DJI belakangan kembali santer dibicarakan akibat bocoran foto Mavic 2 yang beredar. Drone tersebut akhirnya resmi diperkenalkan, dan benar saja, kali ini ada dua model sekaligus yang tersedia: Mavic 2 Pro dan Mavic 2 Zoom.
Kedua quadcopter ini memiliki penampilan fisik yang identik, dan desainnya pun juga mirip seperti Mavic Pro generasi pertama yang sangat revolusioner pada masanya. Yang agak mengejutkan, dimensi Mavic 2 ternyata sedikit lebih besar ketimbang pendahulunya, namun ini bisa dimaklumi mengingat DJI memang punya penawaran lain bagi mereka yang memprioritaskan portabilitas, yaitu Mavic Air dan Spark.
Meski membesar, Mavic 2 diklaim lebih aerodinamis, memungkinkannya untuk bermanuver dalam kecepatan hingga 72 km/jam. Tingkat kebisingannya juga diyakini menurun, dan baterainya dapat menemaninya mengudara sampai 31 menit. Bagian perutnya (bawah), dibekali sebuah lampu yang akan menyala secara otomatis ketika drone mendarat di lokasi yang gelap, sehingga pendaratannya bisa lebih presisi.
Kemampuannya untuk terbang dan menghindari rintangan dengan sendirinya juga diklaim membaik berkat kehadiran total 10 sensor di seluruh sisi tubuhnya. Tidak hanya itu, Mavic 2 juga lebih cekatan mengikuti subjek (ActiveTrack) berkat tiga kamera depan yang dimanfaatkan untuk menciptakan peta 3D atas subjek yang dilacaknya.
Namun perubahan terbesar yang dibawa Mavic 2 justru terletak pada kameranya, dan kamera ini juga yang menjadi satu-satunya pembeda antara model Pro dan Zoom. Tentu saja kamera milik kedua model duduk di atas gimbal 3-axis yang bertugas menstabilkan gambar selama drone bergerak.
Untuk Mavic 2 Pro, yang dititikberatkan adalah kualitas gambar. DJI telah menyematkan sensor berukuran lebih besar dari biasanya (1 inci), dengan resolusi 20 megapixel dan kemampuan merekam video 4K dalam format HDR 10-bit. Kamera rancangan Hasselblad ini juga unik karena aperture-nya bisa diubah-ubah antara f/2.8 – f/11.
Mavic 2 Pro juga telah mengatasi kekurangan pendahulunya dalam hal reproduksi warna melalui teknologi Hasselblad Natural Color Solution, yang dipastikan bisa menangkap warna yang lebih akurat. Anda tentunya tidak lupa kalau DJI merupakan salah satu pemegang saham Hasselblad terbesar, bukan?
Beralih ke Mavic 2 Zoom, kelebihannya terletak pada lensa 24–48mm (2x optical zoom), atau bisa juga digabungkan dengan digital zoom untuk menyimulasikan efek lensa telefoto 96mm. Kualitas gambarnya bukan yang terbaik dengan sensor standar (1/2,3 inci) beresolusi 12 megapixel, akan tetapi tersedia pula fitur Super Resolution yang akan menggabungkan sembilan foto menjadi satu foto beresolusi 48 megapixel.
Untuk video, tentu saja ia juga bisa merekam dalam resolusi 4K. Baik Mavic 2 Pro dan Zoom sama-sama dibekali penyimpanan internal sebesar 8 GB, dan teknologi transmisi OcuSync 2.0 memungkinkan kedua drone untuk meneruskan video 1080p ke smartphone atau tablet dari jarak hingga sejauh 8 kilometer.
Secara keseluruhan, DJI Mavic 2 bisa dibilang lebih mengarah ke upgrade kamera ketimbang upgrade total, namun tetap saja dominasi DJI jadi semakin tidak terkejar. Tanpa harus berlama-lama, Mavic 2 Pro dan Mavic 2 Zoom saat ini sudah dipasarkan di Amerika Serikat dengan harga masing-masing $1.449 dan $1.249.
Sumber: TechCrunch dan DJI.