Startup yang menyediakan layanan rekomendasi dan perbandingan harga untuk berbelanja asal Indonesia, Telunjuk, pada Senin (29/2/2016) kemarin telah genap memasuki usianya yang keempat. Bersamaan dengan itu, Telunjuk juga meluncurkan layanan barunya bernama “Telunjuk Community” sebagai sarana berbagi pengalaman berbelanja para shoppers. Ambisinya, dalam dua atau tiga tahun mendatang, Telunjuk bisa masuk dalam tiga besar layanan rekomendasi dan perbandingan harga di Asia Tenggara.
CEO dan Co-founder Telunjuk Redya Febriyanto mengatakan:
“Kami menatap masa depan secara optimis sebagai shopping recommendation engine and price comparison terdepan […] dengan ambisi melayani konsumen di Indonesia dan [nantinya] beberapa negara Asia tenggara.”
“Kami [juga] senantiasa berupaya mewujudkan budaya konsumen yang lebih cerdas dalam berbelanja dengan Telunjuk Community sebagai sarana berbagi pengalaman berbelanja. […] Kami percaya bahwa kami bisa membantu masyaraakat dalam mengambil keputusan yang lebih baik saat berbelanja,” lanjutnya.
Inisiatif platform Telunjuk Community sendiri diklaim lahir dari kolaborasi dan hasil diskusi bersama komunitas blogger perempuan dan pengguna. Untuk memfasilitasi layanan berbagi pengalaman, dalam Telunjuk Community tersedia fitur Review untuk menulis ulasan berbagai produk, dan Journal untuk berbagi cerita pengalaman berbelanja. Pada dasarnya, layanan Telunjuk Community sendiri dapat digunakan oleh seluruh pengguna terdaftar Telunjuk.
Ambisi untuk menjadi tiga besar di Asia Tenggara
Telunjuk didirikan pada 29 Februari 2012 silam oleh Redya Febriyanto dan Hanindia Narendrata dengan fokus sebagai layanan rekomendasi dan perbandingan harga untuk belanja. Selama empat tahun beroperasi tersebut Telunjuk berhasil mendapatkan tiga kali putaran pendanaan. Pendanaan pertama sekaligus inkubasi oleh Project Eden, seed funding oleh Venture Republic, dan terakhir oleh Lippo Digital Venture (kini Venturra Capital).
Setelah mendapatkan pendanaan seri A dari Lippo inilah Telunjuk semakin gencar untuk menumbuhkan layanannya. Dana segar itu rencananya akan digunakan untuk akuisisi pengguna dan juga ekspansi layanan di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand.
CMO Telunjuk Hanindia Narendrata Rahiesa menjelaskan, “Di tahun ini kami memang mau coba masuk di beberapa negara Asia Tenggara, mungkin di Q4. […] Untuk tiga tahun ke depan, setidaknya kami bisa menjadi top three di tiga negara [Asia Tenggara].”
“Di tiga tahun tersebut juga kami berharap ada portofolio tambahan dalam Telunjuk. Misi kami kan untuk membantu mengambil keputusan. […] Harapannya, maksimal ada tiga portofolio tambahan dalam tiga tahun ke depan. […] Mungkin bukan untuk belanja saja, bisa jadi ke finansial, travel, atau lainnya. Tapi, untuk sekarang kami masih belum bisa ungkap itu,” tambah Drata.
Redya sendiri mengungkapkan bahwa Telunjuk akan terbuka dengan berbagai macam ide-ide baru ke depannya, dan tak menutup kemungkinan untuk menambah portofolio ke berbagai ranah baru selain untuk berbelanja.
Saat ini Telunjuk juga sedang dalam masa pengembangan untuk implementasi teknologi big data yang sedang naik daun. Drata menyebutkan bahwa teknologi big data ini dalam tahap awal akan diimplementasikan secara internal untuk membantu pengguna Telunjuk dalam mengambil keputusan ketika berbelanja.
Di Indonesia, Telunjuk sebenarnya tidak bermain sendirian meski mengklaim telah berafiliasi dengan sebagian besar pemain e-commerce Indonesia. Masih ada PriceArea, Hargamurah, PricePanda, Pricebook, dan layanan lainnya dalam kolam yang sama dengan Telunjuk.
Selain melalui desktop, Telunjuk dapat diakses melalui aplikasi mobile yang tersedia untuk perangkat Android dan iOS.