Telekinesis dan kemampuan membaca pikiran mungkin masih menjadi hal yang berada di luar nalar kita. Tapi nyatanya, mereka adalah tema panas di bidang teknologi terapan dan neuroscience. Para ilmuwan dan teknisi terus mencoba mengembangkan dan menyempunakan medium yang dapat merespon gelombang otak dengan optimal.
Bayangkan betapa canggihnya jika teknologi mind-reading dan telekinesis dapat diterapkan dalam penggunaan perangkat pintar. Anda tidak lagi perlu repot-repot menavigasi dan mengontrol device secara manual. Berita baiknya, sebuah tim jenius berupaya untuk mengaplikasikan teknologi pembaca pikiran ke dalam perangkat wearable Google Glass.
Teknologi ini dapat tercapai berkat kolaborasi dari berbagai pihak. Diujung tombaki oleh tim MindRDR, hasil karya mereka adalah sebuah aplikasi open-source yang nantinya akan terhubung dengan chip biosensor dari NeuroSky EEG yang terintegrasi ke perangkat augmented reality itu. Mereka menamainya This Place.
Bagaimana cara kerjanya? Perintah yang muncul di otak Anda akan diproses melalui alogritma app MindRDR dibantu perangkat NeuroSky MindWave. Gelombang otak akan diukur, kemudian sinyal tersebut akan diterjemahkan dari otak ke medium digital. Teknologi di dalamnya mampu menyaring dan membersihkan sinyal dari gangguan eksternal dan interferensi aliran listrik.
Info menarik: Perangkat Virtual Reality Pertama Samsung Akan Dinamai Gear VR
Walaupun terdengar rumit, kombinasi software MindRDR dan hardware NeuroSky melalui This Place membuat penggunaan Google Glass jadi jauh lebih intuitif. Dengan teknologi ini, Anda dapat mengambil foto dan mem-posting-nya di jejaring sosial tanpa perlu menyentuh perangkat wearable itu. Yang perlu Anda lakukan hanyalah rileks dan fokus pada perintah.
Sebagai indikator apakah perangkat membaca perintah Anda dengan jelas atau tidak, pengguna dapat melihat garis horisontal di layar. Jika Anda berkonsentrasi penuh, maka garis itu akan naik; lalu jika Anda santai, maka garis tersebut akan turun. Google Glass akan memotret gambar jika garis indikator menyentuh bagian teratas layar. Lalu Anda dapat memilih untuk men-share atau membuangnya dengan metode yang sama.
Menurut sang founder dan CEO MindRDR, Dusan Hamlin, penerapan This Place dalam perangkat wearable seperti Google Glass sangat menggoda bagi timnya. Tapi mereka sadar bahwa hal tersebut juga memberikan tantangan yang sangat besar, apalagi memanfaatkan gelombang otak sebagai medium navigasi bukanlah hal mudah.
“Dalam versi yang ada saat ini, pengguna harus menyentuh [perangkat Google Glass] atau menggunakan perintah suara,” ungkapnya. “Metode ini sangat tidak praktis dalam situasi tertentu, serta untuk para pengguna yang memiliki keterbatasan. Hal itu membuat kami berpikir: bagaimana caranya untuk meningkatkan pengalaman pengguna agar lebih baik? Kami ingin memperlihatkan potensi sebenarnya yang tersimpan dalam Glass, dengan memungkinkan user mengontrol perangkat ini menggunakan pikiran.”
Info menarik: Adrian Wong, Kepala Teknisi Google Glass Kini Bekerja Untuk Oculus Rift
Untuk sekarang, This Place hanya mendukung beberapa fungsi yang sudah saya tuliskan di atas, seperti foto dan akses ke media sosial seperti Facebook dan Twitter. Kita harap kemampuannya akan menjadi lebih luas saat Google Glass siap diluncurkan untuk khalayak global.
MindRDR bukan satu-satunya tim yang melakukan riset di bidang telekinesis dan mind-reading. Beberapa tahun lalu, Toyota pernah memperkenalkan sebuah prototype sepeda dan helm dengan kemampuan naik-turun gigi hanya dengan perintah di otak. Harganya? Ratusan ribu Poundsterling.
Simak demo singkatnya di bawah ini:
Sumber: Digital Spy & ThisPlace.com.