Dark
Light

Layanan “Ebike Sharing” Migo Siap Ekspansi ke Bandung dan Semarang

2 mins read
December 5, 2018
Ebike sharing Migo
Chairman & Co-Founder Migo Howard Yu / Migo

Layanan ebike sharing Migo segera perluas jangkauannya ke lokasi baru setelah sebelumnya resmi hadir di Jakarta. Kota yang diperkirakan bakal disambangi selanjutnya adalah Bandung dan Semarang. Tak hanya itu Migo juga melirik pasar luar negeri, yakni ke kota Bangkok. Migo pertama kali hadir di Surabaya sejak Agustus 2017.

“Setelah cukup kuat di Jakarta, rencana kami berikutnya adalah memperluas cakupan ke kota lainnya seperti Bandung dan Semarang,” terang Chairman & Co-Founder Migo Howard Yu, Rabu (5/12).

Untuk memperkuat bisnisnya di Jakarta, Migo menyiapkan 90 station dengan 500 unit ebike (sepeda elektrik). Lokasinya mayoritas ada di bagian selatan dan pusat kota Jakarta.

Pada akhir tahun ini ditargetkan pertumbuhannya bisa mencapai 300 station dengan 2000 unit ebike. Sementara untuk target tahun depan, setidaknya untuk paruh pertama bisa menembus 5000 ribu unit ebike.

Yu mengatakan, banyaknya persediaan ebike Migo dilakukan untuk menyambut tingginya permintaan dari masyarakat. Hal ini turut dianggap sebagai tantangan yang dihadapi Migo. Orang Jakarta dilihat lebih terbuka terhadap teknologi baru dan mau mencobanya.

Beda halnya ketika Migo hadir di Surabaya, isu yang perlu diselesaikan adalah mengenai edukasi ebike kepada masyarakat. Yu melihat masyarakat Surabaya cukup “konservatif” terhadap inovasi baru, sehingga butuh proses edukasi yang lebih ekstra.

Ini berdampak pada suplai unit ebike di Surabaya, meski sudah setahun beroperasi, sampai saat ini baru ada 1000 unit saja. Seluruh sepeda tersebar di 200 station dan diklaim saat ini memiliki 12 ribu konsumen aktif di Surabaya.

Ebike Migo didesain tidak memiliki polusi karena menggunakan daya baterai yang dapat diisi ulang. Ebike dapat dipakai secara terus menerus antara 6 sampai 8 jam dengan kecepatan 40 km per jam berjarak tempuh antara 40 km sampai 60 km.

“Karena ini adalah sepeda, makanya kecepatan hanya sampai 40 km. Sebab kalau di atas itu bukan tergolong sebagai sepeda lagi, tapi sebagai motor. Terlebih kami sangat mengutamakan safety riding.”

Mengutamakan keamanan pengendara

Untuk mitigasi risiko dari segala kemungkinan yang bisa terjadi, Migo hanya menggunakan akses QR untuk mengoperasikan ebike. Itupun hanya bisa digunakan oleh penyewa ebike. Apabila penyewa ingin mengunci sementara waktu, cukup dengan memindai kode QR saja.

“Semua sistem ebike tidak ada yang manual, semua harus pakai kode QR. Tujuannya agar aman dan tidak disalahgunakan.”

Agar dapat menikmati Migo, pengguna cukup mengunduh aplikasi dan melakukan registrasi dengan menggunakan nomor handphone dan KTP yang berlaku. Migo tidak bisa digunakan untuk pengguna yang berusia di bawah 17 tahun.

Setelah berhasil mendaftar, pengguna cukup mencari Migo station terdekat dan menekan tombol “pesan”. Tiba di station, pengguna hanya perlu memindai kode QR ebike sesuai dengan kode yang tertera di aplikasi. Setiap penyewaan ebike, telah dilengkapi dengan helm untuk keselamatan pengendara.

Saat ingin mengembalikan ebike, pengguna hanya perlu mencari station terdekat dan menekan tombol “pengembalian.” Nanti akan tertera biaya yang harus dibayarkan pengguna setelah pengembalian diterima. Pembayaran bisa dengan tunai atau non tunai lewat e-wallet Migo. Biaya yang harus dikeluarkan saat menyewa satu unit Migo adalah 3 ribu Rupiah per 30 menit.

Buka peluang kemitraan

Yu menambahkan, Migo menerapkan konsep kemitraan untuk penempatan fasilitas ebike. Pihak yang ingin bergabung menjadi mitra hanya dipersyaratkan menyediakan area kosong seluas 10 meter persegi untuk menampung sekitar 10-20 sepeda per station.

Di samping itu, mitra perlu menyiapkan smartphone dan satu orang untuk menjaga station setiap harinya mulai dari pukul 6.00 sampai 21.30. Disebutkan tidak ada biaya keanggotaan yang dikenakan kepada mitra yang ingin bergabung. Ada pembagian komisi yang bisa didapat para mitra setiap harinya.

Station akan menjadi tempat untuk pemeliharaan ebike, termasuk melakukan isi ulang daya secara rutin.

Yo mengaku untuk investasi satu unit ebike pihaknya harus merogoh kocek sekitar Rp5 juta sampai Rp6 juta. Proses pembuatan ebike dilakukan di Jakarta, hanya saja komponen diambil dari Tiongkok.

Application Information Will Show Up Here
Go-Ventures, perusahaan investasi Gojek, dikabarkan mematangkan rencana berinvestasi ke pengembang platform esports India Mobile Premier League (MPL)
Previous Story

Go-Ventures Dikabarkan Siap Kucurkan Dana 430 Miliar Rupiah untuk Pengembang Platform Esports India “Mobile Premier League”

Investasi Cocoon Capital
Next Story

Cocoon Capital Siapkan Dana Investasi $20 Juta untuk Startup Tahap Awal di Asia Tenggara

Latest from Blog

Don't Miss

Una Brands Indonesia

Una Brands Ramaikan Bisnis “Rollup E-commerce” di Indonesia

Una Brands, startup agregator e-commerce asal Singapura, mengumumkan kehadirannya di

Assassin’s Creed Valhalla Kedatangan Expansion Ketiga dan Konten Crossover dengan AC Odyssey

Dirilis pada November 2020, Assassin’s Creed Valhalla sejauh ini telah