Dark
Light

Dunia Startup Teknologi di Indonesia Belum Cukup Stabil di Mata Investor

1 min read
November 4, 2013

Meski beberapa tahun belakangan ini dunia startup di Indonesia mengalami berkembang, tetapi belum mencapai tahap maju pesat karena para investor masih menunggu saat yang tepat untuk menanamkan investasinya. Menurut Antonny Liem, Chief Executive Officer Merah Putih inc, Indonesia menyimpan potensi besar, berpeluang untuk menjelma menjadi industri startup yang besar, menyaingi negara-negara lain. Hanya saja, waktunya memang belum tiba.

“Sebenarnya banyak investor bahkan dari luar negeri  yang sudah melirik Indonesia, karena market size yang sangat luas. Tetapi saat ini investasi besar-besaran memang belum masuk, karena mereka masih menunggu saat yang tepat. Bagi investor yang memang harus ada return. Secara umum kondisi saat ini belum jelas. Mau jual IPO belum mungkin di sini, mau menjual ke perusahaan yang lebih besar juga belum mungkin. Sedang investor yang strategic investment harus menakar-nakar juga, hati-hati juga dalam memilih startup. Apakah akan berpeluang bisa menjadi besar tidak?” jelasnya.

Banyak hal yang harus dibenahi dunia startup Indonesia agar bisa benar-benar menjadi besar. “Market belum siap. Penggunanya yang bersedia menggunakan layanan berbayar juga belum banyak. Karena market belum siap maka investor juga belum banyak yang berani invest di sini.”

Selain itu, Antonny juga melihat faktor sumberdaya manusia. “Banyak founder startup yang  terlalu idealis. Serta banyak juga founder yang belum punya kemampuan yang cukup untuk terjun ke dalam bisnis dan menciptakan sesuatu yang benar-benar bagus. Tenaga kerja dengan background teknologi, computer science, belum banyak, dan orang dari background bisnis juga belum banyak yang paham startup. Sedangkan untuk  tim misalnya, mencari engineer yang mau bekerja di startup juga susah.”

Kemudian, masalah lain adalah infrastruktur. Selain itu, masalah yang tidak kalah penting, adalah dukungan dari pemerintah. “Ini memang bukan tanggung jawab pemerintah, pemerintahan kita prioritasnya masih banyak. Jangankan memikirkan infrastruktur digital, infrastruktur jalan raya saja masih bermasalah. Namun pemerintah seharusnya menjadi regulator yang mempermudah ekosistem ini berkembang.”

“Kemudahan ini bisa dalam bentuk kemudahan perijinan, pajak dan segalanya.Yang membangun ekosistemnya tetap swasta. Kalau Singapura berbeda karena negaranya kaya dan kecil. Pemerintahnya bisa memberi funding. Untuk membangun industri memang tidak bisa satu pihak, semuanya harus sama-sama berbarengan.”

Meski demikian, Antonny tetap optimistis jika semua kendala bisa teratasi, industri startup bisa maju pesat. Perkiraannya, sektor e-commerce punya peluang yang besar. “E-commerce yang sudah mendapat pendanaan kuat bisa diharapkan menjadi besar asal mereka mainnya hati-hati karena market kita belum siap, jadi memang belum kelihatan siapa pemenangnya. Kalau di Amerika kan ada Amazon, ebay, atau Facebook. Tetapi kalau di Indonesia sendiri yang besar belum ada, siapa yang akan menjadi paling besar kita belum tahu.”

Previous Story

Jangan Bangun Startup Hanya Karena Ikutan Tren

Next Story

Ascend W2, Ponsel Windows Phone 8 Warna-Warni dari Huawei

Latest from Blog

Don't Miss

Playground Web3 platform

Playground Hadirkan Platform untuk Menemukan Proyek dan Game Web3 Terpercaya

Meski kerap menjadi topik pembicaraan dalam setahun terakhir, tren Web3
Indonesia-Miliki-12-Gelar-Unicorn-di-Tahun-2021-Anggota-Baru-Muncul-di-Penghujung-Tahun

Indonesia Miliki 12 Gelar Startup Unicorn di Tahun 2021, Anggota Baru Muncul di Penghujung Tahun

Penghujung tahun 2021 memberikan kejutan kepada para pelaku dan startup