Dengan memiliki lebih dari 1000 startup dalam portofolio mereka, dapat dikatakan 500 Startups telah jauh melampaui target awal mereka. Beberapa angka dari TechCrunch menggambarkan bagaimana 500 Startups telah berkembang dengan pesat selama lima tahun ke belakang. Saat ini, VC yang awalnya berupa akselerator tahap awal tersebut telah menyuntikkan dana senilai US$100 juta kepada 1000 startup di 50 negara.
500 Startups saat ini merupakan induk tiga skema pendanaan utama dan enam skema pendanaan mikro dengan aset sebesar US$170 juta dengan rencanamenambah anggota tim mereka dari 50 orang menjadi 70 orang pada akhir tahun ini.
Dibandingkan VC raksasa lainnya, seperti Sequoia Capital dan Y Combinator, 500 Startups memang lebih muda namun mereka memiliki rencana raksasa untuk menjadi VC terbesar di dunia, menurut Founding Partner 500 Startups Dave McClure.
Dalam jawabannya di Quora, McClure menuliskan perusahaan-perusahaan portofolio terbaik 500 yang terdiri dari dua atau tiga perusahaan bernilai lebih dari US$ 1 miliar, sekitar 30 perusahaan bernilai lebih dari US$100 juta dan sekelompok besar perusahaan bernilai US$10 juta.
Ada apa dengan jargon binatang? McClure mengatakan bahwa itu adalah caranya untuk menjelaskan startup yang tidak bernilai miliaran, namun tidak kalah berharganya.
“Orang-orang selalu tertarik dengan kisah perusahaan miliaran dollar, namun kami mencoba untuk membedakan tidak hanya antara perusahaan miliaran dollar. Bagi kami, sebuah investasi dianggap sangat berhasil ketika ia bernilai jutaan dolar. Bahkan ketika perusahaan telah exit dengan nilai ratusan juta dolar, ia masih berarti bagi pendiri mereka dan memberikan kami keuntungan yang layak.”
“Perusahaan bernilai satu miliar dollar sangat jarang, sangat tidak dapat diprediksi. Perusahaan yang bernilai US$100 juta lebih banyak dan sedikit lebih mudah untuk diprediksi sementara perusahaan bernilai US$10 juta dolar ada di mana-mana – namun kita dapat menarik keuntungan dari ketiga segmen yang tersebut. Itu adalah salah satu cara untuk mendapatkan perhatian publik dan membuat mereka sadar bahwa selain perusahaan miliaran dollar, masih ada perusahaan-perusahaan yang lebih kecil namun tidak kalah berarti,” kata McClure kepada e27.
500 Startups berinvestasi pada tahap awal dan terus terlibat
Selain terus membangun portofolio, McClure beserta timnya memiliki kemampuan untuk menentukan apakah sebuah perusahaan pantas untuk diberikan pendaaan atau tidak. Selagi mengurus exit perusahaan 1 miliar dolar pertama mereka, 500 Startups telah berhasil mendukung exit dari 6 perusahaan US$100 juta dan lebih dari 30 perusahaan bernilai US$10 juta.
“Pada umumnya, kami pikir bahwa 15-30 persen dari portofolio kami akan exit dan 5-10 persen akan exit dengan nilai yang sangat besar. Kami optimis bahwa kami akan mendapat paling tidak 100 keberhasilan dari 1,000 perusahaan yang ada pada portofolio kami dan beberapa bahkan telah terjadi.”
Mengenai strategi pendanaannya, McClure mengatakan bahwa mereka masuk pada tahap awal dan tetap terlibat. Biasanya, 500 Startups mulai berinvestasi pada startup yang mendapatkan pemasukan sekitar 5 hingga 10 ribu dollar, dan membuatnya memperoleh 50 hingga 100 ribu dollar.
“Ketika mereka mendapat 100 ribu dolar sebulan, maka itu bukanlah kebetulan. Ada sesuatu yang berhasil, disanalah kami mulai berinvestasi. Jika perushaan terus bertumbuh, jika investor lain masuk maka kami mungkin akan menambah nilai investasi kami untuk pendanaan awal atau Seri A dan menulis cek ketiga sebagai pendanaan Seri B,” katanya tapi terdapat banyak variabel.
“Tergantung dari seberapa besar kepemilikan kami terhadap perusahaan tersebut dan seperti apakah valuasinya. Berdasarkan skenario terbaik kami, kami akan menulis tiga cek senilai setengah juta hingga satu juta dollar.”
Berapakah traksi yang diperlukan untuk dapat menerima investasi?
Traksi penting bagi investor, namun pada area manakah sebuah startup harus mempersiapkan diri sebelum menemui 500 Startups? McClure mengatakan bahwa sementara pemasukan lebih penting daripada pelanggan pada bisnis transaksional, startup B2B mungkin hanya memiliki 5 hingga 10 pelanggan dan perusahaan kecil diharapkan untuk memiliki “ratusan hingga ribuan” pelanggan.
Mereka yang beroperasi di segmen B2C juga dipertimbangkan secara berbeda. “Bagi penawaran produk konsumen, kami ingin perusahaan memiliki kunjungan aktif mencapai enam digit per bulannya, dan mungkin tujuh digit bagi bisnis yang fokus terhadap konsumen dan tidak memiliki pemasukan,” ujar McClure.
“Jumlah unduhan terbilang sia-sia, sehingga kami lebih memilih untuk mempertimbangkan jumlah kunjungan aktif daripada unduhan.”
Tantangan apakah yang dihadapi di Asia Tenggara?
Menurut McClure, 500 Startups memiliki 120 hingga 140 investasi di Asia hingga saat ini dan jumlah tersebut, dan pengaruhnya di kawasan, akan terus bertambah. Menilik potensinya yang sangat tinggi khususnya di Asia Tenggara, McClure optimis – terlebih mengenai lanskap investasinya karena perubahan selama tiga tahun terakhir. Ia mencatat bahwa modal yang dimiliki para investor dari Jepang, Tiongkok, Korea, Asia Tenggara dan Amerika Serikat telah meliputi nyaris semua belahan bumi. Fokusnya adalah pada pasar exit di mana tidak terdapat banyak aktivitas likuiditas dan M&A.
Namun tetap saja McClure beserta timnya berdedikasi untuk memprioritaskan Asia Tenggara dan telah menyebut Thailand dan Indonesia sebagai target utama pendanaan mereka.
“Kami cukup agresif di Indonesia juga Malaysia dan Singapura karena mereka memiliki ekonomi yang lebih maju namun dengan pasar yang tidak begitu besar. Kami fokus pada Thailand, Indonesia, Filipina dan Vietnam – namun Thailand dan Indonesia merupakan prioritas utama kami, baru kemudian Vietnam dan Filipina. Beberapa di antaranya berdasarkan pada ukuran populasi dan penetrasi pasar.”
_
Artikel ini diterbitkan kembali, diterjemahkan, dan disunting atas izin penulis. Sumber aslinya dapat dilihat di e27.
Anda dapat mengontak Iris Leung melalui akun Twitter @irismtleung