Dark
Light

Dropbox Pensiunkan Aplikasi Carousel dan Mailbox

1 min read
December 8, 2015

Dropbox boleh memiliki lebih dari 400 juta pengguna, akan tetapi hal itu bukan berarti semua produk yang diluncurkannya bakal laku di pasaran. Buktinya, mereka mengumumkan bahwa aplikasi Carousel dan Mailbox akan dipensiunkan dalam waktu dekat.

Carousel, seperti yang kita tahu, adalah inisiatif Dropbox dalam menyederhanakan proses menyimpan sekaligus berbagi foto. Aplikasi ini punya tampilan dan fitur yang menarik. Sayang, sejak diluncurkan pada bulan April 2014, pertumbuhan jumlah penggunanya tidak sesuai ekspektasi.

Malahan, mayoritas penggunanya lebih memilih berinteraksi dengan foto langsung di dalam Dropbox. Alhasil, mulai tanggal 31 Maret 2016 mendatang, aplikasi Carousel bakal bernasib sama seperti burung Dodo.

Kalau Anda merupakan pengguna Carousel, Anda tak perlu terlalu khawatir karena semua foto-foto Anda masih akan tersimpan dengan baik di Dropbox. Hanya saja, Anda dihimbau untuk mengikuti instruksi yang ada di Help Center terkait foto-foto yang diterima melalui shared album atau percakapan. Dropbox juga berencana mengintegrasikan sejumlah fitur utama Carousel ke dalam aplikasi Dropbox dalam beberapa bulan ke depan.

mailbox

Beralih ke Mailbox, ini merupakan aplikasi email yang diakuisisi Dropbox pada tahun 2013. Di masa itu, Mailbox bisa dibilang sangat populer berkat tampilannya yang apik dan sejumlah fitur menarik yang tidak ada di aplikasi email lain.

Namun seiring berjalannya waktu, perlahan aplikasi-aplikasi email lain pun ikut mengadopsi fitur-fitur unggulan Mailbox. Dropbox juga beranggapan bahwa apa yang ditawarkan Mailbox sejauh ini masih kurang efektif dalam membendung banjir email yang dialami pengguna.

Maka dari itu, per 26 Februari 2016, Mailbox pun akan resmi pensiun. Pengguna tak perlu bingung soal data-datanya karena aplikasi ini mengandalkan layanan Gmail. Meski demikian, pengguna mau tidak mau harus mencari aplikasi email lain sebagai penggantinya.

Ini jelas merupakan keputusan yang sangat berat bagi Dropbox. Menurut CEO Dropbox, Drew Houston, alasan utamanya adalah mereka harus meningkatkan fokus terhadap aspek kolaborasi dan bagaimana cara menyederhanakan pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama.

Dropbox sendiri memang sempat merilis layanan baru bernama Paper yang berfokus pada aspek kolaborasi. Menurut Dropbox, ini merupakan contoh bagaimana mereka memraktekkan apa yang dipelajari dari Mailbox menjadi cara-cara baru berkomunikasi dan berkolaborasi yang lebih efektif.

Sumber: Dropbox Blog.

Previous Story

Madfal Studio Semarakan Pilkada Serentak dengan Pilkada The Game

Next Story

Berkiprah di Indonesia, ZUK Z1 Mejeng di Blibli Seharga Rp 4 Juta-an

Latest from Blog

Don't Miss

Microsoft menunda akuisisi Activision Blizzard

Microsoft dan Activision Blizzard Sepakat Menunda Akuisisi ke Bulan Oktober

Perjalanan panjang dari akuisisi terbesar oleh dua perusahaan teknologi raksasa,
Drama akuisisi Activision Blizzard

Microsoft Menangkan Pengadilan, Akuisisi Activision Blizzard Masuki Babak Akhir

Drama akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft sepertinya akan segera berakhir.