Startup argitech Eden Farm mengumumkan telah menutup pendanaan pra-seri A dengan nilai yang tidak disebutkan. Putaran ini dipimpin oleh Investible dengan dukungan AC Ventures, Corin Capital, dan sejumlah angel investor.
Didirikan tahun 2017, startup jebolan Y Combinator (S19) tersebut memiliki misi untuk memaksimalkan pendapatan petani melalui perampingan rantai pasok pangan serta mendistribusikan produk pertanian berkualitas dan terjangkau kepada pengusaha kuliner di Indonesia.
“Pendanaan ini akan digunakan untuk memperluas operasi Eden Farm ke seluruh pulau Jawa dan Sumatera, menambah pilihan SKU, memperluas lahan strategis yang diolah melalui program pendanaan petani, dan melanjutkan pengembangan teknologi untuk mengautomasi sebagian besar proses bisnis […] Kami berada di posisi yang kuat untuk menjalankan seluruh rencana pengembangan 2021 dan selangkah lebih dekat ke tujuan utama kami,” ujar Co-Founder & CEO Eden Farm David Setyadi Gunawan.
Sebelumnya di tahun 2019 mereka telah mendapatkan pendanaan awal senilai $1,7 juta dari sejumlah investor termasuk Y Combinator, Everhaus, Global Founders Capital, Soma Capital, S7 Venture, danangel investor.
Dalam wawancaranya dengan DailySocial menjelang akhir 2020 David mengatakan, bersamaan dengan momentum pertumbuhan permintaan di masa pandemi, mereka tengah menguatkan dua fondasi penting. Yakni di sisi pasokan dan permintaan, direalisasikan dengan membangun Eden Farm Sourcing Center (ESC) dan Eden Farm Distribution Network (EDN).
ESC adalah program kerja sama langsung dengan petani untuk menentukan pola tanam, kepastian harga jual, dan kepastian jumlah hasil tani yang diambil setiap harinya. Sedangkan EDN adalah jaringan distribusi yang dibuat dengan memberdayakan masyarakat. EDN tersebar di berbagai lokasi serta berada dalam radius 5 km dari pelanggan sehingga pengiriman lebih cepat dan efisien.
Dari statistik terbaru yang disampaikan, saat ini Eden Farm telah melayani lebih dari 25 ribu pedagang yang terdiri dari UMKM kuliner, hotel, restoran, kafe, pasar tradisional, reseller, dan startup di 12 kota dan 3 kabupaten di pulau Jawa.
Dari sisi suplai, mereka didukung oleh lebih dari 1500 petani individu dan kelompok dari pulau Jawa dan Sumatera. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertumbuh secara eksponensial di tahun 2021. Didukung sistem operasi berbasis data, Eden Farm meyakini bisa menciptakan rantai pasok bahan baku yang sangat efisien dari petani sampai dapur pengusaha kuliner serta menghasilkan margin yang positif dan terus bertumbuh.
Dalam sambutannya, Managing Partner AC Ventures Adrian Li mengatakan, “Eden Farm berhasil menciptakan bisnis yang sulit ditiru karena memiliki jaringan petani yang kuat, jaringan konsumen dengan permintaan yang stabil dan rantai pasok pangan yang efisien. Keunggulan ini memungkinkan para petani untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar dan para pengusaha kuliner mendapatkan bahan pangan dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang baik.”
Potensi pertanian di Indonesia memang terus diperbincangkan pemain di ekosistem digital. Menurut data yang disampaikan, saat ini ada lebih dari 30 juta petani di penjuru nusantara. Sektor pertanian menyumbang 14% dari PDB Indonesia atau setara dengan $140 miliar dengan pertumbuhan 8% setiap tahunnya. Kondisi sektor pertanian sangat terfragmentasi sehingga menciptakan rantai pasokan pangan yang tidak efisien dan mengakibatkan pendapatan para petani berkurang dan tidak stabil.