Akhirnya semua kembali pada manusia beserta hati dan perilakunya. Internet, social media, website dan segalanya yang berbentuk maya adalah perpanjangan tangan yang membuat perilaku manusia bisa terjadi dengan lebih cepat lebih jauh dan lebih kuat. Ya yang saya maksud adalah segala macam perilaku manusia ya, yang baik maupun yang buruk. Dan itu semua sudah mulai terjadi di dekat kita karena semua yang terhubung pada internet segalanya jadi lebih dekat dan kadang lebih berbahaya karena ketidak terlihatannya itu.
Beberapa saat lalu dunia online kembali dikejutkan oleh kasus bunuh dirinya Amanda Todd, remaja 15 tahun asal Kanada yang tak kuat menahan kombinasi cyber-blackmail dan juga cyber-bullying yang dialaminya selama beberapa tahun. Sekitar sebulan sebelum Amanda memutuskan untuk bunuh diri, ia mengunggah sebuah video yang menjelaskan apa yang dialami oleh dirinya selama ini dengan menggunakan potongan-potongan kertas yang ia tulis dengan potongan-potongan cerita secara kronologis yang bisa kita lihat dibawah ini:
Dunia terhentak dengan meninggalnya Amanda Todd, namun banyak yang tidak sadar bahwa kejadian-kejadian serupa juga terus berlangsung dengan pola yang sama dan mungkin juga beresiko meminta korban pula. Beberapa kali kasus anak hilang terjadi di Tanah Air yang ternyata diawali oleh pendekatan-pendekatan melalui social media.
Kali ini saya tidak berbicara mengenai social media sebagai fokus bahasan karena social media akan tetap selamanya menjadi alat bagi kita semua bersosialisasi, namun kali ini saya ingin mengajak kita semua lebih waspada lagi terhadap bahaya-bahaya yang muncul karena efek amplifikasi dan keterbukaan dari social media itu sendiri.
Beberapa hal yang perlu difahami oleh kita semua berkaitan dengan efek amplifikasi dan keterbukaan dari social media tersebut adalah:
- Apapun yang kita taruh di social media akan memiliki kemungkinan yang besar untuk tersebar secara sengaja maupun tidak sengaja, sehingga hati-hatilah.
- Janganlah cepat percaya dengan orang di social media sebaik apapun mereka memperlakukan kita. Tidak perlu terlalu strick tapi juga jangan cepat jatuh percaya.
- Jangan menggunakan ‘hati’ kecuali kalau kita yakin betul dengan orang ataupun aktivitas yang kita dapati di dunia online.
- Jangan sungkan untuk mencek ulang segala sesuatu yang dirasakan pelu kejelasan.
- Bila terlibat dengan cyber-blackmailing, cyber-bullying atau tindakan-tindakan sejenis, jangan disimpan sendiri. Ingat kalian tidak sendiri! Share dan diskusikan ke teman-teman terdekat kalian.
Internet adalah dunia baru dimana setiap orang dimungkinkan untuk memperkuat eksistensi diri ataupun membuat eksistensi baru yang diinginkan. Jaringan sosial yang terbentuk memungkinkan komunikasi satu sama lain berjalan dengan sedemikian cepatnya sehingga tidak ada waktu lagi bagi kita untuk melakukan kesalahan. Membiasakan diri berfikir lebih dari dua kali akan sangat membantu menyelamatkan kita dari perangkap-perangkap yang ada. Dan jangan lupa, pada akhirnya semua berbalik kepada hubungan antar manusia yang memiliki hati dan akal, oleh karena itu peliharalah etika dan perilakulah selayaknya menghadapi sesama 🙂
Abang Edwin adalah seorang praktisi online community management sejak tahun 1998 jauh sebelum istilah social media/social network muncul di dunia internet. Ia memulai perjalanan eksperimentasinya dengan beberapa komunitas online yang akhirnya berkembang sukses pada saat itu, sampai saat ini ia pun masih memberikan konsultasi-konsultasi mengenal karakter dan membina komunitas online bagi brand/agency maupun perseorangan.
Ia sempat bekerja di Yahoo! selama lebih dari 4 tahun sebagai community manager dan sempat pula menjabat sebagai Country Manager untuk Thoughtbuzz, sebuah perusahaan start-up social media monitoring. Kini ia menjabat sebagai konsultan social media bagi The Jakarta Post Digital.
Untuk mendapatkan update terbaru, Anda bisa mengikuti @bangwinissimo di Twitter, atau membaca blognya di bangwin.net.