Sejak 2008, perusahaan elektronik Perancis Withings memupuk reputasi lewat beragam terobosan di segmen perangkat terkoneksi. Withings diakuisisi Nokia pada bulan April 2016, ditransformasi menjadi divisi Nokia Health. Namun dua tahun setelahnya, Éric Carreel selaku co-founder mengambil alih kembali perusahaan yang ia dirikan, mengembalikan status independennya serta brand Withings.
Di kalangan konsumen, Withing terkenal akan jam pintar dan fitness tracker. Teknologi-teknologi canggih yang mereka racik umumnya dibenamkan dalam perangkat berdesain minimalis dan berkonsep hybrid. Belum lama ini, Withings memperkenalkan ScanWatch, yaitu smartwatch yang menyimpan dua teknologi health monitoring sekaligus. Satu berfungsi untuk mendeteksi ketidakstabilan detak jantung dan satu lagi memantau kadar oksigen di darah ketika Anda tidur.
ScanWatch kembali mengusung penampilan ala arloji klasik. Case-nya bundar, ada dua jarum di dial utamanya yang minimalis plus satu jarum lagi di subdial, lalu crown dapat ditemukan di sisi kanan. Dibuat agar mencerminkan subdial di bawahnya, desainder Withings membubuhkan layar kecil bundar untuk menampilkan informasi seperti detak jantung serta jika ada yang melakukan panggilan. Struktur ScanWatch menyerupai jam tangan biasa sehingga mendukung beragam jenis strap standar.
ScanWatch bekerja dengan cara menyinari pembuluh darah di pergelangan tangan untuk menakar oksigen di darah. Lewat cara ini, kadar zat asam dapat membantu mendeteksi masalah ketika kita tidur, salah satunya sleep apnea (kondisi ketika nafas tiba-tiba berhenti). Metode pembacaan oksigen ini juga terintegrasi ke data-data lain terkait tidur, misalnya durasi serta kualitas waktu istirahat Anda.
Perlu diketahui bahwa mendiagnosis sleep apnea sebetulnya tidak sederhana. Hal ini memerlukan beragam langkah, seperti menghitung kecepatan nafas, detak jantung, aktivitas otak, serta kadar oksigen. ScanWatch hanya menangkap gejala awal dari problem sleep apnea sehingga kita bisa mengambil langkah lebih proaktif.
Sempat disebutkan sebelumnya, kapabilitas andalan lain dari ScanWatch ialah menangkap ketidakteraturan detak jantung (arrhythmia) yang bisa menandakan gejala penggumpalan darah, struk dan gagal jantung. Ketika ScanWatch mendeteksi ketidakwajaran, perangkat akan meminta kita melakukan tes electrocardiogram (buat mengukur aktivitas listrik di jantung) dengan menyentuh sensor di sisi muka smartwatch. Hasilnya dapat dilihat di app.
Rencananya, Withings akan mulai memasarkan ScanWatch di triwulan kedua 2020. Di wilayah Amerika sendiri, produk baru bisa dijual setelah memperoleh izin FDA. Ada dua varian ScanWatch yang dapat dipilih: versi 38mm seharga US$ 250 dan model berdiameter 42mm yang dibanderol US$ 300.
Via The Verge.