Industri e-commerce Indonesia saat ini sedang tumbuh dengan pesat dan di tengah-tengah pertumbuhan tersebut, muncul satu lagi pemain baru yaitu Dusdusan. Dusdusan merupakan toko grosir online yang mencoba membidik pasar reseller kecil, seperti ibu-ibu rumah tangga dan orang kantoran, yang ingin memiliki penghasilan tambahan tanpa modal yang tidak menghabiskan banyak waktu dan tenaga.
Co-Founder Dusdusan Christian Kustedi mengatakan, “Kita melihat peluang di market reseller dan stockist skala kecil, yaitu ibu-ibu rumah tangga atau orang kantoran yang ingin mendapat penghasilan tambahan tanpa modal dan tidak menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Jadi kita cari ide bisnis apa yang bisa mereka jalankan dengan sangat mudah tapi bisa menambah penghasilan mereka.”
Dusdusan sendiri sebenarnya sudah sempat hadir pada Desember 2014 lalu dengan konsep B2B yang menyasar korporasi dan reseller besar. Tetapi, menurut Christian, respon yang diberikan oleh market saat itu sedikit. Oleh karena itu pihak Dusdusan memutuskan untuk menutup sementara, merubah banyak hal, dan pivot dengan meluncurkan ulang Dusdusan pada Februari 2015 yang diklaim mendapatkan respon lebih baik.
Metode Dropship
Dengan perombakan yang dilakukan, kini Dusdusan mengusung visi untuk menumbuhkan semangat usaha bagi para stockist dan reseller skala kecil dengan menggunakan sistem Reseller dan Dropship di Dusdusan. Imbasnya, konsumen atau reseller dapat membeli barang di Dusdusan dengan harga yang dapat mereka tentukan sendiri sesuai jumlah barang yang dibeli secara grosir. Meskipun demikian, Dusdusan juga tetap melayanai pembelian secara eceran.
Untuk pembelian secara grosir, saat ini Dusdusan juga menyediakan 4 pilihan paket pada setiap produk. Paket tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan berbelanja dalam jumlah kecil sampai besar. Paket 1 adalah paket quantity terkecil yang ditawarkan dan paket 4 adalah paket quantity terbesar. Dengan metode grosir yang diterapkan saat ini, produk yang menjadi favorit adalah food container dan juga suvenir.
“Saat ini product category yang paling laris adalah food container dan merchandise. Sesuai dengan target market kami, kami akan tetap fokus di produk rumah tangga dan horeca. Yang sedang kami usahakan saat ini adalah product listing di kategori electronic home appliances,” ujar Christian.
Akuisisi Pengguna
Dalam mencari dan menjangkau member lebih banyak lagi, selain membuka penjualan secara retail (eceran), Dusdusan juga membentuk tim sales dan customer service-nya melalui berbagai kanal, seperti BBM, WhatsApp, FB Support, Live Chat, hingga Telepon. “Jadi bisa dibilang pelayanan kami hybrid/ penggabungan antara e-commerce dan Konvensional,” ujar Christian.
Sedangkan dengan membuka penjualan retail (eceran), Dusdusan juga berharap dapat dikenal banyak orang dan dapat mengumpulkan basis data konsumen sebanyak mungkin. Nantinya basis data tersebut akan dianalisis buying pattern-nya dan kemudian mulai memperkenalkan metode dropship yang diterapkan. Dusdusan juga akan menambahkan halaman khusus yang akan membahas peluang bisnis reseller.
Christian mengatakan, “Dalam waktu dekat akan diluncurkan juga page khusus untuk membahas peluang berbisnis menjadi Reseller atau Stockist tanpa modal di Dusdusan. Yang paling utama, adalah pricing. Dusdusan harus bisa memberikan harga grosir (margin profit yang tipis) agar image utama yang tertanam adalah ‘harga pabrik’ (murah) dan Reseller bisa memiliki margin profit yang lebih menarik.”
Target dan Rencana di 2015
Meskipun terhitung baru, saat ini Dusdusan sudah berhasil mengumpulkan lebih dari 5000 pengguna dalam layanannya. Untuk tahun 2015 ini, Christian ingin jumlah pengguna mengalami peningkatan dan dapat menyentuh angka 50.000 member dengan 500 reseller aktif. Sedangkan dari sisi penjualan, pihak Dusdusan ingin mengejar hingga 400 transaksi per harinya.
“Target kita di 2015 ini adalah yang utama memiliki lebih 10.000 SKU dengan kategori yang lebih bervariatif, 50.000 member dan 500 Reseller aktif. In term of sales, kami menargetkan mengejar hingga 400 transaksi dulu per harinya di 2015 ini. Walau masih minim network dan pengalaman, tapi kami yakin bisa tercapai,” tandas Christian.