Crowdfunding di Esports: Solusi Ideal?

Di esports, crowdfunding bisa digunakan untuk mencari modal atau mengumpulkan hadiah turnamen

Dari tahun ke tahun, total hadiah The International terus naik. Padahal, besar hadiah yang disediakan oleh Valve tidak berubah, hanya US$1,6 juta. Lalu, bagaimana bisa total hadiah The International 10 naik 2400% menjadi US$40 juta? Jawabannya sederhana: crowdfunding. Menjelang The International, Valve selalu menjual Battle Pass untuk Dota 2. Dari total penjualan Battle Pass tersebut, sebanyak 25% dimasukkan ke dalam total hadiah dari The International. Karena itu, jangan heran jika setiap tahunnya, total hadiah The International selalu memecahkan rekor baru dan menjadi turnamen esports dengan hadiah terbesar.

Apa Itu Crowdfunding?

Sederhananya, crowdfunding berarti patungan. Menurut Fundable, crowdfunding adalah metode untuk mendapatkan modal dengan mengumpulkan dana dari teman, keluarga, pelanggan, dan investor individual.

Biasanya, ketika pelaku usaha hendak mendapatkan modal, mereka akan pergi ke bank, angel investor, atau venture capital. Untuk itu, mereka harus membuat strategi bisnis, melakukan riset pasar, dan bahkan menyiapkan prototipe dari produk yang hendak mereka tawarkan. Pelaku usaha akan mendapatkan investasi jika bank, angel investor, atau venture capital merasa bisnis yang ditawarkan memang berpotensi untuk untung. Masalahnya, jumlah bank, angel investor, dan venture capital terbatas. Jadi, persaingan untuk mendapatkan modal dari mereka sangat ketat. Di sinilah crowdfunding bisa membantu.

Crowdfunding memudahkan pengusaha untuk mencari modal. | Sumber: Deposit Photos

Melalui crowdfunding, pelaku usaha bisa menampilkan ide produk mereka ke banyak orang sekaligus. Orang-orang yang ingin mendukung sang pelaku usaha atau tertarik untuk mendapatkan produk yang ditawarkan bisa memberikan sejumlah uang pada sang pengusaha. Mengingat crowdfunding biasanya diikuti oleh ratusan atau bahkan ribuan orang, setiap orang tidak perlu memberikan uang dalam jumlah yang terlalu besar.

Misalnya, saat Rabbit & Bear Studios menggalang dana di Kickstarter untuk membuat Eiyuden Chronicle -- "penerus" dari seri Suikoden -- mereka membuka donasi bertingkat. Minimal, seseorang bisa menyumbangkan 4 ribu yen atau sekitar Rp550 ribu dan maksimal, seseorang bisa mendonasikan 1 juta yen atau sekitar Rp13,6 juta. Semua orang yang memberikan dukungan akan mendapatkan Eiyuden Chronicle ketika game itu dirilis. Walau tentu saja, semakin besar dana yang seseorang sumbangkan, semakin banyak pula bonus yang dia dapatkan.

Manfaat dan Risiko Crowdfunding?

Crowdfunding erat kaitannya dengan komunitas. Untungnya, game dan esports memiliki komunitas yang besar. Jadi, pelaku industri game dan esports bisa memanfaatkan komunitas tersebut untuk mendapatkan modal. Sebaliknya, sebuah komunitas juga bisa tercipta dari kampanye crowdfunding.

Komunitas dapat memberikan kritik dan saran pada pelaku usaha untuk menyempurnakan ide bisnis mereka. Di sini, crowdfunding juga bisa berfungsi untuk memvalidasi ide. Ketika pelaku usaha melakukan crowdfunding, secara tidak langsung, mereka tengah mengetes pasar: apakah memang ada orang-orang yang berminat dengan produk yang mereka tawarkan. Jika kampanye crowdfunding sukses, hal itu menjadi bukti bahwa produk yang hendak dibuat memiliki pasar.

Keuntungan lain dari mendapatkan crowdfunding adalah pelaku usaha tidak akan kehilangan sahamnya. Biasanya, ketika venture capital hendak menyuntikkan dana, mereka akan meminta porsi saham perusahaan. Tidak jarang, venture capital juga menempatkan seseorang untuk mengisi jabatan tertentu dalam perusahaan penerima investasi. Dengan begitu, venture capital akan memiliki kuasa akan operasi dan arah perusahaan. Namun, tidak begitu dengan crowdfunding.

Fnatic mengumpulkan dana melalui crowdfunding.

Biasanya, orang-orang yang mendukung pelaku usaha melalui crowdfunding akan mendapatkan produk yang hendak dijual. Misalnya, Anda mendukung perusahaan yang membuat smartwatch, maka Anda akan mendapatkan smartwatch itu. Dalam kasus Fnatic, orang-orang yang ikut serta dalam kampanye crowdfunding mereka memang mendapatkan saham, tapi tidak cukup besar untuk mengontrol organisasi esports tersebut.

Tentu saja, melakukan crowdfunding punya risiko sendiri. Salah satunya adalah tidak ada jaminan kampanye crowdfunding akan berhasil. Menurut Fundbox, hanya sepertiga dari proyek crowdfunding yang berhasil mendapatkan dana sesuai target. Dan jika kampanye crowdfunding Anda gagal, Anda mungkin harus siap menghadapi badai pemberitaan buruk dari media.

Risiko lain dari crowdfunding adalah terbuka kemungkinan ide Anda akan dicuri. Untuk meminimalisir risiko ini, Anda bisa melindungi ide Anda dengan mematenkan, mendapatkan hak cipta, atau trademark dari produk Anda.

Siapa yang Pernah Menggunakan Crowdfunding?

Fnatic adalah salah satu pelaku industri esports yang pernah mengumpulkan dana melalui crowdfunding. Mereka memulai pengumpulan dana itu pada 19 November 2020. Fnatic berencana untuk mendapatkan GBP1 juta dari crowdfunding itu. Saat kampanye crowdfunding itu berakhir pada 7 Desember 2020, Fnatic mendapatkan GBP2 juta dari lebih dari 4 ribu orang.

Dalam situs resmi Fnatic, pendiri dan CEO Fnatic, Sam Mathews mengungkap, mereka memang punya rencana untuk mengadakan crowdfunding sejak beberapa waktu lalu. Tujuannya adalah memberikan kesempatan pada komunitas dan fans untuk ikut "memiliki" Fnatic. Lebih lanjut dia berkata, "Crowdfunding adalah cara yang populer untuk mendapatkan investasi. Metode ini juga memungkinkan kami untuk menjadikan fans kami sebagai investor."

Selain sebagai investasi, crowdfunding juga bisa digunakan untuk mengumpulkan hadiah untuk turnamen esports, seperti yang dilakukan oleh Valve di The International. Valve bukan satu-satunya publisher yang melakukan ini. Pada 2015, Hi-Rez mengadakan kampanye crowdfunding untuk mengumpulkan hadiah dari turnamen SMITE World Championship. Mereka berhasil mendapatkan US$2 juta, menjadikan turnamen tingkat dunia itu sebagai kompetisi esports dengan hadiah terbesar ketiga pada masanya.

Total hadiah The International tembus US$40 juta berkat Battle Pass. | Sumber: Dexerto

Untuk membuat kampanye crowdfunding, ada beberapa platform yang biasa digunakan oleh developer game atau pelaku esports, seperti Kickstarter dan Indiegogo. Sementara platform crowdfunding yang digunakan oleh Fnatic adalah Crowdcube. Matcherino, platform untuk menyelenggarakan turnamen esports, juga menawarkan opsi donasi untuk mengumpulkan prize pool. Dengan ini, Matcherino berharap untuk memudahkan komunitas mengadakan turnamen esports amatir.

Kepada Esports Insider, CEO Matcherino, Grant Farwell mengungkap, crowdfunding sangat penting untuk turnamen esports. "Para fans ingin memberikan ikut membantu dengan donasi. Dan jika Anda tidak menyediakan mekanisme untuk mendukung hal itu, maka Anda telah gagal memuaskan fans."

Sumber: FundableFundbox