Dark
Light

[Dailyssimo] Posisi Radio FM Dengan Maraknya Penggunaan Teknologi Radio Online

1 min read
May 26, 2012

Pada hari Kamis lalu saya mendapat kesempatan untuk diwawancara oleh dua orang researcher yang sedang mengumpulkan data mengenai peta social media dan dampaknya terhadap perkembangan radio di Indonesia. Mbak Meryanda dan mas Teguh Prakoso yang mewawancarai atau mungkin lebih enak disebut ngobrol-ngobrol dengan saya, kebetulan bekerja pada divisi riset untuk dua radio FM Jakarta, yaitu Jak-FM dan Gen FM.

Topik obrolan kami adalah sekitar bagaimana peran social media dalam perkembangan radio FM dan juga bagaimana kira-kira posisi radio FM dengan maraknya radio online.

Topik yang benar-benar menarik karena seperti yang mungkin pembaca banyak tahu, saya pernah menjalankan sebuah radio online, selain itu bidang yang saya dalami pada saat ini more or less memang social media. Itulah yang membuat obrolan kami bertiga jadi sangat menarik.

Apakah maraknya radio online akan mengancam eksistensi radio FM? Bagi saya, teknologi baru radio online semestinya justru memperkuat radio FM. Jika Anda masih menggunakan kata “ancaman” untuk menggambarkan maraknya radio online maka saya bisa bilang Anda belum mengerti lebih dalam dari teknologi tersebut dan apa yang bisa kita manfaatkan darinya, sehingga kelihatannya menjadi ancaman.

Dengan adanya teknologi streaming maka jangkauan siaran sebuah radio menjadi borderless. Yak betul, tentunya dengan kondisi harus terkoneksi ke internet bila ingin mendengarkannya, namun coba bayangkan penetrasi internet dalam kehidupan kita sehari-hari? Smartphone, dari yang mulai sekelas Nexian sampai yang hi-end, semua baru bisa berfungsi optimal jika menggunakan akses internet yang always on. Malah banyak pengguna justru mengenal bahwa smartphone mereka memiliki Facebook dan Twitter, tanpa tahu bahwa keduanya berjalan dalam jalur internet. Kualitas internet sudah dalam taraf bisa menjalankan video dari YouTube, dan beberapa aplikasi audio streaming pun bisa dengan mudah dijalankan pada beberapa smartphone.

Saya yakin jika kualitas koneksi internet semakin baik dikemudian hari, maka mendengarkan siaran radio online secara streaming lewat smartphone bukan mustahil akan jadi pemandangan sehari-hari. Bukan cuman radio streaming tapi video streaming atau TV online realtime juga akan jadi hal yang biasa. Nah, jika kita kembalikan ke pertanyaan semula, maka memang sudah saatnya dunia broadcasting mulai mengeksplor teknologi online ini, karena memang arahnya ke sana semua.

Bayangkan, sebuah radio FM yang tadinya hanya bisa menjangkau satu kota, dengan teknologi radio online maka konten mereka bisa didengarkan secara global. Bayangkan juga potensi revenue yang bisa dibuat dari jumlah pendengar secara global tersebut. Jika demikian kemungkinannya, saya pikir harus mulai dari sekarang radio FM mulai menjajaki penggunaan internet untuk mendistribusikan program dan konten siarannya.

Bagaimana menurut Anda?

Abang Edwin adalah seorang praktisi online community management sejak tahun 1998 jauh sebelum istilah social media/social network muncul di dunia internet. Ia memulai perjalanan eksperimentasinya dengan beberapa komunitas online yang akhirnya berkembang sukses pada saat itu, sampai saat ini ia pun masih memberikan konsultasi-konsultasi mengenal karakter dan membina komunitas online bagi brand/agency maupun perseorangan.

Ia sempat bekerja di Yahoo! selama lebih dari 4 tahun sebagai community manager. Dan kini posisi terakhir yang dijabatnya adalah Country Manager – Indonesia untuk Thoughtbuzz.net, sebuah perusahaan social media monitoring.

[Gambar: HikingArtist – Filckr – CC atribution]

1 Comment

  1. Setuju dengan makin luasnya jangkauan konten dapat diterima, namun apakah radio online yg ada sekarang sudah berbagi share revenue dr online ads kepada si empunya konten?
    Harusnya bisnis bisa win-win! Mungkin radio online bukan ancaman bagi radio konvesional, tapi bisa jadi ancaman bagi empunya konten yang diperkosa haknya.
    Mari berdiskusi 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Telkomsel Aims to Reach 66 Million Mobile Data Users by The End of 2012

Next Story

[Dailyssimo] FM Radio’s Positioning in the Mist of Online Radio Technology Usage

Latest from Blog

Don't Miss

Alasan Meta Rilis Threads, Pesaing Twitter

Elon Musk resmi membeli Twitter seharga US$44 miliar pada Oktober
Threads himpun 30 juta pengguna kurang dari sehari

Threads Berhasil Himpun Lebih dari 30 Juta Pengguna Kurang dari Sehari

Twitter merupakan sebuah media sosial yang tergolong masih ramai digunakan.