Perjalanan Kelase sebagai salah satu startup pendidikan di Indonesia sudah mencapai tahun keempat. Salah satu pembaruan yang dilakukan adalah menyiapkan fitur terbaru Kelase Live Lecture yang memungkinkan guru atau fasilitator melakukan pembelajaran online dalam bentuk siaran langsung.
Sejauh ini, menurut penuturan COO Kelase Winastwan Gora, layanan mereka sudah digunakan di lebih dari 4.000 lembaga, dengan persentase lebih dari 40% lembaga setingkat SMA, 20% lembaga setingkat SMP, dan sisanya lembaga pendidikan non formal, seperti lembaga bimbingan belajar, perusahaan, pemerintah daerah, hingga lembaga pemerintah pusat atau kementerian.
Gora, yang terlibat dalam perjalanan empat tahun Kelase, menuliskan beberapa catatan perjalanan di blog Kelase. Di sana ia menceritakan bahwa Kelase merupakan perwujudan kampus besar yang berlokasi di “awan” atau cloud. Sebuah kampus yang dalam perjalanannya mulai dipercaya banyak pengguna.
Perjalanan Kelase terus diiringi dengan perbaikan kualitas dan penambahan fitur.
“Fitur yang banyak diminta adalah seputar penilaian, banyak permintaan berupa penambahan fitur terutama untuk fitur evaluasi (kuis dan latihan soal) termasuk untuk laporan dan analisisnya. Fitur evaluasi atau penilaian pembelajaran inilah yang paling banyak digunakan di dalam Kelase oleh para penggunanya serta paling banyak mendapatkan permintaan untuk dikembangkan terus,” terang Gora.
Perkembangan layanan edtech di Indonesia
Sebagai bagian ekosistem, pihak Kelase melihat ada tanda-tanda positif untuk industri edtech di Indonesia. Menurut Gora hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya layanan yang terus tumbuh. Ia memaknai ramainya sektor edtech di Indonesia sebagai upaya gotong-royong pihak swasta untuk sama-sama meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dengan bantuan teknologi.
“Dengan adanya fokus pemerintah dan swasta untuk meningkatkan kualitas human capital, maka edtech menjadi enabler dan akselerator untuk tujuan ini. Ditambah dengan ketersediaan akses internet yang semakin luas dan cepat makan ke depan kebutuhan akan pemanfaatan edtech akan semakin besar,” jelasnya.
Ia yakin bahwa ekosistem edtech akan semakin berkembang. Tinggal bagaimana pihak-pihak terkait, baik swasta maupun pemerintah bisa saling bekerja sama untuk memperkuat ekosistem edtech dengan kebijakan, insentif, akses ke permodalan, dukungan teknis dan pendampingan, dan akses ke pasar pendidikan.
Rencana Kelase selanjutnya
Menurut Gora, dari awal peluncurannya Kelase membawa semangat untuk membangun kedekatan dengan penggunanya. Kelase juga berusaha mewujudkan semua permintaan pengguna terkait fitur-fitur yang dibutuhkan.
“Dari awal sampai sekarang, banyak masukkan dan umpan balik dari pengguna tentang fitur Kelase yang telah kita eksekusi dan wujudkan, sehingga membentuk Kelase versi saat ini. Jadi apa yang dikembangkan Kelase sebagian besar adalah masukan dari pengguna-pengguna kita. Antusiasme pengguna tidak hanya pada pemanfaatannya saja, namun mereka juga antusias untuk memberi masukan dan usulan untuk pengembangan Kelase,” papar Gora.
Perjalanan Kelase masih panjang sebagai layanan edtech di Indonesia. Untuk ke depannya Kelase disebut akan fokus pada pasar Enterprise LMS (Learning Management System).
“Kami akan terus mengembangkan LMS Kelase untuk dapat memenuhi kebutuhan akan corporate e-learning yang tiap tahun angka penjualannya terus tumbuh, selain tetap memperkuat Kelase untuk kebutuhan sekolah dan perguruan tinggi,” tutup Gora.