Dark
Light

Potensi Platform Entertainment Live Streaming di Indonesia

2 mins read
June 11, 2015

Potensi live streaming di Indonesia yang belum maksimal / Shutterstock

Layanan live streaming telah menjadi sarana yang kuat bagi para penyiar untuk menyuarakan ide dan kreativitasnya dalam bentuk media yang lebih lengkap. Seiring tingginya pemanfaatan gadget dan Internet di kalangan masyarakat Indonesia, potensi yang dijanjikan pun tak kalah baik. Sejauh mana tren ini dimanfaatkan di Indonesia?

Menyaksikan apa yang dialami oleh penyiar secara langsung tentunya menawarkan pengalaman yang lebih menarik ketimbang penyampaian secara konvensional dengan melalui teks saja. Ruang gerak yang dijanjikan menurut hemat saya dapat menjadi jauh lebih fleksibel ketika dihadapkan oleh pilihan niche untuk menyampaikan konten video.

Entertainment live streaming bisa mewujud menjadi acara masak, bedah gadget, fitness, demo, city tour, product launch, dan lain sebagainya. Namun sayangnya belum banyak yang memanfaatkan,” ucap Editor-in-Chief AdDictionID Aulia Masna. Menurutnya penikmat yang ada juga cenderung tidak terlalu besar untuk saat ini.

Skema yang dijalankan oleh Zeemi cukup mewakili pemain di industri entertainment live streaming di Tanah Air. Pihaknya masih dalam fase memperkenalkan konsep live streaming serta meningkatkan jumlah konten layanan mereka. Zeemi mendorong kreativitas penyiarnya dengan sistem reward yang diraih dari penonton dan fans mereka.

Serupa dengan Zeemi, layanan entertainment live streaming HalloStar dan CliponYu hadir dengan pendekatan yang kental dengan nuansa musik dan penampilan para penyiar yang menarik. Sama seperti halnya mendengarkan radio, hanya saja kita turut serta melihat pesona penyiarnya.

Bukan hal baru memang, namun inovasi sejatinya sanggup meraih jutaan pasang mata mengingat kemampuannya untuk disaksikan kapan pun dan di mana pun jika telah mengadopsi teknologi mobile. Aplikasi Periscope dan Meerkat mungkin telah memulai langkahnya, namun belum berarti mereka mendominasi. Pasalnya pada tahun 2016 nanti, diperkirakan 50% dari seluruh video online akan diakses melalui perangkat mobile. Sangat menarik untuk disimak bagaimana pasar lokal mampu memberikan kontribusi di angka tersebut nantinya.

Memperkaya konten

Sebelum berangkat lebih jauh, saya harus setuju dengan pernyataan bahwa dibutuhkan lebih banyak konten dari layanan entertainment live streaming. Tidak hanya banyak, tetapi juga lebih beragam untuk terjun ke niche yang jauh lebih luas. Dan hal tersebut nampaknya terkendala kebiasaan masyarakat Indonesia yang hanya gemar menjadi konsumen namun enggan menjadi produsen, dan yang masalah klasik lainnya ialah koneksi internet.

Pendiri layanan streaming musik online Ohdio Ario Tamat mengutarakan hal serupa dalam perbincangan kami via e-mail. Menurutnya layanan seperti ini akan memiliki segmen pasar yang cukup besar, tapi harus disokong dengan konten dan penyedia konten yang konsisten dari pemilik layanan, tidak bisa hanya mengandalkan user-generated content (UCG) saja.

“Kunci dari industri seperti ini adalah calon penonton dan kualitas konten. Calon penonton untuk apapun ya ada saja, tinggal kualitas kontennya sesuai untuk kebutuhan atau keinginan segmen tersebut. Mungkin perlu ada training/workshop untuk penyedia konten UGC supaya bisa mengeluarkan konten secara konsisten (dan dengan kualitas yang konsisten juga),” kata Ario.

Menariknya, Marketing Manager CliponYu Dina Bhirawa yang kami temui mengklaim bahwa pihaknya telah menjadi benchmark di industri ini. Tantangannya tersendiri bagi CliponYu ialah menggali konten yang dibutuhkan dengan metode selektif mencari talenta dan host yang berkualitas sehingga menjadi pembeda daripada kompetitornya.

Akses Internet sebagai solusi fundamental

“Kami sebagai pionir di industri ini melihat perkembangan yang sangat pesat karena Internet bukan lagi komoditas langka. Pemanfaatan smartphone yang masif juga dipercaya mampu mendongkrak layanan ini. Jika dipadukan dengan isi konten yang ringan dan menghibur, bentuk interaksi dua arah yang menjanjikan pengalaman baru untuk menyaksikan hiburan, tentu ini potensi yang sangat baik,” tambah Dina.

Untuk mencapai kondisi ideal ini, Ario berpendapat, “Ya paling utama sih koneksi Internet ya. Sebelum koneksi Internet sudah bisa tersebar secara merata, industri berbasiskan Internet apapun tidak akan masuk ke ‘mainstream’.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

DJI Rilis Drone Matrice 100 yang Dibekali ‘Penglihatan’

Next Story

Pendidikan Sebagai Bagian Konsep Smart City

Latest from Blog

Don't Miss

Mencermati Tempat NFT Di Industri Musik

Tak lama setelah lulus kuliah, saya sudah bekerja di industri
Meskipun platform streaming musik lokal masih sulit bersaing dengan platform global, podcast mungkin menjadi penentu masa depan platform musik.

Lagu Sendu untuk Aplikasi Streaming Musik Lokal

Peta persaingan aplikasi streaming musik di Indonesia hari ini ramai