Petikan lagu dari Koes Plus ini “orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman” rasanya sudah sangat cukup untuk menggambarkan betapa suburnya lahan di Indonesia. Ribuan hektar hutan dan pertanian menghiasi hijaunya pulau-pulau di Indonesia. Namun alangkah sia-sia jika anugerah tersebut tidak dapat memerikan penghidupan layak bagi bangsanya.
Berbagai pendidikan untuk ilmu pertanian, perikanan, dan peternakan terus diasah oleh putra-putri bangsa guna memastikan aset bangsa tersebut terkelola dengan baik. Tak berhenti di sana, di era modern ini, dengan pendekatan digital, para inovator muda pun tak mau kalah. Dengan berbagai jenis produk teknologi, mereka mencoba memberikan solusi terpadu untuk menguatkan sektor agro tersebut.
Di tengah hype startup teknologi yang umumnya menggarap sektor sosial, perdagangan, permainan dan hiburan, ternyata tak sedikit yang mau memfokuskan diri untuk mengembangkan sistem yang membantu tata kelola pertanian, perikanan dan perindustrian agro lainnya. Kali ini DailySocial mencoba mendaftar beberapa startup Indonesia yang telah sukses meluncurkan produk untuk suksesi di sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Berikut ini daftarnya:
8villages
Mengadopsi pendekatan berbasis social platform, startup ini menawarkan sebuah forum interaktif yang menghubungkan antara para petani dengan konsumen. Petani umumnya tinggal di pedesaan, dengan infrastruktur jaringan yang terkadang hanya di batas “pas-pasan”, hal ini disiasati betul oleh 8Villages, karena untuk mengakses layanan tersebut tidak memerlukan konektivitas internet super-cepat, bahkan dapat diakses melalui SMS dan MMS yang tersedia di jaringan 2G/3G atau paket data apa pun.
Beberapa inovasi lain di bidang agrikultur hingga kini terus dilahirkan oleh 8Villages, baik secara mandiri maupun melalu kemitraan strategis yang dikembangkan. Salah satunya pengembangan aplikasi Urban Farming Indonesia, yang diinisiasi bersama East West Seed Indonesia untuk menyiasati menyusutnya lahan pertanian akibat meluasnya wilayah perkotaan. Aplikasi ini didesain untuk melakukan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat perkotaan bahwa bercocok tanam dapat dilakukan di mana saja, termasuk di tengah hingar bingarnya kota besar.
Ada juga aplikasi Petani, yang memberikan kemudahan bagi petani untuk berkonsultasi langsung dengan para pakar pertanian. Melalui aplikasi Petani, para penggarap lahan bisa meminta bantuan untuk mengetahui kondisi tanaman atau keluhan hama dengan sangat interaktif dan observatif. Selain itu masih banyak lagi aplikasi yang dapat diunduh dari 8villages, seluruhnya dapat disimak dan diunduh di sini.
Angon
Angon.id memulai debutnya sejak Oktober 2016. Menggabungkan konsep startup investasi (fintech) sekaligus pertanian (agtech), perusahaan rintisan binaan Indigo ini mencoba memberikan layanan online untuk menghubungkan antara peternak rakyat dengan masyarakat urban.
Angon.id memungkinkan masyarakat umum untuk investasi beternak tanpa harus memiliki kandang. Menggunakan layanan aplikasi Angon.id, pengguna cukup menggelontorkan sejumlah dana sesuai dengan kesepakatan untuk disalurkan kepada peternak yang sudah menjadi mitra bisnis Angon.id. Dari penjelasan tim Angon.id, rata-rata investor mendapatkan return of investment (ROI) sekitar 5-10 persen per tiga bulan.
Blumbangreksa
BlumbangReksa adalah perangkat IoT (Internet of Things) yang dapat memantau kondisi air di tambak untuk berbagai jenis peternakan (seperti peternakan udang). Perangkat ini dapat memecahkan masalah budidaya udang dengan mengukur, menganalisis dan menyajikan semua rekomendasi berdasarkan kondisi kualitas air. BlumbangReksa dirancang untuk membantu petani atau peternak untuk menjaga kualitas air dan mengurangi kesalahan prosedur yang terjadi akibat kecerobohan manusia.
BlumbangReksa dikembangkan oleh ATNIC yang berisi sekumpulan mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada dan didukung Indmira sebuah perusahaan berbasis riset dam teknologi di bidang pertanian, lingkungan dan energi terbarukan. Inovasi dari kota Yogyakarta itu menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam kompetisi para inovator teknologi ASME (American Society of Mechanical Engineers) IShow (Innovation Showcase) 2015.
Ci-Agriculture
Melalui pendekatan analisis big data, Ci-Agriculture (anak perusahaan Mediatrac) mengembangkan sebuah sistem manajemen pertanian yang mampu menghasilkan analisis komprehensif didasarkan analisis cuaca, informasi sensor tanah, serta pencitraan satelit dan drone yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Sistem yang dikembangkan tersebut dirangkai dalam tiga produk, yaitu Crop Accurate, Agritrack dan Crop Insurance.
Crop Accurate memanfaatkan sistem sensor, drone, dan remote sensing untuk mengumpulkan data yang akan digunakan oleh sistem smart farming. Sistem tersebut dapat memandu kegiatan bertani para petani binaan aggregator (komunitas binaan bank, microfinance, produsen makanan atau komunitas mandiri) sehingga kegiatan bertani dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
Agritrack merupakan sistem informasi terintegrasi untuk supply chain komoditas pertanian. Sistem tersebut dirancang untuk menjembatani petani, distributor, pasar dan pembeli akhir komoditas dengan memanfaatkan mobile application untuk memasukkan data riil keadaan supply, demand, dan problem di lapangan pada setiap titik jalur supply. Sedangkan Insurance merupakan sebuah produk asuransi pertanian, mirip dengan yang sudah ada di dunia asuransi. Tetapi yang membuat produk ini menjadi berbeda adalah CI-Agriculture mendasarkan semua perhitungan dan skemanya pada teknologi smart farming, sistem sensor dan analisis potensi pertanian.
eFishery
eFishery menggunakan pendekatan IoT untuk memberikan solusi di sektor perikanan dan peternakan. Ini merupakan sebuah alat pemberi pakan ikan otomatis. Alat ini tidak hanya mengotomatisasi pemberian pakan secara terjadwal dengan dosis yang tepat, tetapi juga mencatat setiap pemberian pakan secara real-time. Pengguna dapat mengakses data pemberian pakan kapan pun dan di mana pun. Tidak ada lagi masalah over-feeding, pemberian pakan ikan yang tidak teratur atau pakan yang diselewengkan. Secara spesifik, eFishery berusaha membantu peternak ikan dan udang, karena biasanya pemberian makan ikan menguasai antara 50 hingga 80 persen biaya operasi peternakan ikan.
eFishery juga dikenal sebagai startup yang sering memenangkan berbagai kompetisi startup tingkat global. Model bisnis eFishery adalah menjual alat pemberi pakan pintar kepada peternak dan distributor. Lebih jauh, seperti halnya konsultan, mereka juga mendapatkan penghasilan dari biaya langganan pemakaian piranti lunak untuk memonitor dan menganalisis aktivitas pemberian pakan ikan secara real-time di smartphone atau tablet tiap bulannya. Mereka mengklaim secara rata-rata optimasi yang dilakukan mengurangi jumlah makanan yang digunakan hingga sebesar 21 persen.
Eragano
Eragano merupakan sebuah aplikasi mobile yang didesain untuk membantu petani mendapatkan informasi terkait cara bercocok tanam, membantu petani terkoneksi dengan fasilitas pinjaman mikro, dan membantu menjual produk pertanian tersebut dengan harga terbaik ke restoran dan hotel. Eragano mengklaim pihaknya ingin membantu petani kecil, yang saat ini secara total jumlahnya lebih dari 15% penduduk Indonesia, dengan solusi end-to-end yang bertujuan akhir meningkatkan taraf hidup petani dan kualitas hasil pertanian.
Eragano disebutkan berusaha melepaskan petani dari jeratan rentenir dan tengkulak yang selama ini menjadi momok. Pasca panen, Eragano melalui EraganoStore, sebuah layanan B2B, membantu menjual hasil panen tersebut ke restoran, hotel, dan katering dengan harga layak.
Etanee
Etanee memiliki visi untuk memberikan solusi atas permasalahan di sektor pertanian dan peternakan, baik dari sisi produsen sampai konsumen. Bukan hanya menjadi aplikasi digital berupa toko online bagi barang produksi pertanian dan peternakan, tetapi juga sebuah solusi digital menyeluruh yang mencoba menyelesaikan permasalahan industri pertunaian dan peternakan di Indonesia.
Etanee menggabungkan tiga rantai bisnis utama dari industri pertanian dan peternakan, yakni rantai pasokan di hulu meliputi digitalisasi kegiatan produksi peternakan dan pertanian, manajemen logistik selepas panen dan sistem distribusi hingga ke tangan konsumen, atau di bagian hilir. Semua itu diharapkan tidak hanya membantu para pembeli seperti ibu-ibu rumah tangga yang berbelanja tetapi juga menjaga proses produksi dan distribusi.
iGrow
Gambaran paling mudah dari sistem iGrow adalah permainan Farmville. Ya, iGrow memiliki konsep yang sama dengan permainan tersebut. iGrow memungkinkan penggunanya untuk bercocok tanam secara digital. Pengguna mengelola dan berinvestasi lahan serta tanaman secara digital, mengelola secara digital, namun pertanian tersebut nyata adanya. Dasbor iGrow menjadi perantara antara pengguna dengan penggarap lahan. Konsep yang segar dan cukup menarik.
Konsep baru di sektor pertanian dapat terus digalakkan untuk mengembalikan swasembada di sektor pertanian. Inovasi dinilai akan mampu membuat sektor pertanian terlihat mentereng, terutama memudahkan jalur investasi. Faktanya di lapangan petani membutuhkan banyak sokongan untuk memaksimalkan budidayanya. Kendati tidak terlibat secara langsung di lapangan, antusias dan keikutsertaan masyarakat dengan model yang ditawarkan iGrow mampu memberikan penghidupan layak bagi para petani.
Karsa
Karsa merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan sebagai platform all-in-one untuk semua para stakeholder di sektor pertanian. Karsa memberikan informasi-informasi penting bagi petani meliputi informasi cuaca, harga, berita mengenai pertanian, dan termasuk fitur untuk memesan peralatan untuk pertanian.
Selain untuk petani Karsa juga didesain dan disiapkan untuk berbagai pihak yang terlibat di sektor pertanian, seperti aparat pemerintahan, pemilik produk pertanian, produsen alat pertanian, dan pelaku agrikultur lainnya. Selain dalam bentuk aplikasi mobile Karsa juga disebut bisa diakses menggunakan desktop dalam bentuk aplikasi web.
Kecipir
Kecipir (atau awalnya bernama LOFMart – Local Organic Fresh Mart) merupakan online marketplace produk sayur, buah, bumbu, ayam organik berkualitas, memotong mata rantai distribusi konvensional di pasar tradisional menjadi lebih ringkas. Melalui marketplace ini, diharapkan semua petani sayuran organik bisa menjual langsung produknya dengan harga yang bersaing dengan sayuran biasa.
Saat ini Kecipir mengklaim telah memiliki 45 host (agen) yang tersebar di wilayah Jabodetabek, sementara jumlah anggota mendekati 1000 pelanggan yang telah melakukan pemesanan. Kecipir juga telah membuka layanan di wilayah Jakarta Barat dengan 5 host dan bulan Mei 2016 melayani Jakarta Utara dan Jakarta Timur dengan 10 host baru.
Dengan sistem marketplace yang diterapkan oleh Kecipir, hal ini seharusnya lebih menguntungkan bagi pihak petani yang bisa memperoleh harga jual lebih tinggi dari cara penjualan sebelumnya. Konsumen sendiri bisa mendapatkan harga yang nilainya bisa 50% lebih rendah dibandingkan dengan harga jual di supermarket atau pasar swalayan pada umumnya.
LimaKilo
LimaKilo memiliki visi untuk memotong rantai distribusi komoditas pertanian. Solusi ini memungkinkan petani untuk langsung menjual hasil panennya ke konsumen dengan harga yang kompetitif. Dua layanan utama LimaKilo yakni Pasar Petani dan Microfunding. Program Microfunding membuka peluang kepada siapa saja untuk patungan memberikan pinjaman modal kepada petani yang terdaftar dalam mitra LimaKilo dengan nominal 3-5 juta setiap orangnya.
MyAgro
MyAgro yang didirikan Uray Tiar Fahrozi mempunyai konsep unik dan berbeda dari platform investasi bidang pertanian yang sudah ada sebelumnya, yakni mengedepankan pada konsep investasi syariah dan jaminan minim risiko. Dikonsep sejak awal tahun ini, menurut pemaparan sang Founder, pengembangan MyAgro didasari fakta kurangnya optimalisasi lahan.
Uray menuturkan ada masalah besar yang dialami Indonesia, yakni pengelolaan sumber daya alam yang tidak maksimal. Salah satunya berupa lahan tidur di Indonesia seluas lebih dari 14 juta hektar. Mirisnya lahan di Indonesia sebenarnya adalah lahan subur dan produktif, yang bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
Alasan kedua yang disampaikan Uray ialah pemberdayaan petani yang sangat minim seperti subsidi bibit, ketersediaan pupuk, serta harga beli dari tengkulak sangat rendah. Dari kegelisahan itulah, ia dan tim membuat MyAgro menjadi platform yang menghubungkan antara investor, konsumen, dan petani.
Pantau Harga
Sebuah aplikasi yang bisa digunakan untuk tempat tawar menawar, dan melakukan jual beli antara penyedia bahan baku dengan petani, dilengkapi dengan basis data harga yang menjadi acuan aplikasi ini diharapkan untuk memudahkan petani dalam transaksinya. Pantau Harga menargetkan empat pengguna sekaligus, yakni konsumen, petani, Kantor Unit Desa (KUD) dan pemerintah.
TaniHub
TaniHub merupakan sebuah kanal e-commerce yang memudahkan peternak dan petani untuk menjual hasil langsung kepada masyarakat. Layanan ini dikembangkan sekaligus untuk memberikan harga jual yang kompetitif kepada konsumen. Strateginya dengan memotong rantai distribusi. Beberapa petani, di Bogor salah satunya, sudah menjadi pemasok barang di TaniHub. Ke depannya TaniHub terus mengupayakan dapat menggandeng banyak lagi petani dan peternak yang ada di Indonesia.
Kanal e-commerce TaniHub menyediakan sedikitnya enam kategori penjualan, yakni sayuran organik, sayuran non-organik, hasil ternak, buah non-organik, dan bahan pangan organik. Dengan menjual langsung kepada konsumen, selain dapat memberikan kualitas produk dan harga yang kompetitif dari sisi konsumen, harapannya petani dan peternak mendapatkan harga jual produk yang lebih wajar dan menguntungkan, sehingga dapat mengembangkan lahan secara signifikan.