Fundraising atau pengumpulan dana bisa jadi salah satu bagian penting dalam sejarah perjalanan startup. Fundraising bisa jadi titik balik setelah sebelumnya startup tidak berkembang atau cenderung berada di ambang kehancuran karena kekuarangan dana. Meskipun demikian, fundraising bukan seharusnya menjadi tujuan berdirinya startup.
Sama seperti hal-hal lain dalam pengembangan startup, tidak ada sesuatu yang baku pada persiapan, proses, dan pasca fundraising. Hanya saja beberapa hal wajib diketahui minimal untuk menambah wawasan atau membantu memahami apa itu fundraising bagi startup.
Kesiapan “berbagi”
Setiap pendiri startup memiliki alasan dan tujuan khusus sebelum memutuskan untuk melakukan penggalangan dana. Ada yang memang membutuhkan untuk terus mengembangkan bisnisnya atau untuk mencapai target-target lain. Namun dengan melakukan penggalangan dana ke investor, founder harus udah rela untuk membagi equity dengan investor.
Itu juga alasan beberapa founder tetap teguh dengan bootstrapping. Tidak ada salahnya memang, toh pada dasarnya menjalankan startup tidak memiliki aturan baku. Butuh pertimbangan dan alasan yang kuat sebelum menggalang dana.
Mencari dan memilih investor
Salah satu yang berperan penting dalam proses mendapatkan fundraising adalah dengan mencari dan memilih investor. Proses pencarian ini butuh tenaga yang ekstra, terlebih startup yang dikembangkan masih berada di fase awal atau belum begitu ramai dibicarakan. Banyak investor yang tertarik dengan startup di fase ini, namun potensi menjadi salah satu hal wajib yang dipertimbangkan.
Selain menghubungi investor melalui kanal online resmi, baik itu email atau lainnya, proses mencari investor lebih efektif melalui event-event offline. Bisa melalui pameran atau bertandang ke acara-acara startup lainnya. Networking juga memiliki peran penting dalam proses mencari investor.
Event offline lainnya yang bisa dicoba adalah kompetisi atau program inkubator yang dalam beberapa tahun belakangan mulai banyak diadakan di Indonesia. Dengan mampu menembus seleksi di event-event tersebut, startup bisa lebih dekat dengan investor.
Jika bisnis Anda termasuk yang sudah banyak dikenal dan ditawari oleh banyak investor, selektif bisa jadi hal penting yang diperhatikan. Mengetahui berapa dana yang mereka suntikan, berapa besar porsi yang diminta dan hal-hal lain yang bersifat kepemilikan, dan ekspektasi mereka terhadap startup. Penting untuk menghindari kesalahpahaman di tengah-tengah perjalanan startup. Jika diperlukan, lakukan screening dengan melihat daftar portofolio dan track record calon investor Anda.
Tidak hanya soal pendanaan
Meski sangat erat kaitannya dengan dana, proses fundraising bagi startup bisa lebih dari itu. Biasanya investor yang baik tidak hanya menawarkan uang tetapi juga bantuan lain berupa koneksi jaringan dan pendampingan untuk akselerasi bisnis (mentoring) dan di sanalah kebutuhan sebenarnya startup tahap awal.
Modal dana mungkin terlihat seperti segalanya bagi bisnis di tahap awal, tetapi pada kenyataannya modal lain juga sangat diperlukan. Seorang founder harus bisa menentukan sikapnya mengenai hal ini. Pada proses pencarian investor, hal-hal seperti keuntungan relasi dan mentoring wajib menjadi pertimbangan. Di tahap awal kebutuhan startup tidak hanya mendapat untung tetapi juga harus berkembang (scale).