Bukan hanya menawarkan konsep seamless memanfaatkan aplikasi dan situs web, layanan laundry on-demand alias jasa cuci pakaian berbasis aplikasi umumnya juga memberikan pilihan pembayaran non-tunai melalui dompet elektronik. Salah satunya adalah D-Laundry, berdiri sejak tahun 2016 startup ini mengklaim telah memiliki ratusan mitra dan ribuan pengguna. Layanan mereka telah hadir di kawasan Jabodetabek.
Kepada DailySocial CEO D-Laundry Ridhwan Basalamah mengungkapkan, sejak awal di samping memberikan solusi kepada pengguna jasa laundry, tujuan bisnisnya adalah untuk mengembangkan ekonomi lokal, dalam hal ini UKM jasa laundry.
“Kami mengedepankan peningkatan kapabilitas dan kualitas layanan dari mitra Kami dengan menerapkan program pengembangan bisnis dan standardisasi layanan laundry dari proses penjemputan hingga pengembalian cucian. Di samping itu, kami memberikan jaminan untuk pakaian sehingga pengguna D-Laundry dapat merasakan pengalaman mencuci yang terbaik dan bebas khawatir,” kata Ridhwan.
Sementara untuk strategi monetisasi, mereka menerapkan profit sharing untuk setiap pemesanan melalui aplikasi.
Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa platform yang tawarkan jasa serupa, misalnya KliknKlin, LaundryTaxi, Seekmi, Taptopick, dll.
Memiliki pilihan pembayaran “D-Pay”
Selain menawarkan pilihan pembayaran melalui virtual account dan LinkAja, D-Laundry juga memiliki pilihan pembayaran melalui D-Pay. Pilihan pembayaran ini dihadirkan untuk memberikan kemudahan pelanggan melakukan pembayaran.
“D-Pay sendiri itu bukan e-money tapi platform penunjang sistem pembayaran dari D-laundry. Terkait izin, kami terdaftar sebagai Penyelenggara Teknologi Finansial oleh Bank Indonesia sejak bulan April tahun 2020 lalu,” kata Ridhwan.
Tahun ini ada beberapa target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah pemenuhan wilayah layanan di area Jabodetabek dengan menambah mitra D-Laundry. Serta terus menambahkan fitur-fitur yang dapat dirasakan manfaatnya bagi mitra dan pengguna.
“Tahun ini kami juga berencana melakukan penggalangan dana. Sampai saat ini, kami masih melakukan model bootstrap untuk mendanai operasional D-Laundry. Kami yakin potensi D-Laundry begitu besar melihat industri laundry yang terus berjalan dan berkembang.”
Bisnis saat pandemi
Selama pandemi tidak ada perubahan yang signifikan dari sisi jumlah pelanggan yang memanfaatkan aplikasi D-laundry. Perusahaan juga memastikan semua mitra menerapkan prosedur untuk selalu membersihkan ruang dan fasilitas laundry dengan desinfektan, menggunakan bahan dan cairan kimia terstandardisasi, memastikan kesehatan pekerja, menyediakan fasilitas cuci tangan dan masker, dan menerapkan contactless delivery.
“Kekhawatiran akan infeksi Covid-19 membuat banyak orang kini lebih telaten memperhatikan kebersihan, salah satunya pakaian, hal ini harus dimanfaatkan oleh pebisnis laundry sebagai momentum untuk mempromosikan jasa yang aman dan nyaman kepada masyarakat. ” kata Ridhwan.
Untuk membantu para mitra menjalankan bisnis selama pandemi, D-Laudry telah melakukan berbagai kegiatan seperti training dan pengembangan komunitas. Salah satunya, dalam waktu dekat akan menyelenggarakan event seminar online membahas tentang pengelolaan keuangan dan pendanaan usaha laundry menghadapi masa pandemi.