Dark
Light

Empat Strategi Media Sosial untuk Startup Anda

2 mins read
February 16, 2015

Media sosial dewasa ini adalah platform yang paling sering dimanfaatkan oleh startup untuk mendapatkan pertumbuhan secara organik. Kekuatan sosial media yang mampu menjangkau khalayak secara mudah dan murah, menjadi “senjata” yang menarik bagi startup dalam usahanya menarik lebih banyak pengguna. Beberapa praktisi membagikan tips-nya tentang bagaimana mengelola media sosial sebagai sarana pemasaran startup yang ampuh.

Senior Associate PRecious Communications Soraya Rosadha yang memiliki pengalaman dalam bidang komunikasi pemasaran, public relations, media sosial, dan manajemen brand mengatakan bahwa mengelola media untuk startup adalah salah satu metode untuk menjaga hubungan baik terhadap publik dan juga mengomunikasikan brand values secara konsisten. Dengan menggunakan media sosial, startup dapat mengembangkan komunitasnya secara organik dan membangun keberlangsungan bisnis jangka panjang.

Ia berpendapat media sosial bagi startup mempunyai fungsi vital. Media sosial bisa menjadi sebagai sarana penelitian untuk memvalidasi produk layanan baru, membangun ketertarikan pasar mengenai produk, dan juga mengikutsertakan pengguna media sosial dalam menghasilkan konten relevan yang akan meningkatkan traffic ke situs Anda.

Dengan berbagai fungsi yang dimilikinya, Soraya membagikan tips yang perlu diperhatikan untuk merencanakan dan mengelola media sosial mereka:

1. Membangun hubungan dengan pasar yang dituju

Saat ini, 33% of 251 juta dari orang Indonesia menggunakan Internet,  namun untuk membangun hubungan dengan khalayak yang tepat, startup disarankan untuk memahami lansekap media sosial.

Sebelum menyusun strategi media sosial, Soraya menyarankan untuk menjawab pertanyaan berikut: “Apakah business objectives dan tujuan media sosial bagi bisnis saya?”, “Siapa targetnya?”, “Di mana mereka berada?”, “Apakah produk atau layanan ini relevan hanya untuk Jakarta? Apakah Makassar dan Surabaya merupakan market yang menjanjikan?”

Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menentukan cara mengendalikan strategi media sosial bagi startup Anda.

2. Memilih channel yang tepat

Setelah mendefinisikan business objectives dan target pasar di media sosial, pemilihan channel sangat krusial. Channel yang biasa digunakan target pasar adalah tempat yang tepat untuk mengenalkan startup dan membangun hubungan publik. “Jika produk Anda adalah B2B service, LinkedIn adalah salah satu toolyang tepat. Jika produk Anda adalah e-commerce di industri fashion, Anda dapat mempertimbangkan Instagram dan Pinterest untuk mendorong posts yang menginspirasi para pecinta fashion,” ujar Soraya.

3. Pengelolaan konten dan visual

“Memberikan penjelasan mengenai bagaimana menggunakan website baru Anda atau mengapa pasar membutuhkan produk Anda dengan dua halaman blog sudah tidak lagi diminati pasar Indonesia. Pahami konsep why me why now? Untuk membangun ketertarikan pasar mengenai produk yang Anda miliki, kembangkan konten yang lebih konsumer-sentris yang bersifat mengedukasi dan memberikan insight bagi pasar. Anda dapat menggunakan konten visual, seperti video dan infographics untuk menjelaskan hal kompleks,” lanjut Soraya.

Pendiri dan CEO marketplace fashion Muslim HijUp Diajeng Lestari membongkar rahasianya memiliki lebih dari 125 ribu subscriber dan lebih dari 16 juta views di YouTube, “Pertama, audience biasanya tertarik pada konten yang baik dan menarik. Kami fokus pada hal tersebut, bagaimana membuat konten yang baik dan menarik bagi audience. Kedua, kami fokus pada satu tema utama, yaitu ‘Hijab’. Jadi audience juga dapat dengan mudah memahami konten yang kami kampanyekan.”

Soraya mengingatkan bahwa pengguna media sosial di Indonesia berada dalam kondisi mobile,  maka waktu yang tepat untuk posting akan sangat menentukan relevansi konten sekaligus mendorong engagement dengan komunitas di media sosial.

4. Tim media sosial dan eksekusi

Pada tahap awal biasanya startup menghadapi tantangan untuk mengelola media sosial. Sangatlah penting untuk menentukan tujuan pemanfaatan media sosial, apakah itu untuk customer service atau lebih banyak berkutat membentuk komunitas online.

Setelah itu Soraya menyarankan untuk menyiapkan  content calendar yang berisi konten-konten relevan bagi komunitas Anda, Ia juga menyarankan untuk menyiapkan daftar pertanyaan dan jawaban yang kemungkinan akan ditanyakan oleh pengguna media sosial.

Co-Founder layanan online dating Setipe Razi Thalib mengatakan bahwa ia menggandakan fungsi media sosial, yakni sebagai  saluran untuk customer service sekaligus wadah mengedukasi dan memotivasi orang untuk mencari pasangan. Kampanye terbaru yang dibuat Setipe adalah “Misi Penyelamatan Jomblo”.

Hal terakhir yang tidak boleh dilupakan dan diabaikan adalah membentuk tim media sosial atau menunjuk orang yang bertanggung jawab. Soraya menyarankan orang tersebut tidak hanya bisa update status tetapi paham esensi media sosial adalah 24/7.

“Sangat penting untuk social media manager selalu me-monitor dan juga mendengarkan apa saja yang diperbincangkan di media sosial yang relevan dengan bisnisnya, sehingga dapat membantu dalam evaluasi penggunaan sosial media ke depannya apakah efektif atau tidak,” ungkap Soraya.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi. Ada perubahan judul dari artikel asli tanpa mengubah maksud dan tujuan artikel. 

Previous Story

Ilmuwan Harvard Gunakan Bakteri untuk ‘Menyulap’ Energi Sinar Matahari Menjadi Bahan Bakar Cair

Next Story

Panasonic Juga Sedang Menggarap Perangkat Virtual Reality

Latest from Blog

Don't Miss

Belajar Mobile Photography, Kiat Memotret dengan Kamera Smartphone

Belajar Mobile Photography, Kiat Memotret dengan Kamera Smartphone

Mobile photography adalah salah satu skill penting yang perlu dikuasai

Tips Streetphotography dengan Ponsel 

Kami berbincang dengan mentor dari acara workshop foto Hybrid tentang