DiffaGo adalah salah satu startup yang yang ditunjuk The NextDev Academy untuk mengikuti gelaran Singtel Group Regional Future Makers 2019 di Singapura. Startup yang bermarkas di Bali ini mengusung konsep untuk membantu para penyandang disabilitas, mulai dari alat bantu gerak, hingga penyaluran ke dunia kerja.
Beroperasi sejak Februari 2018, DiffaGo sudah menjalankan 5 proyek bantuan untuk kaki palsu di empat kota dan satu sekolah untuk anak autis di Bandung. Mereka juga sudah berhasil mendapatkan 210 pencari kerja disabilitas terdaftar yang tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan, dan Lombok.
Startup yang dipimpin Ni Komang Ayu Suriani (Suri) ini juga berhasil mendapatkan tujuh perusahaan yang bekerja sama untuk membuka kesempatan bekerja bagi penyandang disabilitas. Saat ini sudah ada sembilan penyandang disabilitas yang berhasil mendapat pekerjaan melalui DiffaGo.
Sebagai sebuah startup, DiffaGo dijalankan dengan modal pribadi atau bootstrapping. Model bisnis yang saat ini dijalankan adalah menjalankan program per program dengan dukungan dana CSR dari perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan DiffaGo.
Semangat yang diusung DiffaGo serupa dengan yang disasar Kerjabilitas. Memudahkan dan menghubungkan para penyandang disabilitas untuk terhubung dengan perusahaan yang menyediakan lowongan kerja.
Kepada DailySocial, Suri mengungkapkan, dirinya beserta tim pendiri menyadari adanya permasalahan yang cukup kompleks yang dihadapi penyandang disabilitas, seperti dalam masalah mencari kerja. Atas dasar itulah DiffaGo dikembangkan. Tidak hanya untuk menghubungkan dengan perusahaan tetapi juga bantuan alat bantu gerak dan pelatihan.
“Karena isu disabilitas ini adalah isu kompleks dan besar. Potensi user yang sangat besar dan masih belum banyak dibantu dengan tepat. Kami juga yakin akan visi kami dalam membantu teman-teman disabilitas,” terang Suri mengenai optimismenya menjalankan DiffaGo.