Sejak diluncurkan pada bulan November 2012 2011, ini kali kedua kami membahas UrbanIndo, sebuah situs properti online yang berkantor di Bandung. Selain telah meluncurkan memberikan layanan bagi pengguna berita daftar properti yang bisa dibeli atau disewa, saat ini mereka juga telah meluncurkan 2 fitur terbaru.
Pengembangan fitur ini dikatakan Arip Tirta, founder UrbanIndo sebagai upaya mereka untuk menciptakan tools bagi pengguna untuk mendapatkan informasi properti yang lebih cepat dan lengkap. Arip mengatakan bahwa UrbanIndo ingin membantu pengguna untuk bisa menganalisis semua data yang dimiliki UrbanIndo sehingga bisa membuat keputusan yang tepat untuk membeli/menjual properti.
Dua fitur terbaru mereka yang sudah tersedia dan bisa diakses pengguna antara lain adalah Proyek Nusantara, fitur ini memungkinkan pengguna untuk melihat fata properti yang ada di UrbanIndo langsung di peta. Ada ikon untuk area dimana properti berada, ketika di klik maka detail properti akan muncul.
Fitur terbaru kedua adalah Carikan Saya Properti, fitur ini memberikan fasilitas sebagai ajang komunikasi antara pembeli dengan penjual. Dengan fasilitas ini pembeli bisa mengirimkan properti impian mereka seperti apa karakteristiknya dan penjual/agen properti bisa membantu menawarkan properti yang mereka miliki lewat UrbanIndo.
Arip Tirta juga mengatakan bahwa beberapa fitur yang ada ini disediakan untuk membuat UrbanIndo berbeda dengan situs lain, yaitu dengan mencoba menemukan cara baru yang lebih baik bagi pengguna untuk melihat dan menjual properti. Sebagai contoh fitur Proyek Nusancara, untuk fitur ini Arip mengatakan, “Ini upaya kami untuk mengubah cara orang Indonesia mencari properti secara online. Daripada melihat ratusan posting secara manual dengan filter yang kaku dan minim, kita menggunakan peta sebagai penyaring utama dan filter-filter lainnya untuk memudahkan users menemukan properti idaman mereka. Dengan Proyek Nusantara, users dapat dengan mudah menyaring list properti yang tampil dengan mengklik, memindah atau menggeserkan peta.”
Saat ini, UrbanIndo telah memiliki lebih dari 6000 posting dan 32.000 pengunjung, rata-rata pengguna mengunjungi 7 halaman dengan menghabiskan kurang lebih 8 menit. UrbanIndo resmi diluncurkan sekitar bulan November tahun 2011.
Kalau mengutip data di artikel ini, berdasarkan data Biro Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia membutuhkan 13 juta bangunan rumah lagi saat ini (artikel ditulis Okrober 2011). Tentunya pencarian akan properti menjadi peluang tersendiri, mengingat pertumbuhan pengguna internet juga bertumbuh yang memberikan peluang pencarian menggunakan internet.
Meski Arip juga mengatakan bahwa saat ini ada beberapa situs properti yang baik dan populer di Indonesia, namun UrbanIndo tetap percaya bisa memberikan pembeda dengan situs lain, selain fitur selain itu pembeda juga akan hadir di model bisnis model bisnis UrbanIndo, seperti dikatakan Arip mereka akan keluar dengan model bisnis yang baru dan inovatif. Menarik untuk melihat terus layanan ini, terus terang saya sendiri cukup bosan dengan tampilan situs properti online yang hanya dalam bentuk listing, sudah cukup banyak, harus ada layanan lain yang memberikan pengalaman yang berbeda.
Saya sependapat dengan Arip bahwa pasar properti menjadi sektor yang seksi, meski tidak memiliki data secara detail namun seperti yang pernah saya tuliskan, di kota saya sendiri saja jumlah perumahan baru bertumbuh seperti jamur, pertumbuhan kelas menengah serta generasi yang memang membutuhkan rumah bertumbuh terus. Saya juga pernah memberikan saran bahwa untuk situs properti online, selain data base yang memang menjadi modal utama cara mengakses informasi atau fitur bisa dikembangkan dengan menarik, bukan hanya listing, cara yang dilakukan UrbanIndo cukup menarik, selain memudahkan tampilannya juga sedikit atraktif. Sayangnya, sepertinya fitur terbaru ini belum sempurna, saya masih mendapatkan situs UrbanIndo “blinking” ketika menjelajah fasilitas Proyek Nusantara.
Selain dua fitur yang telah bisa digunakan ini, UrbanIndo juga menyiapkan fasilitas lain, yaitu blog serta perluasan halaman utama UrbanIndo.
Koreksi: BPS dulu bernama Biro Pusat Statistik kini menjadi Badan Pusat Statistik, thanks ArieWahyu untuk koreksinya.
Pak Arip, udah ga jaman ginian, search engine macam ini sudah ada dari tahun 2005 an…. Mohon jangan menyalin ide saja donk…
yang rada antik sih ‘heatmap’ yah =)
RALAT om admin: BPS itu Badan Pusat Statistik bukan Biro Pusat Statistik