Dark
Light

Inovasi Digital Lending dan Smart Credit untuk Perbankan

3 mins read
July 8, 2020

Inovasi teknologi terus dikembangkan di setiap vertikal bisnis, termasuk industri perbankan dan layanan keuangan. Salah satu inovasi teknologi yang dapat diterapkan pada industri tersebut adalah pengajuan pinjaman secara digital dan smart credit. Melalui inovasi ini, bank maupun penyedia produk keuangan lainnya dapat mempermudah dan mempercepat proses pengajuan pinjaman kredit secara digital, aman, dan cepat.

Digital Lending

Salah satu manfaat dari penerapan inovasi teknologi ini adalah dapat terdorongnya kehadiran digital lending yang bisa memudahkan proses pengajuan pinjaman oleh para konsumen.  Di satu sisi, kebutuhan konsumen terhadap produk keuangan seperti pinjaman dana usaha juga terus meningkat, seiring dengan berkembangnya usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Di sisi lain, masa pandemi yang diakibatkan oleh virus COVID-19 menghadirkan banyak kebutuhan baru bagi UKM untuk menjaga kelangsungan bisnisnya.

Selain itu, para pelaku UKM juga kerap mengalami tantangan dalam mengajukan pinjaman kredit kepada bank. Mulai dari proses panjang dalam membuat pengajuan hingga ketidakpastian kelayakan kredit dapat menjadi hambatannya. Kehadiran digital lending ini diharapkan dapat mempercepat dan mempermudah proses peminjaman sehingga dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.

Pengajuan Pinjaman Digital dengan Smart Credit

Dengan mengadopsi pinjaman digital dan fitur smart credit application pada layanannya, bank dapat melayani konsumennya secara lebih cepat dan real-time serta juga menghemat biaya operasionalnya. Platform ini juga dapat memberi kemudahan kepada bank karena seluruh proses mulai dari pengajuan hingga penilaian kredit dapat dilakukan secara digital. Selain itu, salah satu bentuk pemanfaatan platform seperti ini adalah para pelaku UKM dapat mengajukan kredit kapanpun dan dimanapun selama 24 jam penuh tanpa batasan waktu dan tempat. Hal ini juga mendukung UKM dapat mengajukan kredit tanpa perlu langsung ke bank selama masa pandemi ini. Pengajuan kredit kini hanya perlu diakses melalui perangkat pribadi dalam hitungan menit.

Platform peminjaman digital dan fitur smart credit ini juga dapat memudahkan penggunanya untuk mendapatkan insight mengenai kesehatan bisnisnya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan credit scoring yang membutuhkan waktu lebih singkat dan akurat. Sehingga, baik bank maupun pemohon kredit dapat dengan cepat mengetahui penilaian kredit tanpa harus berkutat dengan tumpukan kertas berisi data-data yang dibutuhkan.  Platform ini juga dapat membantu bank meningkatkan kemampuan penentuan penilaian kredit, manajemen portofolio, dan pengurangan biaya operasional.

Pengajuan Pinjaman dan Perkembangannya

Bagi kebanyakan pelaku UKM, selama ini proses pengajuan pinjaman merupakan proses yang panjang karena mengharuskan mereka untuk mengumpulkan banyak data keuangan dalam berbagai format yang diperlukan untuk pemberi pinjaman. Namun, kini data-data tersebut dapat dengan mudah dan aman diunggah dalam format yang memenuhi kebutuhan proses pengambilan keputusan para pemberi pinjaman melalui fitur smart credit.

Selain itu, dengan fitur ini, UKM dapat menggunakan data tersebut untuk mengelola bisnis mereka dengan lebih baik melalui penggunaan Dashboard Kesehatan Finansial yang tersedia, baik pada saat mengajukan pinjaman maupun saat peminjaman sedang berlangsung. Hal ini juga dapat menghindarkan pelaku UKM dari kemungkinan gagal bayar (non-performing loan) di masa depan.

Tetap Memperoleh Konsumen Selagi Mengelola Risiko

Saat ini, banyak pemberi pinjaman seperti bank kesulitan menghadapi banyaknya permintaan pengajuan. Selain itu, kemampuan mereka merespon permintaan tersebut juga terbatas karena kurangnya otomatisasi pelayanan. Kurangnya informasi juga dapat menimbulkan banyak keraguan bagi para pemberi pinjaman untuk mengatur risiko dari pinjaman yang akan diberikan. Untuk itu, penting bagi bank maupun para pemberi pinjaman untuk mengadopsi platform yang memudahkan mereka dalam proses pengajuan pinjaman secara digital dan menggunakan fitur smart credit.

Selain itu, digitalisasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengajuan pinjaman yang dilakukan oleh UKM selagi tetap menjaga para pemberi pinjaman dari berbagai risiko seperti risiko kredit, regulator, operasional, governance dan compliance, serta risiko reputasi pemberi pinjaman. Bila bank dapat mengadopsi platform ini, kesempatan kredit akan terbuka luas bagi para pelaku UKM, termasuk bagi mereka yang belum menjadi nasabah dari bank tersebut. Sehingga, digitalisasi ini diharapkan dapat membantu menekan angka unbanked dan underserved di Indonesia, yang dapat menjadi elemen kunci bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Salah satu penyedia platform digital lending, smart credit, dan analisis finansial untuk memudahkan lender memberikan pinjaman kepada para pelaku UKM adalah Sussed, perusahaan fintech asal New Zealand yang bergerak di bidang penggabungan teknologi dengan pemahaman mendalam tentang proses peminjaman UKM. Melalui platformnya, Sussed memberikan keuntungan bagi bank maupun pelaku bisnis selaku konsumennya untuk membantu menyediakan proses pengajuan, penilaian, serta insight finansial dengan lebih efektif dan efisien. Sussed bertujuan untuk mengubah kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh bank dan pemberi pinjaman lainnya dalam memberikan UKM akses ke dana yang mereka butuhkan untuk beroperasi dan berkembang. Dengan mengintegrasikan platform ini, bank juga dapat terus beradaptasi untuk mengembangkan produk dan layanannya sehingga para konsumennya dapat terus terlayani dengan maksimal.

Pelajari lebih lanjut mengenai hal ini dalam New Zealand Fintech Webinar #3 pada Senin, 20 Juli 2020. Daftar segera lewat tautan berikut ini.

Previous Story

Peluncuran OPPO Reno4 di Indonesia Tinggal Hitungan Minggu

Next Story

Samsung Ikut Ramaikan Tren Perangkat UV Sterilizer Sekaligus Wireless Charger

Latest from Blog

Don't Miss

JaPang Provides Grocery Supply Chain Innovation to Focus on Outside Java

The huge opportunity to disrupt the system of providing rice,
Jaring Pangan JaPang

JaPang Hadirkan Inovasi “Supply Chain” Produk Bahan Pangan, Fokus di Luar Jawa

Besarnya peluang untuk mendisrupsi sistem penyediaan beras, ayam, dan telur