Di awal-awal kehadirannya, BlackBerry Priv menuai pujian berkat desainnya yang unik, keyboard fisik dan sistem operasi Android yang dilengkapi fitur keamanan ala BlackBerry. Tapi apalah artinya desain dan fitur yang wah jika tak diiringi dengan penjualan yang hebat pula.
Salah seorang petinggi AT&T yang tak disebutkan namanya mengatakan bahwa smartphone Android pertama BlackBerry itu tak menjalani debutnya dengan mulus. Mereka bahkan mengaku lebih banyak menerima komplain dan pengembalian unit yang melebihi batas wajar. Berita ini sebenarnya tak begitu mengejutkan, beberapa saat yang lalu kabar miring serupa juga pernah berhembus. Hanya saja, kali ini datang dari AT&T yang notabene adalah rekanan terdekat BlackBerry selama bertahun-tahun. Jika AT&T saja mulai “jera”, rintangan besar jelas menanti BlackBerry untuk menemukan operator yang mau menerima perangkat mereka.
Menyusul kondisi ini, banyak pihak menilai bahwa pengguna setia BlackBerry mengalami kesulitan untuk berpindah dari BlackBerry OS ke Android. Tapi, itu bukan satu-satunya komposisi yang menjadi bumbu racikan atas kegagalan Priv. BlackBerry juga dianggap keliru dalam menentukan target pasar, alih-alih mengikuti tren smartphone murah, mereka lebih memilih untuk melepas Priv ke segmen kelas atas, bersaing langsung dengan iPhone yang notabene punya pangsa pasar yang lebih luas. Bahkan jika dibandingkan, harga jual Priv lebih mahal dari iPhone 6s.
Priv versi unlocked dijual seharga $699, sementara iPhone 6s hanya $650. Anggapan ini diamini oleh CEO BlackBerry John Chen beberapa waktu lalu, menurutnya Priv adalah produk high-end yang terlalu mahal, ini merupakan keputusan yang kurang bijak. Sementara menurut petinggi AT&T yang sama, tidak ada pertumbuhan signifikan di segmen pasar premium, di mana Apple dan Samsung masih mendominasi.
Dari data yang dirilis oleh Cnet, BlackBerry Priv terjual sebanyak 600.000 unit di kuartal keempat fiskal yang ditutup pada 29 Februari, angka ini jauh di bawah prakiraan sebanyak 850.000 unit. Apa tanggapan Anda?
Sumber berita 9to5Google dan gambar header BlackBerry.