2 March 2018

by Yoga Wisesa

Console Handheld RetroStone Mampu Menjalankan Game Beda Platform dan Siap Dukung Multiplayer

Dengan menyambungkan monitor, keyboard dan mouse, RetroStone juga bisa dijadikan PC.

Alasan mengapa keberadaan console handheld tergerus oleh smartphone adalah, perannya sebagai pengisi waktu luang melalui permainan-permainan santai tergantikan oleh game-game di perangkat mobile. Untuk bisa tetap bersaing, para produsen harus membekali produk mereka dengan fitur-fitur unik, serta konten yang bisa menarik perhatian konsumen di segmen tertentu.

Saat ini ada banyak penawaran hardware yang dispesialisasikan buat menjalankan game-gameretro, baik dalam wujud home console maupun sistem handheld. Namun RetroStone kreasi inventor Pierre-Louis Boyer ini merupakan perangkat istimewa. RetroStone dirancang sebagai console portable open source, mampu melakukan banyak hal yang tidak sanggup dikerjakan produk sejenis.

RetroStone disiapkan agar bisa mengoperasikan game retro di platform berbeda: Gameboy, Gameboy Color, Gameboy Advance, Super Nintendo, Mega Drive/Genesis, Atari, MaMe dan lain-lain. ROM bisa diinstal cukup dengan memindahkannya via thumb drive USB. Dan berkat dukungan di sisi konektivitasnya, kita bahkan bisa menikmati permainan di mode multiplayer hingga lima pemain.

Console handheld ini memiliki wujud balok, dengan ukuran yang tidak terlalu besar atau kecil sehingga nyaman ketika di tangan. Dimensinya adalah 130x90x25-milimeter. Untuk menyajikan konten, RetroStone mengusung layar LCD berwarna seluas 3,5-inci. Lalu sebagai input kendali, Boyer dan tim 8BCraft memanfaatkan susunan tombol ala controller Super Nintendo Entertainment System (termasuk pada desain dan warna).

Selain itu, terdapat empat tombol R1/L1 R2/L2 di sisi punggungnya. Di unit prototype, mereka diposisikan seperti action button. Tapi atas permintaan calon konsumennya, Boyer akan mengubah penempatannya lagi agar lebih ergonomis.

RetroStone dibekali tidak kurang dari empat port USB 2.0, memungkinkan kita menyambungkan empat controller di sana. Selain itu ada sebuah port HDMI, slot microSD, dan tiga buah tombol kecil untuk pengaturan LCD.

Perangkat diotaki oleh prosesor quad-core H3 1,2GHz, dibekali RAM sebesar 1GB, penyimpanan internal 8GB atau 16GB, serta ditenagai unit baterai 3.000mAh. Berbicara soal performa hardware, Boyer bilang bahwa prosesor H3 jauh lebih bertenaga dibanding Raspberry Pi 3. Dan uniknya lagi, RetroStone juga bisa disambungkan ke monitor, keyboard dan mouse, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai PC.

RetroStone dapat dipesan sekarang di situs Kickstarter. Produk dijajakan seharga mulai dari € 130 (sekitar US$ 160), dan akan mulai dikapalkan pada bulan Juni 2018.

Buat saya, bagian terbaik dari RetroStone ialah keleluasaan penggunaannya. Selain siap mendukung platform game retro berbeda, dengannya, kita bisa menikmati game bersama-sama dalam perjalanan atau dijadikan console retro di ruang keluarga.