Dalam memilih antara Unreal Engine atau Unity, developer game biasanya akan mempertimbangkan dua hal berikut: kualitas grafik terbaik (Unreal) atau kemudahan penggunaan (Unity). Tentu saja ini merupakan sebuah oversimplifikasi, akan tetapi poin yang ingin saya tekankan adalah, Unity jarang menjadi pilihan pertama jika yang diincar adalah superioritas dari segi visual.
Unity rupanya ingin membuktikan bahwa anggapan tersebut salah. Di ajang Game Developers Conference (GDC) 2022, Unity berniat mendemonstrasikan seberapa jauh kemampuan engine-nya dalam hal rendering sudah meningkat, spesifiknya ketika digunakan untuk menciptakan karakter manusia digital yang amat realistis.
Teaser-nya sudah bisa kita tonton sekarang di YouTube, dan dalam video berdurasi dua menit tersebut, tampak seorang karakter wanita yang sangat menyerupai aktris benaran, yang di-render secara real-time menggunakan Unity. Di beberapa adegan close-up, kita bisa melihat tingkat detail yang mengesankan pada wajah sang karakter, termasuk adanya bulu-bulu halus yang semakin memperkuat kesan realistisnya. Pergerakan matanya pun juga tampak natural.
Dari demonstrasi berjudul “Enemies” ini kita bisa menilai bahwa dana investasi yang Unity gelontorkan selama setahun terakhir tidaklah sia-sia. November lalu, Unity mengakuisisi Weta Digital, spesialis visual effect (VFX) asal Selandia Baru yang karya-karyanya sudah dipakai di banyak film blockbuster. Lalu di bulan Januari kemarin, Unity mengakuisisi Ziva Dynamics, perusahaan ahli di bidang kreasi dan simulasi karakter digital. Teknologi yang dimiliki Weta dan Ziva tentu memegang peranan penting dalam progres perkembangan engine Unity sampai di titik ini.
Kapan semua ini bisa dimanfaatkan oleh komunitas developer Unity? Dalam satu atau dua bulan kalau kata Unity sendiri. Nantinya, Unity bakal merilis package Digital Human 2.0 yang berisi semua update dan pembaruan yang Unity hadirkan selama dua tahun terakhir. Unity tidak lupa bilang bahwa beberapa pembaruan yang dipakai dalam demo Enemies sebenarnya juga sudah tersedia di versi terbaru engine Unity.
Video game memang masih menjadi pasar terbesar buat Unity, namun belakangan Unity juga terus mengembangkan engine-nya agar bisa relevan di industri-industri lain. Game engine tidak selamanya cuma bisa dipakai untuk mengembangkan video game saja, seperti yang sudah dibuktikan oleh Unreal Engine, dan Unity pun tampaknya juga mengarah ke tujuan yang sama.
Sumber: Games Industry dan Unity.