Tulisan kali ini merupakan sedikit rangkuman dari pengalaman yang saya dapatkan ketika membantu perusahaan untuk masuk ke media sosial. Seperti kita ketahui media sosial menjadi sebuah media baru yang dengan cepat jadi satu standar baru untuk mencapai ceruk pasar yang mulai tumbuh. Skalanya membuat hampir semua brand tidak bisa lagi mengindahkannya sehingga sedikit demi sedikit mereka mulai mengalokasikan dana untuk masuk dan bermain di ranah baru ini.
Ranah baru, tidak tertebak, sulit dimengerti, namun jadi sebuah taman bermain yang disukai semua orang. Begitulah kira-kira kebanyakan perusahaan melihatnya, sehingga wajar muncul ketakutan-ketakutan dalam diri mereka karena sekecil apapun investasi yang digelontorkan tetap saja di akhir masa akan diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi penilaian laba dan rugi yang merupakan laporan bagi perusahaan-perusahaan tersebut secara keseluruhan.
Setiap perusahaan memiliki kekhawatiran yang berbeda tergantung dari kacamata mereka memandang fungsi media sosial tersebut, memang banyak pertanyaan yang muncul sewaktu mereka mulai menjajaki media sosial ini, namun biasanya pertanyaan pertama yang muncul adalah bagaimana caranya mengontrol media sosial ini, selanjutnya diikuti oleh concern mereka terhadap nama baik perusahaan yang perlu dijaga.
Memiliki akun media sosial resmi sebenarnya bisa dianalogikan dengan memasang sebuah pintu untuk umum bagi siapapun, maka wajar jika muncul kekhawatiran kalau mereka tidak tahu bagaimana cara “menjaga” pintu tersebut.
Perusahaan pun punya kekhawatiran atas serbuan keluhan, kritik tajam, sampai maki-makian yang akan masuk lewat kanal media sosial resmi mereka. Biasanya saya selalu mengatakan bahwa segala macam masukan itu bisa dikategorikan sebagai input yang harus disyukuri bukan ditakuti. Bayangkan jika mereka mengeluh, mengritik, dan lain sebagainya tapi perusahaan tidak tahu. Tentu saja akan sulit menindak lanjuti, merespon dan memperbaikinya bukan?
Jadi memiliki media sosial resmi itu masih lebih banyak keuntungan yang bisa didapatkan ketimbang kerugiannya 🙂 Bagaimana menurut Anda?
Abang Edwin adalah seorang praktisi online community management sejak tahun 1998 jauh sebelum istilah social media/social network muncul di dunia internet. Sampai saat ini ia pun masih memberikan konsultasi-konsultasi mengenal karakter dan membina komunitas online bagi brand/agency maupun perseorangan. Untuk mendapatkan update terbaru, Anda bisa mengikuti @bangwinissimo di Twitter, atau membaca blognya di bangwin.net.