Dalam dua hari berturut-turut, Rabu dan Kamis kemarin, dua toko e-commerce untuk produk-produk fashion diluncurkan di Indonesia. Pada hari Rabu, Suitmedia meluncurkan Scallope, sedangkan Kamis kemarin, PT. M3 Indonesia meluncurkan Laavaa. Dua e-commerce fashion ini meramaikan persaingan antara e-commerce fashion yang telah ada.
Sebelumnya, di pasar ini sudah ada BelowCepek, LocalBrand, Zalora, FimelaShop dan Ratimaya. Meskipun mempunyai spesialisasi dan target pasar masing-masing, pastinya sedikit banyak ada irisan dari mereka yang bermain di bidang ini.
Dalam rilis berita yang diterima oleh DailySocial, Scallope menyebut bahwa mereka menyediakan berbagai produk fashion dari designer-designer muda ternama di Indonesia. Scallope berusaha menjawab kebutuhan masyarakat terhadap produk fashion asli Indonesia yang modern, berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Dengan produk seperti itu, target pasar Scallope adalah pria dan wanita usia 16-35 tahun baik dari kalangan pelajar/mahasiswa, karyawan perusahaan sampai pada tingkat manager.
Laavaa menyediakan koleksi busana pria dan wanita yang limited edition dari berbagai desainer lokal dan internasional. Kompas Female menyebut, pasar Laavaa tidak hanya di Indonesia, tetapi juga merambah pasar internasional sampai ke Amerika, Kanada, Malaysia, Taiwan, Singapura. Dengan rentang harga mulai dari sekitar 200 ribu sampai 2,1 juta, Laavaa sepertinya menyasar pasar yang lebih tinggi daripada Scallope.
LocalBrand memajang produk merk lokal untuk pria dan wanita, FimelaShop mengusung produk bermerk tidak hanya fashion tetapi juga beberapa produk rumah tangga, Zalora dan Ratimaya sama-sama memajang merk lokal dan internasional untuk pria dan wanita. Yang sedikit berbeda dari semuanya mungkin adalah BelowCepek yang mempunyai konsep unik mengusung produk fashion lokal untuk wanita dengan harga dibawah seratus ribu Rupiah.
Dengan ramainya persaingan, tentu saja niche yang dipilih menjadi salah satu poin penting kesuksesan toko e-commerce ini. Masing-masing situs e-commerce tentu saja mempunyai pertimbangan masing-masing dalam menentukan target pasar dan produk yang mereka jual. Namun, yang perlu diperhatikan adalah apakah target tersebut sesuai dengan karakter pembelanja online Indonesia. Beberapa kelompok umur dan tingkat ekonomi mungkin lebih memilih untuk belanja di mall sekaligus jalan-jalan. Beberapa produk juga sepertinya kurang cocok untuk dijual secara online. Melihat alasan kelompok-kelompok yang berbelanja online, penting untuk menentukan target pasar dan produk yang dijual.
Pasar Indonesia memang besar dan beragam, sekaligus juga unik. Sebuah model bisnis yang berlaku di pasar lain, belum tentu bisa berkembang di Indonesia. Bisnis e-commerce yang jeli menilai pasar Indonesia akan mampu bertahan dan berkembang.
ada satu lagi, pemain lama store.co.id 😀