Apa yang harus dilakukan startup untuk bisa meraup revenue, pangsa pasar, dan margin keuntungan? Jawabannya adalah manajemen produk! Hal itu dicetuskan oleh Razi Thalib, founder dari Setipe, dalam acara Dev Class SparxUp 2014 di Jakarta, 20 Maret 2014.
Menurut Razi, manajemen produk penting untuk menjadi prioritas sebab ini berkaitan erat dengan revenue. Secara sederhana, jelasnya, manajemen produk adalah perencanaan, pengembangan dan pemasaran. Pengembangan produk dan pemasaran produk merupakan dua hal yang berbeda, namun tak dapat dipungkiri saling berkaitan, serta melengkapi satu sama lain. Tujuannya tentu saja tak lain adalah: revenue, pangsa pasar, dan margin keuntungan.
“Manajemen produk bersingungan antara technology, user experience dan bisnis,” tutur Razi. “Manajemen produk sering menjadi jembatan antara tim engineering dengan user dan bisnisnya. Sederhananya manajemen produk sering menerjemahkan tujuan bisnis untuk sebuah produk. Sehingga bisa membangun sebuah produk yang baik.”
“Namun untuk membangun dan mengembangkan produk, siapa pun harus memahami manajemen produk dan berpikir layaknya seperti manajer produk,”kata Razi. Fokus utama manajemen produk adalah menganalisa kondisi pasar, fitur baru, dan pengembangan produk.
Menurut Razi, top manajemen startup juga perlu berpikir layaknya seorang produk manager. “Dalam hal ini, seseorang diharapkan untuk selalu menumbuhkan perasaan ingin tahu, dan merawat sebuah produk yang dikembangkan untuk bisa terus tumbuh. Jeli dalam melihat kesempatan yang ada, mendefinisikan, mengukur permasalahan, serta memahaminya hingga dapat mengomunikasikan kepada tim developer hingga investor untuk dapat mengerti visi dari solusi yang ditawarkan.”
Tugas Sehari-Hari
Ada dua tugas sehari-hari yang harus dilakukan seseorang yang bertanggung jawab atas manajemen produk: “Memerhatikan google analityc, statistik, serta kompetitor,” lanjut Razi. Meski ia tidak menekankan pada kompetitor, sesekali perlu juga memerhatikannya. Kedua, membangun produk dan meluncurkan fitur baru yang diperlukan pengguna.
Riset, tegas Razi, adalah awal dari segalanya. Dalam riset, demi efektifitas harus langsung berbicara dengan calon pengguna serta target pasar yang akan dituju. “Sebelum meluncurkan Setipe, saya bertemu dengan banyak orang dan menanyakan kepada mereka tentang online dating dan menjelaskan konsep Setipe,” kenang Razi.
Kemudian, validasi ide dengan brainstorm ide dengan orang-orang. “Kalau memungkinkan lakukan FGD,”saran Razi.
Di tengah-tengah diskusi, Rama Mamuaya, founder DailySocial memberikan sebuah tip berharga: ”Dalam melakukan riset atau validasi produk, jangan tanya kepada teman-teman terdekat atau keluarga. Agar mendapat penilaian yang jujur dan obyektif sebaiknya tanya langsung kepada orang asing.”
Setelah itu baru membuat perencanaan, menentukan masalah dan mencari solusinya. Bila tahap ini sudah matang, Razi mengatakan baru bisa memasuki tahap design UI, dan melakukan test kepada pengguna, kalau semua ini sudah terkumpul feedback-nya, saatnya membangun produk dan fitur-fitur yang dibutuhkan oleh pengguna.
Saat siap meluncurkan produk, buat juga perencanaan peluncuran mulai dari alpha, beta dan official launch hingga strategi untuk menarik massa. Perkembangan terus dipantau untuk menentukan strategi pemasaran dan perbaikan-perbaikan.