Artikel berikut ini ditulis oleh Josep William Widjaja, salah satu dosen di Bina Nusantara International University. Selain memiliki hobi membaca majalah atau berbagai buku yang berkaitan dengan dunia IT dan mendengarkan musik jazz, ketertarikan Josep adalah pada implementasi IT dalam bisnis dan pemasaran, web and mobile development, jaringan/infrastruktur.
Seiring dengan berjalannya waktu, sebagai sebuah sarana media untuk berkomunikasi dijaman online ini, email seringkali diprediksikan cepat atau lambat akan ditinggalkan oleh banyak orang. Hal ini terutama disebabkan dengan telah bermunculannya berbagai teknologi komunikasi modern yang tersedia pada saat ini.
Sebagai contoh yang sederhana, berkomunikasi melalui platform mobile, ada Blackberry Messenger (BBM) yang sudah sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, ada juga aplikasi WhatsApp yang memudahkan komunikasi antar sesama pengguna smartphone; selain itu berkomunikasi melalui platform di Web, ada Sosial Media – Facebook message,Twitter message, dan berbagai situs jejaring lainnya. Banyak orang berpendapat bahwa berkomunikasi melalui teknologi tersebut itu lebih personal dan langsung, lebih trendy dan tidak merepotkan, atau singkatnya dalam setiap hal lebih efektif dan efisien daripada dengan menggunakan email.
Walaupun pendapat demikian tidak sepenuhnya salah, di dalam dunia e-commerce kenyataannya sungguh berbeda. Baru-baru ini sebuah survei yang dilakukan oleh SeeWhy Research justru masih menunjukan bahwa email sebagai pemegang sabuk ‘Juara Umum’ dalam mendorong trafik dan konversi di dunia online jual-beli ini. Konversi adalah sebuah pengukuran, juga sering disebut sebagai metrik, yang didefinisikan sebagai persentase pengunjung yang membawa atau menyelesaikan tindakan yang dikehendaki, dalam hal ini tentunya konversi mengacu kepada transaksi jual-beli.
Diagram (sebelah kanan) memperlihatkan distribusi konversi e-commerce. Seperti terlihat di diagram, email mendominasi 67% konversi jika dibandingkan dengan posisi kedua, ketiga, dan keempat yaitu: trafik langsung, (23.68%), melalui situs pencarian (3.68%) , dan melalui sosial media (2.11%).
Tidak heran jika kita perhatikan berbagai situs online saat ini, baik itu website retail, website daily-deals, dan berbagai situs e-commerce lainnya, kita akan seringkali menemukan adanya sarana bagi para pengunjung untuk berlangganan ke ‘newsletter’ websitenya.
Banyak bisnis dari yang skala kecil sampai kelas atas secara terus menerus melakukan berbagai investasi ber-marketing dengan menggunakan email. Karena email tetap dipercaya sebagai salah satu cara efektif untuk mengkomunikasikan informasi penting dan mendukung tujuan bisnis yang kritikal – yaitu mengubah trafik kunjungan menjadi sebuah ajang jual-beli.
Di sisi lain tentunya kita semua setuju bahwa email sudah merupakan bagian dari kehidupan kita. Kalau di kelas tempat saya mengajar, jika saya bertanya siapa yang tidak memiliki email address, dan jika ada yang mengangkatkan tangannya, sudah pasti akan menjadi ditertawakan teman-temannya. Tidak memiliki sebuah email sama seperti anak kemaren sore atau ABG (Angkatan Babe Gue) modern.
Di Indonesia sendiri, email juga sangat berpotensi, karena sudah sangat mudah untuk dapat diakses dimana dan kapan saja. Terlebih lagi dengan mengamati masyarakat Indonesia yang sudah banyak memiliki smartphone yang terkoneksi ke internet, sehingga dapat dengan mudah secara 24 jam memonitor isi mailbox-nya.
Sebagai penutup, mari kita ucapkan selamat kepada ‘email’ sang Juara dan juga berpesan agar produktifitasmu bisa terus dinikmati dan memberikan ‘added value service’ bagi banyak orang.
[Gambar]