Dignitas mendapatkan dana investasi sebesar US$30 juta. Pengumpulan dana ini dipimpin oleh Harris Blitzer Sports & Entertainment (HBSE) dan Fertitta Entertainment, dua perusahaan yang memiliki pengaruh dalam manajemen Dignitas. Selain dua perusahaan tersebut, ada beberapa investor baru seperti Susquehanna Private Equity Investments, Delaware North, dan Steven Rifkind, pendiri Loud Records. Pada kesempatan kali ini, Dignitas juga mengumumkan bahwa proses merger dengan Clutch Gaming telah selesai. Pada babak kualifikasi League of Legends World Championship (LWC), tim Clutch Gaming akan bertanding dengan seragam Dignitas. Sementara nama tim Clutch Gaming akan diganti menjadi Dignitas per Januari 2020.
Dengan selesainya merger dengan Clutch Gaming, Dignitas membuat perusahaan induk bernama New Meta Entertainment (NME). CEO Dignitas, Michael Prindiville, yang mengusahakan merger Dignitas dengan Clutch Gaming, akan diangkat sebagai CEO NME. “Kami menganggap diri kami sebagai perusahaan olahraga digital dan hiburan,” kata Prindiville, seperti dikutip dari VentureBeat. “Satu tahun belakangan, kami membuat visi untuk menjadi perusahaan multidivisi yang terintegrasi. Kebanyakan perusahaan esports hanya fokus pada satu bisnis saja. Faktanya, cara terbaik untuk sukses adalah dengan memperbanyak ragam bisnis. Tidak hanya gaming, tapi juga media dan hiburan. Kami menyelesaikan masalah ini dengan fokus pada tiga bidang bisnis.”
Tiga bidang bisnis yang menjadi fokus NME adalah manajemen tim esports, konten dan marketing, serta investasi. Saat ini, selain League of Legends, Dignitas memiliki beberapa tim yang bertanding di berbagai game, seperti Counter-Strike: Global Offensive, Super Smash Bros., Rocket League, SMITE, dan Clash Royale. Sementara dalam bisnis konten dan marketing, NME akan bekerja sama dengan para influncer di bidang gaming, olahraga, musik, dan pop culture. NME akan membantu para influencer untuk mengembangkan diri dan memonetisasi merek mereka, menurut The Esports Observer.
“Kami ingin mengembangkan generasi berikutnya dari tim esports, konten hiburan dan livestreaming, serta startup gaming,” kata Prindiville. Sebagai salah satu usahanya untuk mengembangkan bisnis konten dan marketing, Dignitas membuat markas di Newark, New Jersey pada Juni lalu. Fasilitas berukuran 3.000 kaki itu dilengkapi dengan studio untuk produksi konten dan kegiatan gaming. Tahun depan, NME berencana untuk membuka fasilitas serupa di Los Angeles. “Ada kaitan antara musik, olahraga, gaming, dan esports,” ujar Prindiville pada ESPN. “Di sanalah, kami percaya kami punya aset dan infrastruktur. Jika Anda ingin menumbuhkan bisnis digital pada skala global seperti kami, produksi konten adalah salah satu bagian paling penting. Kami percaya kami memiliki posisi unik, didukung oleh organisasi olahraga tradisional, dan kami memiliki kemampuan untuk membuat konten menarik menggunakan acara, staf, dan para bintang esports yang ada.”
Bisnis ketiga NME adalah investasi. Mereka akan memberikan modal pada perusahaan yang bergerak di bidang esports dan hiburan. Tujuannya untuk mengembangkan ekosistem. Salah satu penerima investasi pertama dari NME adalah platform pelatihan League of Legends, U.GG. “Kami merasa, masih ada banyak talenta di industri olahraga digital dan hiburan yang bisa kami bantu untuk tumbuh dengan memberikan modal dan akses ke sumber daya kami,” kata Prinvidille. “Kami ingin menjadi perusahaan yang orang selalu ingat ketika mereka sedang mencari modal.”