DailySocial pernah menuliskan tentang desaVirtual atau Desavirtual, sebuah jejaring sosial yang mau menggabungkan unsur pertemanan dengan e-commerce dalam satu tempat dan terintegrasi. Setelah sekian lama tidak berkunjung, kini desaVirtual atau Desavirtual kembali mengubah tampilan mereka untuk ketiga kalinya, dan perubahan kali ini juga cukup besar karena mengubah logo serta nama layanan mereka menjadi Dvers.com.
Mengubah fasilitas yang terdapat pada layanan tertentu memang menjadi salah satu strategi untuk perkembangan aplikasi website, meski saya sendiri tidak bisa mengatakan secara tepat kapan produk harus berubah dan kapan tetap dikembangkan seperti yang sudah ada, semua tergantung banyak faktor termasuk layanan itu sendiri dan tentu saja tingkat persaingan.
Nah, untuk Dvers atau Desavirtual, persaingan tentunya hadir dari dua sisi, jejaring sosial yang dan juga layanan e-commerce yang menyediakan fasilitas bagi pengguna untuk membuka toko online secara gratis, belum lagi jejaring sosial yang mengubah strategi seperti Multiply, juga menyediakan fasilitas marketplace.
Dvers.com, menyediakan hampir semua fasilitas yang disediakan oleh jejaring sosial seperti unggah foto, update status, tambah teman, fasilitas blog/notes, termasuk events, group dan chat bahkan ada juga fasilitas check-in (meski setelah mencobanya saya masih belum menemukan fitur ini).
Selain itu yang sepertinya menjadi salah satu unggulan adalah fasilitas marketplace, dan job board. Marketplace adalah tempat pengguna yang ingin membuka toko online dan menawarkan produk mereka di Dvers.com sedangkan Job Board adalah fasilitas yang diberikan bagi mereka yang ingin mencari pekerjaan dan melakukan kontak langsung dengan yang menawarkan pekerjaan. Ada dua lagi fasilitas yang ditawarkan di Dvers selain jejaring sosial tentunya, yaitu Business (setelah melihatnya isinya persis dengan Job Board dan satu lagi fasilitas Game yang berisi daftar casual game yang, jika ingin dimainkan akan membuka tab baru dan keluar dari layanan Dvers.
Seperti yang pernah dituliskan di DailySocial benang merah dari layanan ini adalah jejaring sosial dan e-commerce, jika di dua tulisan sebelumnya dua fasilitas ini masih tampak kabur, kini keduanya menjadi semakin jelas, dan bentukan apa itu Dvers menjadi agak lebih jelas, meski saya masih melihat beberapa desain ikon di Dvers mirip sama yang di Facebook. Pengubahan nama menjadi Dvers dari Desavirtual juga sepertinya mau mengubah paradigma desa atau kelompok-kelompok tertentu yang menjadi bagian di Dvers menjadi hanya jejaring yang dibangun oleh personal masing-masing.
Jejaring sosial menurut saya memang kini harus mengambil celah niche, sudah terlalu banyak jejaring sosial, hampir tidak mungkin untuk mengejar Facebook, yang harus dilakukan adalah memilih pangsa pasar niche (itu juga kalau masih mau mengembangkan layanan jejaring sosial) menyebutkan contoh, seperti yang dilakukan Sixreps.com, meski terbuka bagi pengguna umum, namun secara lebih spesifik Sixreps manyasar para fitness mania.
Tentang e-commerce di dalam jejaring sosial memang tampak menarik, tetapi pertanyaannya adalah, kenapa Facebook tidak buru-buru meluncurkan secara luas dan lengkap layanan marketplace, salah satu jawabannya bagi saya adalah infrastruktur, kesiapan pengguna untuk berubah secara luas perilaku mereka dan menyatukan satu tambahan aspek kehidupan secara lengkap (belanja) dalam satu layanan.
Saat ini Dvers telah memiliki fasilitas keranjang belanja dan fitur checkout yang terintegrasi, dan itu bagus, pembayaran juga sepertinya akan dikembangkan dengan sistem pembayaran tidak hanya transfer antar bank. Saya melihat ada logo Doku, walaupun ketika kita ingin melakukan pembayaran pilihannya adalah membayar di tempat, menggunakan DV token atau metode pembayaran lain (namun tidak disebutkan apa), mungkin sistem pembayaran yang lebih lengkap akan dikembangkan secara bertahap.
Salah satu fasilitas yang bisa dikembangkan lebih lanjut menurut saya adalah Job Board, saya iseng mencoba untuk mengirimkan ‘CV’ yang prosesnya cukup mudah. Tinggal klik di lowongan kerja, maka nantinya kita akan mendapat notifikasi untuk mengirimkan CV ke alamat yang lebih lengkap. Tinggal dikembangkan dan dimaksimalkan, sepertinya ide jejaring sosial yang juga menampilkan lowongan pekerjaan cukup menarik, meski bisa jadi akan bersaing dengan LinkedIn.
Seperti yang saya sebutkan di atas, mengubah fasilitas yang terdapat pada layanan tertentu memang menjadi salah satu strategi untuk perkembangan aplikasi produk baik yang berbasis web atau mobile, perubahan pada layanan Desavirtual kali ini saya rasa lebih baik, setidaknya jika dibandingkan dengan dua perubahan sebelumnya, dan semoga saja Dvers akan fokus pada perubahan yang sekarang sehingga bisa mengembangkan fasilitas yang telah ada dengan lebih baik lagi.
LOL website yang labil
Ini website kaya Linkedin isinya, nggak sesuai dengan tema website nya..
mungkin karena di ‘review’ dua kali sama lo ga, jadi mereka nurutin saran lo dan akhirnya berubah seperti sekarang š
kalo saya lebih tepat menilai ini tempat berkumpulnya seller, awalnya saya udah mendaftar pas pertamakali desavirtual muncul dan sempat ditawarin join sm adminnya. dari segi desainnya top banget tp sayang beberapa fiturny mnurut saya agak susah dipahami.