Dropbox Paper, tool kolaborasi dokumen untuk pelaku bisnis akhirnya dirilis secara global setelah melewati berbagai fase pematangan. Dengan resminya tahap ini, maka kini semua orang dengan platform yang berbeda mulai dari Android, iOS dan web bisa ambil bagian dan mempergunakannya.
Sebagai pengingat, Paper adalah tool kolaborasi yang memungkinkan pengguna menyimpan dokumen mereka ke Dropbox, membagikannya ke pengguna lain dan melakukan perubahan yang diperlukan. Secara khusus, Paper merupakan langkah baru bagi Dropbox untuk menjangkau pengguna dari kalangan bisnis yang banyak terlibat dalam distribusi dokumen antar karyawan atau anggota sebuah organisasi.
Paper mempunyai cara kerja yang hampir mirip dengan Google Docs, di mana dalam prosesnya aplikasi akan secara instan membuat cadangan di awan untuk dapat dibagikan kepada yang membutuhkan. Perubahan tren dan alur kerja dari offline ke online membuka mata Dropbox untuk memanfaatkan momentum terjun ke industri yang sama, bersaing dengan Google dan bahkan Microsoft yang dalam beberapa kesempatan menjadi mitra mereka.
Paper pertama kali diperkenalkan oleh Dropbox pada bulan Oktober 2015 sebelum kemudian memasuki fase beta publik di bulan Agustus tahun lalu.
Dan untuk menyempurnakan debutnya, Dropbox juga membekalinya dengan sejumlah fitur yang dapat menghemat waktu para pekerja. Fitur yang dimaksud adalah Smart Sync, fitur yang membuat setiap berkas di Dropbox langsung tersedia di desktop pengguna, mengeliminasi kebutuhan untuk berganti dari desktop ke browser atau sebaliknya. Tambahan lainnya, berkas juga dapat diakses tanpa mencaplok ruang simpan di hard disk komputer. Terakhir, Dropbox juga memberikan dukungan 21 bahasa ke Paper, membuat fitur dapat dimanfaatkan oleh konsumen seluas mungkin.