Pomelo mengumumkan keberadaan gerai offline pertamanya di Indonesia yang berlokasi di mal Central Park, Jakarta Barat. Akibat pandemi Covid-19, rencana platform fesyen asal Thailand ini tertunda sekitar satu tahun untuk memiliki gerai fisik pertama di Jakarta.
Keputusan Pomelo membuka gerai fisik di Jakarta terbilang cukup berani ketika banyak usaha ramai-ramai mengurangi kehadirannya secara fisik atau bahkan hijrah seluruhnya ke platform daring. Chief Retail Officer Pomelo Fashion Anders Heikenfeldt mengakui, keputusan mereka untuk membuka gerai fisik pertamanya di Jakarta mungkin akan dianggap aneh sejumlah pihak.
Kendati demikian Anders meyakini situasi pandemi ini juga membawa kesempatan untuk perusahaannya untuk terus berkembang terutama di Indonesia yang bagi mereka adalah tiga besar pasar terbesar di Asia Tenggara bersama negara asal mereka, Thailand, dan Singapura.
“Soal timing memang ada jadi tantangan, tapi jelas ada kesempatan yang besar di sini. Kami juga tidak bisa mengundur waktunya lagi karena tidak tahu kapan pandemi ini akan selesai,” terang Anders.
Anders juga menambahkan keberadaan toko fisik sudah tak terpisahkan untuk Pomelo yang mengusung konsep ominchannel dan online-to-offline (O2O). Selain membawa kredibilitas lebih ke konsumen, gerai fisik ini dianggap akan membawa nilai lebih bagi mereka yang merasa lebih nyaman membeli pakaian dengan mencobanya lebih dahulu.
“Jadi kami memberikan opsi ke mereka dengan tap, try, and buy. Kami berusaha menjangkau masyarakat lebih luas lewat dua kanal berbeda sehingga mereka lebih nyaman,” imbuh Anders.
Fitur Tap.Try.Buy adalah salah satu hal baru yang turut Pomelo perkenalkan bersamaan dengan gerai fisik pertama mereka. Fitur ini memungkinkan pelanggan memilih ribuan baju secara daring, pergi ke toko untuk mencoba sekian pakaian sudah dipilih, dan membayar hanya untuk pakaian yang hendak dibawa pulang.
AVP General Manager Pomelo Fashion Indonesia Frankhie mengklaim, gerai dan fitur baru itu mengundang cukup pengunjung saat hari pembukaan 4 Desember 2020 lalu. “Kita belum bikin promosi besar-besaran tapi antrean di toko sudah lumayan luar biasa. Itu terjadi juga karena protokol kesehatan dan kapasitas pengunjung yang kita batasi,” tukas Frankhie
Yang menarik dari gerai fisik Pomelo adalah gerai hanya akan memajang produk fesyen selera konsumen yang berbelanja di sana. Bisa dibilang apa yang ditampilkan di sana akan menjadi cerminan selera fesyen pelanggan yang memilih berbelanja di sana.
Hal itu dapat terjadi berkat kecerdasan buatan/AI yang mereka gunakan untuk mengumpulkan dan mengolah data dari pelanggan Pomelo. Dari jenis pakaian, gaya, hingga warna dapat dipelajari. “Jadi yang ada di toko itu bisa dibilang mencerminkan selera pelanggan di Jakarta Barat,” imbuh Frankhie.
Untuk memperkenalkan lebih jauh fitur dan gerai baru tersebut, Pomelo memasang sejumlah potongan harga yang cukup besar. Mereka juga memakai jasa influencer di media sosial untuk menjangkau pasar lebih luas.
Pomelo enggan membeberkan target untuk gerai barunya di Jakarta. Namun mereka menegaskan tak lama lagi membuka gerai lainnya di sejumlah lokasi di Jakarta.
“Toko kedua kita akan ada di Jakarta Selatan pada Q1 2020 nanti,” pungkas Frankhie.
Langkah Pomelo membuka gerai pertama selaras dengan tujuan awal mereka sebagai platform yang mengusung konsep O2O. Indonesia menjadi negara ketiga yang telah memiliki gerai fisik Pomelo setelah Thailand dan Singapura. Kini aplikasi Pomelo sudah diunduh lebih dari sejuta kali dengan 80% transaksi terjadi di ponsel.
Namun Pomelo bukanlah satu-satunya fashion tech dengan konsep O2O. Beberapa nama lain juga mengusung konsep serupa di Tanah Air seperti Hijup, dan Berrybenka.