggu (terakhir saya melihat di posisi 38), mendapatkan sambutan yang baik terutama dari desain.
Kerja sama dengan mitra dijalankan sesuai kesepakatan yang telah ditentukan, Eduardus menjelaskan bahwa ada small payment yang dibayarkan di awal oleh pihak mitra mereka, kemudian selanjutnya ada bagi hasil antara Envo dan mitra, besarannya tergantung kesepakatan. Eduardus menambahkan bahwa kerja sama yang ada sama-sama menghasilkan pendapatan berulang bagi kedua belah pihak.
Aplikasi yang dibuat ENVO juga memiliki fasilitas in app purchase, hal ini memungkinkan mitra mereka untuk menjual konten tambahan selain yang telah ada di aplikasi seperti audio, video, image, buku, dll. Pangsa pasar yang disasar memang masih lokal sebesar 80-90%, pembelian untuk aplikasi secara langsung juga saat ini masih lebih tinggi dari pada in app.
Saya sendiri sempat mencoba satu aplikasi buatan ENVO, Gugun Blues Shelter dan menurut pendapat saya masih banyak yang bisa ditingkatkan dari aplikasi ini, tidak hanya dari UI tetapi juga konten, termasuk interaksi antara pengguna dan tokoh/band. Bisa jadi pengalaman penggunaan aplikasi berbeda antara satu aplikasi dengan yang lain – termasuk dari sisi UI. Untuk pengembangan aplikasi yang telah dirilis, Eduardus juga mengatakan bahwa akan ada peningkataan, saat ini baru versi 1.0, versi selanjutnya akan ada pengembangan lebih lanjut.
Pengembangan aplikasi di iOS manjadi pilihan banyak developer di Indonesia, selain platform lain tentunya, ditanya tentang keoptimisan mengembangkan bisnis di platform ini, ENVO diwakili Eduardus mengatakan optimis, juga untuk aplikasi berbayar bagi pasar Indonesia. Saat ini ENVO fokus pada pengembangan di iOS meski tidak menutup diri atas pengembangan platform lain. Eduardus berharap pasar pengguna iOS juga terus berkembang, dan selain dari jualan aplikasi ada juga peluang untuk membuat aplikasi berdasarkan permintaan pihak lain.
Meski beberapa aplikasi yang telah ada di App Store masih seputar tokoh atau musisi tertentu, Eduardus menjelaskan bahwa dalam beberapa bulan ke depan ENVO juga akan mengembangkan aplikasi-aplikasi non-tokoh selain beberapa aplikasi musisi lain yang tengah dalam tahap pengembangan.
Lalu bagaimana dengan perkembangan Evolitera sendiri? Meski tidak menjelaskan secara detail, Eduardus juga memberikan ‘bocoran’ untuk menunggu perkembangan – atau mungkin bisa saya katakan kejutan selanjutnya dari layanan ini.
Semua aplikasi buatan ENVO yang kini ada di App Store tersedia untuk versi berbayar, dan meski tidak mengatakan langsung angka pendapatannya, dikatakan bahwa hasil dari penjualan aplikasi oleh ENVO ini sudah mendatangkan hasil yang lumayan. Tentu seiring bertambahnya kepemilikan perangkat Apple serta pertumbuhan pengguna kartu kredit, bisnis ini bisa terus berkembang, apalagi jika rumor sistem potong pulsa jadi kenyataan.
Di sisi lain tentu saja kondisi ini (termasuk pertumbuhan bisnis aplikasi berbayar) menjadi peluang bagi para developer yang ingin mengembangkan terus bisnis di pengembangan aplikasi, selain iOS ada berbagai platform lain seperti Windows, Android, Symbian, Java atau BlackBerry – BlackBerry 10 yang juga sedang dinantikan kehadirannya.
Aplikasi buatan ENVO bisa dilihat di App Store.