Tanggal 5 April 2012 mungkin merupakan judgement day bagi sebagian karyawan Yahoo! secara keseluruhan dalam konteks perubahan policy internal perusahaan berbasis internet tersebut. 2000 karyawan Yahoo! dirumahkan termasuk teman-teman yang bekerja di Yahoo! Indonesia. Ini adalah kali pertama keputusan untuk me-layoff karyawan berdampak ke Indonesia, sebelumnya setidaknya telah tiga kali badai layoff menimpa Yahoo! selama saya bekerja di perusahaan tersebut yang dampaknya juga terasa sampai kantor regional mereka di Singapore.
Menjalankan perusahaan berbasis internet itu seperti berselancar dimana kita harus jeli mengetahui seberapa besar ombak yang datang dan seberapa cepat kita bermanuver. Informasi ini bukan hanya penting untuk diketahui oleh para decision maker tapi juga, menurut hemat saya, seluruh karyawan sehingga mereka bisa tahu apa yang harus dipersiapkan bagi kelangsungan hidup mereka pribadi, karena…..pada akhirnya jika sesuatu yang buruk terjadi maka merekalah yang harus bergantung pada parasut masing-masing.
Mengenai Yahoo!, Anda mungkin sudah membaca tulisan yang dipaparkan oleh former lead developer Yahoo!, Michael “Smitty” Smith dimana ia menggali ke belakang dan menunjukkan berbagai persoalan yang muncul selama perjalanannya bersama Yahoo!. Saya harus setuju dengan beberapa pandangan dari Smitty. Selain itu saya mencoba memandang dari kacamata yang lebih luas, untuk itu, sebagai tambahan menurut saya sebagai salah satu pionir dunia internet, Yahoo! kelihatan gamang dengan cepatnya perubahan yang terjadi dalam dunia internet.
Sedikitnya ada dua peluang besar yang terlepas dari tangan Yahoo! yang disebabkan oleh kegamangan ini, pertama adalah being thought leader on Search Engine, yang akhirnya jatuh ke tangan Google yang dulunya sempat jadi salah satu engine yang digunakan oleh Yahoo! bersama-sama dengan Inktomi (sebelum akhirnya diakuisisi oleh Yahoo! juga), AltaVista (juga diakuisisi oleh Yahoo!). Yang kedua adalah bangkitnya social media yang dimotori oleh Friendster yang lalu dilanjutkan oleh raksasa social network, Facebook. Yahoo! sempat mencoba masuk ke kancah ini dengan memunculkan Yahoo! Pulse dan juga ada rencana untuk merubah Yahoogroups agar jadi lebih social dengan merilis Yahoogroups versi baru dengan codename Project Runway, yang akhirnya kandas juga di jalan. Dalam hal ini Yahoo! kembali tidak berhasil untuk menjadikan diri mereka sebagai social network platform. Dan banyak lagi kasus-kasus serupa terjadi.
Ketidakjelasan dalam positioning Yahoo! dalam dunia bisnis akhirnya terpecahkan ketika Yahoo! memutuskan untuk jadi media company (dengan tagline Yahoo!, ‘the premier digital media company’) sekaligus keputusan ini memukul bisnis unit lainnya yang berbeda aliran dengan positioning yang diambil ini. Pertanyaan yang muncul pada saat itu adalah apa yang akan dilakukan dengan produk-produk Yahoo! yang tidak berfokus pada media, misalnya Yahoo! Mim (yang akhirnya diputuskan untuk dihentikan) dan juga Yahoo! Koprol.
Layoff yang baru saja terjadi merupakan hasil dari salah satu proses adjustment yang dilakukan oleh Yahoo! yang sebenarnya sudah bisa diprediksi pada saat positioning Yahoo! menjadi media company dilakukan beberapa saat yang lalu. Seluruh development team dari Yahoo! Koprol terkena layoff. Search team juga terkena dampaknya termasuk seluruh tim yang ada di kantor regional (Singapore) dan juga di Yahoo! Indonesia.
Dari sudut pandang kelangsungan perusahaan, saya pribadi bisa mengerti dengan restrukturisasi organisasi dari Yahoo! secara global yang dilakukan oleh CEO mereka yang baru, Scott Thompson. Namun restrukturisasi sebanyak 4 kali dalam 4 tahun ini benar-benar menunjukkan kegamangan Yahoo! dalam menentukan posisi di ‘gelombang besar’ perubahan yang terjadi dalam industri internet ini.
Mudah-mudahan menjadi Premier Digital Media Company akan menjadi posisi yang paling tepat bagi Yahoo! agar bisa kembali memimpin dalam dunia internet. I hope they find a perfect spot on this big pond and grow bigger without distraction. 🙂
Abang Edwin adalah seorang praktisi online community management sejak tahun 1998 jauh sebelum istilah social media/social network muncul di dunia internet. Ia memulai perjalanan eksperimentasinya dengan beberapa komunitas online yang akhirnya berkembang sukses pada saat itu, sampai saat ini ia pun masih memberikan konsultasi-konsultasi mengenal karakter dan membina komunitas online bagi brand/agency maupun perseorangan.
Ia sempat bekerja di Yahoo! selama lebih dari 4 tahun sebagai community manager. Dan kini posisi terakhir yang dijabatnya adalah Country Manager – Indonesia untuk Thoughtbuzz.net, sebuah perusahaan social media monitoring.