Salah satu tren terbaru di dunia virtual reality (VR) adalah pengaplikasian teknologi tersebut di kawasan museum. Sebelum ini, kita sempat memberitakan sebuah museum di London yang memanfaatkan VR untuk menggambarkan kondisi Bumi di zaman purbakala. Pengaplikasian semacam ini sangatlah masuk akal, karena mustahil kita bisa berjumpa langsung dengan organisme tertua Bumi di kenyataan.
Di saat yang sama, VR tentu saja juga merupakan medium yang tepat untuk menampilkan karya-karya seni digital. Lewat dunia virtual, pengalaman yang ditawarkan tentu saja bisa bersifat non-linear, dan lagi para seniman yang berkontribusi juga bisa bereksperimen tanpa batas.
Itulah ide di balik DiMoDa, alias Digital Museum of Digital Art. Uniknya, museum digital ini tak hanya tersedia dalam wujud URL, tetapi juga IRL alias in real life, melalui sebuah galeri di kawasan New York. Memanfaatkan VR headset Oculus Rift, pengunjung akan dibawa menuju rentetan galeri seni abstrak yang penuh dengan nilai kreatif.
Berbeda dengan pagelaran virtual pada umumnya, pengunjung awalnya akan disambut di sebuah lobi virtual sebelum akhirnya diajak berwisata ke berbagai macam dunia yang abstrak. Abstrak di sini maksudnya Anda tidak akan menjumpai sebuah karya seni yang dipamerkan di depan tembok berwarna putih, lalu bergeser ke karya yang lain hanya dengan menoleh. Karya seni digital yang ada di sini sifatnya benar-benar psychedelic, membuat Anda merasa seakan-akan sedang berhalusinasi.
Ke depannya, pihak penggagas DiMoDa berencana untuk mengunjungi kota-kota lain supaya karya para seniman digital yang ikut serta juga bisa dinikmati oleh publik yang lebih luas. Keragaman kontennya juga akan diperluas layaknya sebuah aplikasi smartphone yang menerima update.
Pun begitu, DiMoDa juga bisa diakses langsung lewat PC maupun Mac, dengan catatan Anda termasuk salah satu yang beruntung yang kebagian jatah Oculus Rift versi Development Kit – mengingat versi retail-nya baru akan mendarat tahun depan.
Sumber: The Creators Project.