Startup pengembang platform data labeling Datasaur menerima pendanaan awal (seed round) dari GDP Venture. Pengembangan layanan ini dilatarbelakangi tren kecerdasan buatan (AI) yang terus meningkat. Di balik setiap algoritma AI ada ribuan pelatihan (mesin) yang umumnya berbasis “human-labeled training”. Mengelola dan memberi label data seperti itu adalah pekerjaan yang sangat membosankan, memakan waktu, dan mahal.
Datasaur mengembangkan alat cerdas untuk membantu pemberi label data bekerja secara lebih produktif dan efisien. Termasuk meningkatkan privasi dan keamanan data – sering kali pekerjaan pelabelan data dilakukan secara outsource. Berdasarkan ulasan yang ditulis Founder & CEO Datasaur Ivan Lee, sistem kerjanya menggunakan pemodelan berbasis AI dan didukung Natural Language Processing (NLP), yang secara proaktif menyarankan label.
Label data yang tidak selaras dengan perilaku pemberian tag sebelumnya atau secara kontekstual tidak pada tempatnya akan disorot untuk diverifikasi. Pengelola proyek dapat mengatur setiap data akan diberi label berapa kali, untuk menjamin tingkat akurasi. Di fase awalnya, layanan Datasaur masih berfokus pada masukan data berbasis teks. Ke depan akan memperluas cakupan pada masukan audio juga.
“Kami telah mendapatkan seed round dari GDP Venture. Sejak diumumkan minggu lalu, beberapa investor telah menghubungi kami, dan kami juga masih membuka partisipasi untuk babak pendanaan ini bagi beberapa orang terpilih, yang kami anggap akan menjadi mitra strategis,” ujar tim Datasaur saat dihubungi DailySocial.
Ivan merupakan lulusan ilmu komputer (B.S.) dari Stanford University. Ia memutuskan untuk mengambil cuti studi masternya untuk mendirikan Loki Studio bersama tiga rekan lulusan Standford lainnya. Di tahun 2013, Loki diakuisisi oleh Yahoo. Pasca akuisisi tersebut, Ivan ditunjuk sebagai Associate Product Manager perdana Yahoo.
Di Yahoo salah satu tanggung jawabnya ialah menyempurnakan platform mobile search dengan AI. Selanjutnya Ivan bekerja sebagai VP of Product di GoButler mengembangkan layanan virtual personal asistant. Sempat bekerja juga dua tahun sebagai AI Product di Apple. Saat ini Ivan tinggal di Silicon Valley untuk mengeksplorasi banyak hal mengenai produk aplikasi dan teknologi.
“Bisnis Datasaur berlokasi di California dan Indonesia. Kami percaya ekosistem teknologi di Indonesia dan berlimpahnya data memberikan peluang bagi kami untuk menumbuhkan startup dan perusahaan yang mengembangkan AI. Kami sangat bersyukur bisa bermitra dengan GDP. Kami memandang diri kami sebagai perusahaan global sejak awal muncul dan dengan senang hati akan mendemokratisasikan akses ke AI di seluruh dunia,” lanjutnya.