Teknologi Artificial Intelligence (AI) sebenarnya telah digunakan sejak beberapa puluh tahun lalu. Namun, teknologi ini mulai populer di kalangan masyarakat umum dalam beberapa tahun belakangan. Keberadaan Generative AI (GAI) seperti MidJourney atau ChatGPT menjadi salah satu alasan di balik popularitas AI di kalangan masyarakat umum. Seiring dengan semakin populernya AI, tidak heran jika nilai pasar AI di 2022 pun naik.
Menurut laporan Precedence Research, di tingkat global, industri AI bernilai US$119,78 miliar pada 2022. Angka ini diperkirakan akan mencapai US$1.591 miliar pada 2030. Dalam periode 2022 sampai 2030, tingkat pertumbuhan per tahun (CAGR) dari industri AI diperkirakan mencapai 38,1%.
Tingkat Adopsi AI di Berbagai Kawasan
Amerika Utara merupakan kawasan dengan kontribusi terbesar pada total pasar AI pada 2022. Ada beberapa alasan di balik hal ini. Pertama, di kawasan Amerika Utara, permintaan konsumen akan produk software dan hardware yang menggunakan AI memang cukup tinggi. Selain itu, Amerika Utara juga merupakan rumah dari banyak perusahaan teknologi raksasa, seperti Amazon, Apple, Facebook, Google, dan IBM. Perusahaan-perusahaan teknologi ini tentunya punya peran penting dalam mengembangkan industri AI di Amerika Utara.
Alasan lain mengapa industri AI di Amerika Utara tumbuh pesat adalah karena dukungan dari pemerintah. Pada 2019, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memperkenalkan inisiatif yang bertujuan untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai pemimpin di bidang AI. Tujuan utama dari program itu adalah untuk mendorong tingkat adopsi AI dengan menyediakan pedoman tentang penggunaan konkret dari AI di berbagai sektor industri.
Walaupun Amerika Utara menjadi kawasan dengan nilai industri AI paling besar, Asia Pasifik merupakan kawasan dengan tingkat pertumbuhan paling besar selama periode 2022 sampai 2030. Pertumbuhan ini didorong oleh semakin banyaknya perusahaan dan organisasi yang menanamkan investasi untuk meningkatkan adopsi AI. Alhasil, permintaan konsumen akan teknologi AI pun ikut naik.
Alasan lain industri AI di Asia Pasifik bisa tumbuh pesat adalah karena AI semakin banyak digunakan di berbagai industri. Beberapa industri yang menggunakan AI antara lain otomotif, kesehatan, serta makanan dan minuman.
Dalam laporannya, Precedence Research juga membagi industri AI berdasarkan solusi yang ditawarkan. Dengan ini, industri AI terbagi ke dalam tiga kategori: software, hardware, dan service. Dari ketiga kategori itu, segmen software memberikan kontribusi paling besar pada total industri AI di 2022. Ada tiga hal yang mendorong pertumbuhan segmen software, yaitu peningkatan kemampuan dalam sistem data storage, parallel processing, dan peningkatan daya komputasi.
Ke depan, segmen software diperkirakan masih akan tumbuh. Salah satu pendorong utama dari pertumbuhan itu adalah meningkatnya demand dari perusahaan untuk mendapatkan informasi dan data yang relevan. Sementara itu, pada periode 2022-2030, hardware diperkirakan akan menjadi segmen di industri AI yang memiliki pertumbuhan paling tinggi. Hardware untuk industri AI mencakup CPU, GPU, Application-Specific Integrated Circuit (ASIC), dan Field-Programmable Gate Array (FPGA).
AI Semakin Banyak Digunakan, Apa Alasannya?
Dalam beberapa tahun belakangan, industri AI global bisa tumbuh berkat beberapa faktor. Salah satunya, pesatnya tingkat adopsi internet dan teknologi digital. Tak hanya itu, perusahaan-perusahaan teknologi raksasa juga punya peran dalam mendorong pertumbuhan industri AI.
Pasalnya, keputusan perusahaan teknologi untuk menanamkan investasi dalam riset dan penelitian terkait AI memunculkan berbagai inovasi baru di berbagai industri. Tak terbatas pada pengembangan teknologi baru, perusahaan teknologi seperti Amazon, Apple, Google, IBM, dan Microsoft juga terus berusaha untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses teknologi AI.
Seiring dengan semakin canggihnya teknologi AI, semakin banyak pula industri yang menggunakan AI. Beberapa industri yang diperkirakan akan mendorong pertumbuhan industri AI dalam beberapa tahun ke depan antara lain otomotif, kesehatan, perbankan dan finansial, manufaktur, makanan dan minuman, serta logistik. Popularitas perangkat medis berbasis AI dan fitur self-driving pada mobil listrik juga menjadi hal lain yang membuat pasar AI terus berkembang.
Tingkat adopsi teknologi AI di bidang Banking, Financial Services and Insurance (BFSI) juga menunjukkan tren naik. Karena, solusi AI bisa digunakan untuk berbagai hal, mulai dari menganalisa data, mendeteksi penipuan, sistem database, sampai menjamin keamanan sistem bank.
Tentu saja, perkembangan industri AI tidak lepas dari peran pemerintah. Ke depan, pemerintah diperkirakan akan membuat regulasi yang memberikan dampak positif ke industri AI. Sebagai contoh, pada 2020, pemerintah India memutuskan untuk meningkatkan dana yang mereka habiskan untuk Digital India, menjadi US$477 juta. Program Digital India sendiri ditujukan untuk mengembangkan industri AI, Internet of Things (IoT), big data, keamanan siber, machine learning, dan robotik.
Industri AI juga bisa berkembang karena perusahaan yang berhubungan langsung dengan konsumen mulai mengintegrasikan AI ke proses bisnis mereka. Tujuannya adalah untuk membuat operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Naiknya tingkat adopsi AI membuat semakin banyak pihak tertarik untuk menjajaki bisnis AI dengan menawarkan solusi dan produk yang punya fungsi spesifik.
Sumber header: Pexels