Menyusul ajang Intel Developer Forum yang sudah dilaksanakan dua kali di tahun ini, sang perusahaan teknologi serta produsen semiconductor terbesar dunia itu menggelar Intel Innovation Day 2015 di Indonesia. Seperti judulnya, acara tersebut berprinsip pada upaya mendorong inovasi, ditopang berbagai solusi dari Intel dan diarahkan pada komunitas developer lokal.
Digelar pada tanggal 8 Desember 2015 silam, Intel menyampaikan bahwa Innovation Day adalah cara mereka mempertegas loyalitas demi mendukung inovasi lokal. Tentu saja produsen dari Kalifornia itu tidak datang dengan tangan kosong, Intel resmi memperkenalkan prosesor teranyar ber-mikroarsitektur Skylake untuk pasar Indonesia. Intel Core generasi keenam disebut-sebut sebagai prosesor terbaik dan teristimewa dalam dasawarsa ini.
Intel mendesain Core 6th Gen supaya jadi keluarga prosesor paling scalable, memungkinkannya menopang bermacam-macam rupa form factor, dan pada akhirnya dapat digunakan untuk segala jenis kebutuhan – dari mulai fungsi mainstream dan gaya hidup, gaming hingga platform workstation, Compute Stick, tablet, PC 2-in-1, all-in-one, laptop ultra-thin, sampai embedded system.
Pada penggunaan secara umum, Intel Core 6th Gen diklaim menyuguhkan standard baru dalam komputasi. Gregory R. Pearson selaku Senior Vice President General Manager Sales and Marketing bilang, berkat Skylake, performa produktivitas naik 2,5 kali, baterai bisa tiga kali bertahan lebih lama, dan kinerja grafis 3D melonjak 30 kali lebih baik dibanding notebook berusia lima tahun.
Buat memperlihatkan kapabilitasnya, Intel meminta saya naik ke atas panggung untuk adu kecepatan antara rendering video 4K dan memasak mi instan. Tim Intel ingin menunjukkan bahwa dengan Skylake, kini prosesnya jadi jauh lebih singkat dari performa prosesor terdahulu. Singkat cerita, video sudah bisa ditayangkan bahkan sebelum air di panci mendidih, sedemikian gesitnya Intel Core 6th Gen. Tapi kemajuan teknologi tak cuma difokuskan ke lini olah data semata.
Kita tahu terdapat banyak ranah tempat Intel ‘menebarkan jala’, misalnya bidang pendidikan dan UKM. Di Intel Innovation Day 2015, mereka turut mengundang beberapa developer lokal berprestasi dan mengajak mereka memamerkan produk-produk kreatif kepada para pengunjung. Di antaranya ada mobil listrik berbasis Intel Galileo karya mahasiswa Teknik Industri dari Universitas Islam Yogyakarta, serta Carpus kreasi Intel Blackbelt Developer Aulia Faqih – yang dibuat berbekal Intel Software Development Kit.
Tema Internet of Things sangat kental di Intel Innovation Day 2015. Di sana ada truk makanan Meksiko Tacombi, di mana kita tidak perlu repot-repot mengantre. Cukup scan QR Code, dan duduk santai selagi menunggu. Jika makanan sudah siap, notifikasi akan segera muncul via app. Anda tinggal menunjukkannya pada pramusaji untuk mengambil pesanan. Beberapa contoh lain ialah sistem pemberi pakan ikan otomatis, mirip eFishery, namun dikhususkan buat ikan peliharaan; serta sistem pengairan kebun pintar Siramin.
Bagi saya, produk paling menarik di event tersebut adalah Intel Education Content Access Point. Dirancang untuk menjadi solusi pendidikan komprehensif, ia merupakan kombinasi router dan storage, medium penyimpanan data (misalnya konten Wikipedia) buat wilayah-wilayah yang tak terjamah koneksi internet. Education Content Access Point bisa diakses 50 siswa secara bersamaan, dan pengajar dapat meng-update isinya saat ada sambungan internet.
Kembali ke pemakaian mainstream, Country Manager Intel Indonesia Harry K. Nugraha menuturkan bagaimana Core 6th Gen diramu bersama Microsoft demi mengoptimalkan fitur-fitur yang ada di sistem operasi Windows 10. PC jadi lebih cerdas dalam mengenal wajah Anda, bisa diimplementasikan untuk log-in – ia sanggup membedakan seseorang meskipun kembar identik. Dan pastinya, asisten pribadi Cortana bekerja lebih maksimal.
“Kami berharap agar Intel Innovation Day 2015 mampu menggambarkan komitmen jangka panjang atas inovasi melalui teknologi terbaru dan bagaimana kami bisa memberdayakan developer, system integrator, dan para inovator lokal demi mewujudkan ide-ide cedas mereka berbekal produk Intel. Kami percaya, dengan mendukung para kreator jenius lewat teknologi yang tepat, kita dapat membawa Indonesia ke tingkat berikutnya dalam era ekonomi digital,” kata Harry lewat pernyataan tertulis.