Penelitian yang dilakukan oleh Facebook bekerja sama dengan beberapa universitas menemukan banyak fakta menarik. Salah satunya mereka mengembangkan teori nonverbal Charles Darwin itu dalam emoticon yang selama ini sering kita digunakan saat melakukan komunikasi online. Kepopuleran emoticon terbukti sangat berguna dalam meningkatkan hubungan. Serta mencegah terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Membaca teks, maknanya akan mudah disalah tafsirkan, dibandingkan dengan bicara langsung.
Dalam riset yang diberi nama Compassion Research ini, Facebook bekerja sama dengan para peneliti dari Universitas Berkeley, Yale, Stanford, Northeastern, Claremont McKenna, dan lain-lain.
Beberapa rekomendasi dari temuan itu adalah: Memberi tanda emosi yang jelas bisa meningkatkan hubungan antarmanusia (Being Seen), Komunikasi yang kaya dengan emosi merupakan cara berkomunikasi yang bagus di social network (Being Heard), serta banyaknya emosi yang ditunjukkan membantu kita untuk lebih mengerti orang lain dan memberikan respons secara cerdas.
Menurut para peneliti, seperti yang dijabarkan Darwin, saat melakukan komunikasi offline atau langsung, ekspresi wajah merupakan hal yang sangat penting untuk bisa lebih memahami lawan bicara. Karena wajah mempunyai 30 otot, yang sebagian gerakannya bisa dikontrol tetapi sebagian lain tidak bisa dikontrol secara sengaja.
Pada saat melakukan komunikasi online, tentu saja faktor ekspresi wajah ini hilang. Jadi, salah satu tujuan utama dari riset ini adalah mencari emoticon-emoticon yang mendekati sempurna untuk menggantikan ekspresi wajah, yang bisa kita gunakan saat melakukan komunikasi online.
“Selain itu, intinya riset ini akan berguna bagi Facebook untuk mengintegrasikan evolusi bahasa yang sudah berjalan jutaan tahun ini ke pengalaman menggunakan Facebook,” demikian keterangan Facebook dalam rilisnya.
Bersemangat dan mengamuk populer di Facebook
Facebook sendiri sudah punya animasi emosi yang diberi nama Finch dan Meep, yang kini tersedia mulai dari emosi kagum, penasaran, antusias, gembira, tertawa, hingga kecewa dan marah.
Mau tahu emoticon apa yang paling banyak digunakan pengguna Facebook di seluruh dunia? Hasil riset menunjukkan, untuk emoticon perasaan positif, yang paling banyak digunakan adalah semangat tinggi 90 persen, disusul tertawa sebanyak 85 persen, serta bahagia dan terkagum-kagum masing-masing sebanyak 80 persen.
Untuk emoticon perasaan negatif, yang paling favorit adalah mengamuk 95 persen, malu 92 persen, marah 90 persen, bosan 81 persen dan jijik 80 persen.
Untuk efektifitas, seluruh responden sepakat bahwa emoticon Finch ini bisa meningkatkan kejelasan kondisi emosi dalam berbicara secara online hingga 62 persen.
Penggunaan emoticon Facebook Messenger di Indonesia
Pengguna Facebook yang paling gemar untuk menggunakan emoticon berasal dari Australia, Amerika Serikat, Arab Saudi dan Inggris. Lalu bagaimana Indonesia? Ternyata, orang-orang Indonesia tergolong jarang dalam menggunakan emoticon, setidaknya di Facebook atau Facebook Messenger.
Menurut temuan Facebook, penggunanya di Indonesia jarang sekali menggunakan emoticon Finch walaupun yang digunakan cukup bervariasi. Selain dari fakta bahwa Facebook Messenger memang tidak populer di negara ini, mungkin bagi penduduk Indonesia yang menggunakan Facebook Messenger, kumpulan emoticon tersebut kurang ekspresif, karena jika melihat layanan pesan lain semacam Path dan Line, penggunaan emoticon justru cukup tinggi namun sangat bervariasi jenisnya, tidak terpaku ke set tertentu.
Emoticon Finch yang menunjukkan emosi marah, sedih, kagum, cinta, malu, tertawa, dan bahkan simpati tergolong sangat jarang digunakan di Indonesia. Yang menarik juga adalah emoticon Finch yang paling populer di Indonesia justru deadpan, atau datar dan pengunaannya temasuk yang tertinggi di dunia.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi.