Dark
Light

DJI Osmo Action Siap Jadi Rival Kuat GoPro Hero 7

2 mins read
May 17, 2019

Mendengar nama DJI, saya yakin kita semua pasti langsung teringat dengan drone. Namun mulai sekarang bersiaplah mendengar DJI disebut-sebut sebagai rival berat GoPro. Pabrikan asal Tiongkok itu baru saja menyingkap action cam yang sangat menarik bernama Osmo Action.

Branding “Osmo” pertama kali DJI pakai di tahun 2015. Produk-produk bikinan DJI yang mengusung nama Osmo selama ini sejatinya punya satu kesamaan: semuanya sama-sama melibatkan gimbal 3-axis, mulai dari Osmo generasi pertama sampai Osmo Pocket yang diluncurkan mendekati akhir tahun lalu.

DJI Osmo Action

Osmo Action tidak demikian. Seperti yang bisa kita lihat, bentuknya sangat menyerupai GoPro Hero 7. Absennya gimbal bukan berarti ia tak mampu menghasilkan video yang stabil, sebab DJI telah berhasil mengemas kapabilitas yang sama dalam wujud sistem electronic image stabilization.

Sistem serupa merupakan salah satu nilai jual utama GoPro Hero 7 Black. GoPro menyebutnya dengan istilah HyperSmooth, sedangkan DJI memilih nama RockSteady. Saya cukup yakin cara kerja kedua sistem ini cukup mirip, sebab hasil akhirnya pun tidak jauh berbeda berdasarkan video-video komparasi yang saya tonton di YouTube.

Singkat cerita, RockSteady memungkinkan Osmo Action untuk menghasilkan video yang begitu mulus (tidak terguncang-guncang) meskipun perekamnya sedang berlari ataupun melompat-lompat. HyperSmooth milik GoPro Hero 7 Black pun sebenarnya juga sama, lalu apa nilai jual lain yang bisa DJI tawarkan?

DJI Osmo Action

Yang paling menarik menurut saya adalah hadirnya layar mini di samping lensa Osmo Action. Tidak seperti layar depan GoPro Hero 7 yang hanya bisa menampilkan indikator demi indikator, layar depan Osmo Action yang berukuran 1,4 inci ini dapat berfungsi sepenuhnya sebagai jendela bidik alias viewfinder demi memudahkan pengambilan selfie ataupun sesi vlogging.

Beralih ke belakang, tampak layar sentuh 2,25 inci yang mendominasi, sama kasusnya seperti GoPro Hero 7. Baik layar depan dan belakangnya ini sama-sama memiliki tingkat kecerahan maksimum 750 nit sehingga masih mudah dilihat di bawah terik matahari sekalipun. Selain touchscreen, Osmo Action turut mengusung tiga tombol pengoperasian, dan andai diperlukan, juga bisa dioperasikan via perintah suara.

DJI Osmo Action

Bagaimana dengan spesifikasinya? Di sini DJI telah menyematkan sensor CMOS 1/2,3 inci beresolusi 12 megapixel yang digandengkan dengan lensa f/2.8 bersudut pandang seluas 145°. Opsi perekaman paling tingginya berada di resolusi 4K 60 fps, dengan bitrate 100 Mbps, sedangkan untuk para penggemar video slow-motion, ada pilihan resolusi 1080p 240 fps.

Mode-mode seperti HDR dan time lapse tentu tersedia, dan semua ini akan disimpan ke dalam kartu microSD, dengan dukungan kapasitas maksimum hingga 256 GB. Terkait baterai, DJI mengklaim waktu penggunaan Osmo Action hingga 93 menit nonstop untuk perekaman di resolusi 4K 30 fps dan dengan RockSteady dalam posisi aktif, atau hingga 135 menit di resolusi 1080p 30 fps tanpa RockSteady.

Sebagai sebuah action cam, perangkat ini sudah pasti memiliki bodi yang tangguh; tahan debu, tahan banting meski terjatuh dari ketinggian 1,5 meter, tahan air sampai kedalaman 11 meter tanpa bantuan casing, dan tahan beku hingga suhu -10° Celsius. Tentu saja semua ini masih bisa ditingkatkan lagi dengan bantuan bermacam aksesori, termasuk halnya aksesori untuk action cam GoPro.

DJI Osmo Action

Menimbang semua ini, tidak berlebihan apabila banyak yang menganggap DJI Osmo Action sebagai kompetitor terkuat GoPro Hero 7 Black sejauh ini. Lebih gawat lagi buat GoPro, banderol Osmo Action ternyata sedikit lebih murah: $349 saat dipasarkan mulai 22 Mei.

Jelas ini merupakan momok buat GoPro. Tiga tahun lalu, mereka sempat mencoba bermain-main ke kandang DJI lewat sebuah drone bernama Karma. Namun ternyata drone perdana GoPro itu juga sekaligus menjadi yang terakhir, sebab di awal 2018 mereka memutuskan untuk mundur sepenuhnya dari bisnis drone.

Salah satu alasannya sudah pasti karena dominasi DJI di segmen consumer drone yang terlampau besar. Sekarang posisinya terbalik, giliran DJI yang bertandang ke rumah GoPro. Kita lihat saja seperti apa rivalitas keduanya di segmen action cam ke depannya.

Sumber: PetaPixel.

Gringgo mendapatkan hibah dari Google senilai $500.000 untuk mengembangkan teknologi AI untuk pengelolaan sampah. Berencana berekspansi ke dua kota
Previous Story

Gandeng Datanest, Gringgo Kembangkan Teknologi AI untuk Pengelolaan Sampah

Survei DSResearch dan Jakpat tentang penggunaan platfom asuransi digital
Next Story

[DSResearch] Survei Penggunaan Layanan Asuransi Digital di Indonesia

Latest from Blog

Don't Miss

Ini-Keseruan-Trekking-dan-Mengabadikan-Keindahan-Curug-Leuwi-dengan-Kamera-vivo-V40-Series

Ini Keseruan Trekking dan Mengabadikan Keindahan Curug Leuwi dengan vivo V40 Series

Pada tanggal 8-9 November, vivo Indonesia mengajak sejumlah media dan
Ini-Fitur-Terbaru-Action-Camera-GoPro-Hero13-Black-dan-GoPro-Hero

Ini Fitur Terbaru Action Camera GoPro Hero13 Black dan GoPro Hero

GoPro kembali menaikkan standar action camera dengan peluncuran produk terbarunya.